Yogyakarta, Berita Kita – Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Daerah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan pentingnya peran aktif Indonesia dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Pernyataan ini disampaikannya dalam forum akademik yang digelar oleh The Yudhoyono Institute (TYI) bertajuk “Sustainable Growth with Equity” di Yogyakarta, pada Senin (tanggal acara).
Dalam kesempatan tersebut, AHY menyampaikan bahwa Indonesia harus menjadi pelopor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga menjaga keadilan sosial dan kelestarian lingkungan.
“Kita ingin Indonesia menjadi salah satu yang terdepan untuk bisa mewujudkan pertumbuhan, termasuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan tetapi juga berkeadilan,” ujarnya.
AHY mengingatkan bahwa dunia kini menghadapi tantangan besar berupa krisis iklim dan pemanasan global. Ia menekankan bahwa pembangunan tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan aspek lingkungan hidup, mengingat dampak destruktif dari perubahan iklim semakin nyata dan mengancam.
Ia menjelaskan bahwa bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan iklim telah menyebabkan kerugian besar baik dari sisi ekonomi maupun kemanusiaan.
“Dampaknya, sekali lagi, sangat serius. Bisa mengakibatkan berbagai bencana alam berskala besar, korban jiwa, korban ekonomi, dan korban material,” tegasnya.
Karena itu, menurut AHY, kerja sama lintas negara dan sektor menjadi kebutuhan mendesak dalam merespons isu-isu global tersebut. Kolaborasi internasional dinilai penting untuk menemukan solusi atas tantangan perubahan iklim yang semakin kompleks.
“Tidak ada negara sebesar apapun bisa berdiri dan bekerja sendirian. Kita harus membangun kerja sama strategis dan tentunya membutuhkan terobosan-terobosan, baik secara teknologi maupun dukungan kapital,” tambahnya.
Sebagai pejabat yang menangani infrastruktur dan pembangunan daerah, AHY menyatakan bahwa prinsip keberlanjutan telah diterapkan dalam berbagai program pembangunan nasional. Ini mencakup pengelolaan tata ruang, pengembangan infrastruktur, penyediaan perumahan rakyat, hingga penguatan rantai pasok kendaraan listrik dan baterai.
“Sustainabilitas bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga menyangkut martabat manusia, pengurangan kemiskinan, dan keamanan jangka panjang untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Forum akademik ini merupakan hasil kerja sama antara TYI dan Stanford University, Amerika Serikat. Acara tersebut dihadiri oleh akademisi, perwakilan diplomatik dari sejumlah negara, menteri, anggota legislatif, serta praktisi kebijakan dari berbagai sektor. Melalui forum ini, TYI ingin memperkuat peran diskusi ilmiah dalam memengaruhi proses pengambilan kebijakan publik.
“Forum ini tidak semata sebagai diskusi internal, tetapi juga untuk melahirkan rekomendasi kebijakan yang bisa dibaca dan dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, baik dari kalangan pemerintahan, parlemen, maupun masyarakat sipil,” ujar AHY. ***
(Redaksi)
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis