Humbang Hasundutan, Sumatera Utara – Berita Kita – Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan pemerataan akses layanan kesehatan hingga ke pelosok negeri. Hal ini disampaikannya saat meninjau pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Sigompul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, pada Jumat (17/5), didampingi oleh Gubernur Sumut, Bobby Nasution.
Dalam kunjungan tersebut, Gibran menyampaikan bahwa program CKG merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata dan inklusif, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah mewujudkan pemerataan akses layanan dasar, khususnya di bidang kesehatan,” ujar Gibran.
Ia menekankan bahwa pemerataan layanan kesehatan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah perkotaan maupun pelosok desa, guna membangun sumber daya manusia yang sehat dan produktif.
Gibran juga menggarisbawahi pentingnya meningkatkan sosialisasi program agar lebih banyak warga yang memahami manfaat dan cara mengakses layanan tersebut.
“Deteksi dini menjadi kunci dalam mencegah penyakit agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius,” tambahnya.
Menurutnya, dengan deteksi dini yang terintegrasi dalam program CKG, beban pengobatan di masa depan bisa dikurangi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Lebih lanjut, Wapres berharap cakupan program ini dapat diperluas hingga mencakup wilayah-wilayah yang selama ini sulit dijangkau oleh layanan kesehatan primer.
“Pemerataan layanan kesehatan bukan lagi sekadar wacana, tetapi hadir nyata di tengah masyarakat. Membangun sistem kesehatan primer yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan di seluruh penjuru negeri,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sigompul, Yuhelen Sidabutar, melaporkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap program CKG masih rendah. Sejak diluncurkan secara nasional pada 10 Februari 2025, baru tercatat sebanyak 62 orang yang memanfaatkan layanan tersebut, atau rata-rata hanya dua hingga tiga pasien per hari.
“Sejumlah kendala seperti keterbatasan tenaga medis dan infrastruktur, termasuk jaringan internet yang belum stabil, masih menjadi tantangan di lapangan,” ujar Yuhelen.
Meski menghadapi sejumlah hambatan, pemerintah daerah bersama jajaran Puskesmas berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan memperluas jangkauan program agar lebih banyak masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Pemerintah pusat pun terus mendorong kolaborasi lintas sektor guna memastikan keberlanjutan program kesehatan dasar di seluruh wilayah Indonesia. ***
(Redaksi)
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis