Jakarta, Berita Kita – Perum Bulog mencatatkan pencapaian historis dengan keberhasilan menghimpun cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 3,6 juta ton per awal Mei 2025. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak lembaga tersebut berdiri pada tahun 1969, sekaligus mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional tanpa perlu bergantung pada impor.
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, menjelaskan bahwa keberhasilan ini diraih setelah pihaknya menyerap lebih dari 2 juta ton setara beras hasil produksi petani lokal dalam kurun waktu Januari hingga awal Mei 2025.
“Sesuai dengan penugasan pemerintah, kami membeli gabah kering panen dari petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Melalui Tim Jemput Gabah Perum Bulog, bekerja sama dengan penyuluh pertanian dan Babinsa di lapangan, kami pastikan Bulog terus melakukan penyerapan sampai seluruh gudang penuh,” ujar Prihasto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (8/5).
Penyerapan gabah dilakukan secara intensif selama masa panen raya di berbagai wilayah sentra produksi padi di Indonesia. Bulog menggandeng berbagai pihak, mulai dari kelompok tani, gabungan kelompok tani, hingga usaha penggilingan padi berskala kecil maupun besar untuk memaksimalkan pengumpulan hasil panen. Strategi ini bertujuan menjaga harga gabah tetap stabil di tingkat petani dan menghindari praktik tengkulak.
Bulog bekerja sama dengan penyuluh pertanian serta personel Babinsa di lapangan untuk memastikan tidak ada hasil panen petani yang terbuang percuma. Kolaborasi ini memperkuat sistem distribusi logistik pertanian serta mempercepat proses pengumpulan gabah kering panen dari petani ke gudang Bulog.
Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, stok beras nasional saat ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah sejak Bulog berdiri. Ia menegaskan bahwa seluruh stok tersebut berasal dari produksi dalam negeri, tanpa ada campur tangan impor per awal Mei 2025.
“Stok beras tertinggi selama 57 tahun, seumur dengan saya. Ini kita bisa lihat sejak berdiri Bulog 1969 menurut informasi saya terima. Tapi yang terpenting datanya sejak 1969 sampai hari ini 2025 itu tertinggi dalam sejarah (stok beras nasional) 3,5 juta ton,” ujar Mentan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (5/5).
Data Kementerian Pertanian mencatat, pada periode yang sama tahun lalu (Mei 2024), stok beras nasional hanya mencapai sekitar 1.467.626 ton. Artinya, terdapat lonjakan lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu satu tahun.
Dengan lonjakan cadangan beras tersebut, pemerintah optimistis dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan beras di tengah meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang kini mencapai 280 juta jiwa. Bahkan, stok beras tahun ini melampaui capaian masa swasembada pangan pada tahun 1984, ketika populasi Indonesia masih berkisar 100 juta jiwa dan stok beras hanya 2,4 juta ton.
Capaian ini menjadi sinyal positif bagi program ketahanan pangan nasional sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung kesejahteraan petani dan kemandirian pangan. ***
(Redaksi)
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis