Jakarta, Berita Kita — Tiga pelajar SMA menjalani perubahan besar setelah mengikuti pendidikan di Depo Pendidikan (DODIK) Lembang, sebuah program binaan yang didorong oleh tokoh Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Mereka sebelumnya dikenal memiliki berbagai perilaku menyimpang seperti bolos sekolah, kecanduan game online, hingga terlibat judi online.
Program ini berlangsung di Lembang sebagai bagian dari pendekatan pendidikan nonformal yang mengedepankan disiplin ala militer. Para peserta tinggal di barak selama beberapa minggu, melepas ketergantungan terhadap gawai, dan menjalani rutinitas fisik yang ketat.
Dimas, siswa kelas 2 SMA Pancasiko, mengaku dulunya sering bolos sekolah karena terlalu lama bermain game online. Namun kini ia mengaku sudah jauh lebih disiplin. “Sekarang ini seperlunya aja. Keperluan HP apa sekarang? Bisa untuk ngubungi orang tua,” ujar Dimas saat ditanya soal penggunaan ponsel.
Pelatihan di DODIK tidak hanya menekankan pada disiplin dan kebugaran fisik, namun juga pembinaan karakter. Dimas kini bercita-cita menjadi tentara. Ia mulai menjaga pola makan, memperbaiki jam tidur, dan rutin berolahraga. “Makannya yang cukup. Telur sehari tiga,” ujar Dedi Mulyadi yang memberikan arahan langsung.
Sementara itu, Indra, siswa kelas 10 SMA dari kawasan Cikopak, sebelumnya juga menghadapi masalah serupa. Ia sempat terjerumus dalam judi online hingga tertipu. “Saya pasang mah Rp20.000 menang Rp3 juta. Tapi uangnya Rp3 juta juga enggak bisa ditarik,” kenangnya. Kini Indra memilih untuk fokus sekolah dan bercita-cita meniti karier di militer.
Seorang siswa lainnya, yang sempat dikenal sebagai pengamen cilik dan tinggal berpindah-pindah, kini juga menunjukkan perubahan signifikan. Ia mulai rajin sekolah dan berhenti merokok. Ibunya mengungkapkan rasa syukur atas perubahan tersebut. “Sekarang mah salat subuh, dibangunin gampang. Dulu mah susah banget disuruh salat,” ujar sang ibu.
Para orang tua menyampaikan rasa terima kasih atas program pendidikan di DODIK yang mampu membentuk kembali sikap anak-anak mereka. Mereka menilai program ini lebih efektif dibandingkan pendekatan sekolah atau keluarga semata. “Anak-anak ibu sudah begini, gurunya enggak sanggup, orang tuanya enggak sanggup, tentara yang bisa ngeberesin,” ujar salah satu orang tua peserta.
Program pendidikan ini menunjukkan bahwa pendekatan kedisiplinan militer dapat memberikan dampak positif bagi remaja dengan latar belakang perilaku bermasalah. Pelatihan lanjutan dua minggu sekali direncanakan untuk memastikan mereka tidak kembali ke kebiasaan lama dan tetap berada dalam jalur perubahan positif. ***
Penulis : Rizki
Sumber Berita: https://youtu.be/2qwrwkURFMw?si=hrRYvgnZPm1kDAGN