- Jakarta, Berita Kita – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan penguatan signifikan pada Kamis (22/5), tercatat menguat hingga menyentuh level Rp16.332 per dolar AS.
Penguatan ini merupakan kelanjutan dari tren positif yang dicatat Bank Indonesia (BI) sejak awal Mei 2025. Berdasarkan data per 20 Mei 2025, rupiah menguat sebesar 1,13 persen secara point to point (ptp) dibandingkan dengan posisi akhir April 2025. Sehari setelahnya, yakni pada 21 Mei 2025, kurs rupiah tercatat berada di level Rp16.396 per dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan bahwa penguatan nilai tukar rupiah tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari kombinasi respons kebijakan moneter dan prospek fundamental ekonomi nasional yang tetap terjaga.
“Secara keseluruhan, pergerakan rupiah berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian,” ujar Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (21/5).
Menurut Perry, dibandingkan dengan sejumlah mata uang negara berkembang dan negara maju lainnya (di luar dolar AS), kinerja rupiah terbilang lebih baik sepanjang bulan ini. Ke depan, ia memperkirakan stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga, terutama karena didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang solid, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset domestik yang kompetitif di mata investor global.
Bank Indonesia juga menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Strategi tersebut mencakup intervensi terukur di pasar off-shore Non-Deliverable Forward (NDF), serta strategi triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan pembelian serta penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
“Seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah,” imbuh Perry.
Langkah-langkah tersebut menjadi bagian dari strategi berkelanjutan Bank Indonesia dalam menjaga kepercayaan pasar dan mendukung stabilitas makroekonomi nasional. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis