Jakarta, Berita Kita — Inovasi terbaru dari Bintang Racing Team (BRT) berhasil menggebrak dunia otomotif tanah air. Mereka memperkenalkan metode konversi motor bensin ke motor listrik yang hanya memakan waktu kurang dari dua jam.
Konversi ini menjadi terobosan karena bersifat plug and play, sehingga tidak memerlukan banyak perubahan pada struktur motor. Mohammad Nurul dari tim Motorplus menyampaikan pengalamannya ketika mengunjungi markas BRT dan menyaksikan langsung proses konversi tersebut.
“BRT mampu mengubah motor bensin menjadi motor listrik hanya dalam dua jam karena tidak seluruh komponen diganti,” ujar Nurul.
Menurutnya, kecepatan konversi ini salah satunya disebabkan oleh pemanfaatan krengkes atau CVT bawaan motor. BRT hanya melepas mesin asli dan menggantinya dengan motor listrik, lalu memasang bracket khusus agar motor baru dapat terpasang dengan presisi.
“Bracket yang mereka buat disesuaikan dengan tipe mesin, seperti untuk Honda Beat, jadi pemasangan tinggal pasang tanpa perlu ubahan,” jelas Nurul.
BRT juga memodifikasi as dari dinamo agar sesuai dengan ukuran as bawaan mesin motor. Penyesuaian ini memungkinkan motor listrik tetap bisa mencengkeram puli CVT dan mempertahankan fungsi transmisi standar.
“CVT tetap dipakai, tapi diatur supaya tidak bergerak seperti motor matic biasa. Mereka pakai bushing agar variator terkunci, jadi tidak naik turun,” paparnya.
Proses ini tidak hanya mempercepat pengerjaan, tetapi juga mempertahankan kenyamanan berkendara. Bagian belakang CVT juga dimodifikasi dengan sistem bushing pengganti kampas ganda dan mangkok, sehingga tenaga motor langsung tersalur ke roda belakang tanpa jeda.
Tak hanya mekanikal, sistem kelistrikan pun dirancang efisien. BRT tetap menggunakan kabel bodi bawaan motor dan menciptakan soket-soket khusus untuk menghubungkan komponen listrik baru.
“Lampu, speedometer, indikator baterai, semuanya bisa berfungsi normal. Bahkan indikator bensin berubah fungsi untuk membaca daya baterai,” terang Nurul.
Salah satu fitur unik lainnya adalah penggunaan throttle gas bawaan motor. Untuk membacanya, BRT menanamkan sensor TPS khusus yang mampu mentranslasikan putaran grip gas ke sistem motor listrik.
“Ini membuat feeling gasnya tetap terasa seperti motor bensin, jadi lebih mudah beradaptasi,” tambahnya.
BRT berencana menawarkan paket konversi lengkap maupun penjualan part secara terpisah agar pengguna dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. Bahkan menurut Nurul, siapa saja bisa melakukan konversi ini karena semua part dirancang untuk langsung dipasang.
“Semua mekanik tinggal pasang saja, tidak perlu lagi penyesuaian tambahan. Makanya bisa cepat selesai, kurang dari dua jam,” katanya mengakhiri.
Dengan hadirnya teknologi ini, BRT membuka peluang besar bagi bengkel-bengkel lokal dan pecinta otomotif yang ingin beralih ke kendaraan listrik tanpa mengorbankan kenyamanan berkendara motor konvensional. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: https://youtu.be/qw08Dyzw93U?si=lHreT8IZvyWd7rtf