KPK Usulkan RUU KUHAP Wajibkan Penyelidik dan Penyidik Bergelar Sarjana Hukum

- Redaksi

Sabtu, 31 Mei 2025 - 10:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Berita Kita – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong adanya pembaruan dalam sistem peradilan pidana melalui pengaturan lebih tegas dalam Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP). Salah satu usulan penting yang disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Johanis Tanak adalah kewajiban bagi penyelidik dan penyidik untuk memiliki latar belakang pendidikan minimal strata satu (S-1) di bidang ilmu hukum.

 

“Penyelidik dan penyidik harus berpendidikan serendah-rendahnya strata satu atau S-1 ilmu hukum sehingga seluruh aparat penegak hukum berlatar belakang pendidikan S-1 ilmu hukum,” ujar Tanak saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (30/5).

 

Menurut Tanak, kebutuhan akan syarat pendidikan hukum tersebut menjadi penting karena saat ini penyelidik dan penyidik tidak diwajibkan memiliki gelar sarjana hukum, berbeda dengan profesi advokat, jaksa, dan hakim yang telah mengharuskan syarat tersebut.

Baca Juga :  Gerindra Dorong Percepatan Pembahasan RUU Politik pada 2025

 

Usulan lainnya dari KPK adalah penghapusan fungsi penyidik pembantu dalam RUU KUHAP karena dinilai sudah tidak relevan dengan kebutuhan penegakan hukum saat ini. Di samping itu, KPK juga menekankan pentingnya pengaturan yang tegas mengenai tenggang waktu penyidikan dan pemeriksaan di pengadilan, sebagai bentuk kepastian hukum bagi masyarakat pencari keadilan.

 

“Tenggang waktu penyidikan juga harus diatur dengan jelas dan tegas supaya ada kepastian hukum. Begitu juga halnya tenggang waktu proses pemeriksaan persidangan harus diatur dengan jelas dan tegas agar ada kepastian hukum bagi pencari keadilan,” katanya.

 

Tidak hanya pada tahap penyidikan dan persidangan, Tanak juga menyoroti pentingnya kejelasan batas waktu dalam proses penuntutan. Ia menilai, seluruh tahapan penanganan perkara perlu dirancang agar lebih transparan dan terukur.

 

Selain itu, KPK juga menyarankan agar perlindungan terhadap pelapor turut dimuat secara eksplisit dalam rancangan undang-undang tersebut. Perlindungan ini dianggap krusial untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pelaporan tindak pidana tanpa rasa takut.

Baca Juga :  CFD Bekasi Ditiadakan Sementara karena Upacara Hari Lahir Pancasila

 

Johanis Tanak menekankan bahwa seluruh usulan tersebut muncul karena ketentuan dalam KUHAP yang berlaku saat ini masih merupakan warisan regulasi dari masa orde lama dan sudah tidak lagi memadai mengikuti perkembangan zaman.

 

“Sekarang ini pada era reformasi, perkembangan dari berbagai aspek kehidupan semakin meningkat. Seiring dengan hal tersebut, sudah saatnya kita mengubah UU KUHAP untuk mengikuti perkembangan zaman saat ini dan ke depan,” jelasnya.

 

Pembahasan RUU KUHAP saat ini masih berlangsung di Komisi III DPR RI. Pemerintah dan lembaga penegak hukum terus mendorong adanya pembaruan agar sistem hukum nasional semakin responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan tantangan zaman. ***

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Rizki

Sumber Berita: Rilis

Berita Terkait

Visi Jangka Panjang Presiden Prabowo: Kolaborasi TNI-Kejaksaan untuk Pulihkan Ribuan Hektare Lahan Sawit Ilegal
Sapi Kurban Presiden dan Wakil Presiden Disembelih di Istiqlal, Dagingnya Akan Dibagikan untuk 2.000 Anak Yatim
Ketua DPD RI Imbau Hindari Aktivitas Tambang Dekat Kawasan Wisata demi Jaga Ekosistem
Polri Ambil Peran Strategis Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional
Prabowo Rayakan Kemenangan Timnas Bersama Pemain dan Pelatih, Gerindra Jajaki Koalisi dengan PDIP
Fadli Zon Dorong Penulisan Sejarah dengan Nada Positif Demi Persatuan Bangsa
Tujuh Bulan Pemerintahan Prabowo–Gibran Raih Stabilitas Politik Tinggi di Mata Publik
Said Abdullah Tegaskan Pentingnya Persatuan Bangsa di Tengah Usulan Pemakzulan Wapres Gibran
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 17:30 WIB

Sapi Kurban Presiden dan Wakil Presiden Disembelih di Istiqlal, Dagingnya Akan Dibagikan untuk 2.000 Anak Yatim

Sabtu, 7 Juni 2025 - 16:05 WIB

Ketua DPD RI Imbau Hindari Aktivitas Tambang Dekat Kawasan Wisata demi Jaga Ekosistem

Sabtu, 7 Juni 2025 - 10:41 WIB

Polri Ambil Peran Strategis Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional

Sabtu, 7 Juni 2025 - 08:53 WIB

Prabowo Rayakan Kemenangan Timnas Bersama Pemain dan Pelatih, Gerindra Jajaki Koalisi dengan PDIP

Sabtu, 7 Juni 2025 - 07:51 WIB

Fadli Zon Dorong Penulisan Sejarah dengan Nada Positif Demi Persatuan Bangsa

Berita Terbaru

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes