Jakarta, Berita Kita – Bawang bombai, salah satu bumbu dapur yang kerap digunakan dalam masakan sehari-hari, ternyata menyimpan beragam manfaat kesehatan jika dikonsumsi dengan cara yang tepat. Hal ini diungkapkan oleh dr. Samuel Oetoro, Sp.GK, seorang spesialis gizi klinik dalam program Ayo Hidup Sehat.
Menurut dr. Samuel, terdapat dua jenis bawang bombai yang umum ditemui, yakni bawang bombai merah dan putih. Keduanya mengandung zat warna yang berbeda dan berperan sebagai antioksidan.
“Zat warnanya berbeda, yang merah mengandung antioksidan berbeda dengan yang kuning. Fungsinya sama-sama menangkal radikal bebas, tapi cara kerjanya tidak sama,” ungkap dr. Samuel.
Kandungan antioksidan seperti quercetin dan alisin dalam bawang bombai dipercaya mampu menangkal radikal bebas yang menjadi salah satu pemicu kanker. Namun, ia menegaskan bahwa efek perlindungan ini hanya akan optimal jika dikonsumsi secara rutin.
“Quercetin dan alisin itu antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas, yang sekarang ini dipercaya sebagai salah satu penyebab kanker. Tapi tentu faktor lain juga harus dijaga karena kanker itu multifaktorial,” jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Samuel menegaskan bahwa mengonsumsi bawang bombai juga dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan efek diuretik dan kemampuan menjaga elastisitas pembuluh darah.
“Bawang bombai bisa menurunkan tekanan darah karena punya efek diuretik dan menjaga elastisitas pembuluh darah melalui kandungan quercetin,” katanya.
Namun, meski kaya manfaat, bawang bombai juga memiliki efek samping. Kandungan sulfur di dalamnya dapat menimbulkan bau badan, bau mulut, hingga bau keringat jika dikonsumsi berlebihan. Untuk mengurangi efek tersebut, disarankan banyak minum air putih serta konsumsi buah-buahan seperti jeruk lemon yang bersifat menyegarkan.
“Bau itu karena kandungan sulfur. Supaya baunya berkurang, minum air putih yang banyak atau konsumsi buah-buahan yang aromatik seperti lemon,” sarannya.
Selain itu, bawang bombai juga memiliki manfaat lain seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu pertumbuhan rambut, dan mencegah bronkitis.
“Sulfur dalam bawang bombai memperkuat akar rambut dan membantu penyerapan keratin. Selain itu, dia juga punya efek anti-inflamasi, jadi bisa mencegah bronkitis dan mengatasi pembengkakan di mulut atau tenggorokan,” jelas dr. Samuel.
Ia menambahkan, bawang bombai juga bisa memberi efek positif pada suasana hati karena mampu mengendalikan kadar homosistein dalam tubuh yang berpengaruh terhadap pelepasan hormon serotonin dan dopamin.
“Kalau homosistein dikendalikan, maka serotonin dan dopamin bisa dilepaskan dengan baik. Itu yang membuat kita merasa nyaman, senang, bahkan tidur pun lebih nyenyak,” katanya.
Dalam hal cara konsumsi, dr. Samuel menyarankan agar bawang bombai dimakan dalam keadaan mentah agar kandungan antioksidannya tidak rusak oleh panas.
“Yang terbaik adalah dimakan mentah, dalam kondisi segar dan tidak dicampur dengan tepung, digoreng, atau diberi keju. Kalau diolah seperti itu, zat aktifnya banyak yang hilang,” tegasnya.
Namun ia mengingatkan agar tidak mengonsumsi dalam jumlah berlebihan karena bisa menyebabkan kembung dan diare akibat produksi gas di lambung.
“Kalau sehari makan sampai empat buah bisa kembung, satu saja sudah cukup besar,” ujarnya.
Sebagai penutup, dr. Samuel mengingatkan bahwa efek positif bawang bombai hanya akan dirasakan jika dikonsumsi secara rutin sebagai bagian dari pola makan sehat.
“Ini termasuk pangan fungsional. Jadi, bahan makanan yang memberi efek baik untuk kesehatan. Tapi harus rutin, bukan sesekali,” tutupnya.
Program Ayo Hidup Sehat pun ditutup dengan ajakan kepada masyarakat untuk mulai mempertimbangkan manfaat bawang bombai sebagai bagian dari gaya hidup sehat sehari-hari. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: https://youtu.be/kJjxU6eTFrI?si=vk7FFOQGTv3EXPX-