Jakarta, Berita Kita – Kontroversi Fans DC: Ajakan Boikot Film Superman 2025 Mencuat di Dunia Maya. Komunitas penggemar film DC dihebohkan oleh ajakan boikot terhadap film Superman yang akan dirilis pada 11 Juli 2025. Seruan ini berasal dari sebagian kecil pendukung fanatik Zack Snyder yang kecewa atas perubahan arah semesta film DC di bawah kepemimpinan James Gunn dan Peter Safran.
Sebuah unggahan di Reddit memantik gelombang reaksi dari komunitas SnyderVerse. Dalam unggahan tersebut, kelompok pendukung karya Zack Snyder seperti Man of Steel, Batman v Superman, hingga Zack Snyder’s Justice League menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan DC Studios yang menggantikan visi gelap dan filosofis Snyder dengan pendekatan yang lebih ringan dan dekat dengan komik.
Mereka menganggap reboot semesta DC adalah bentuk pengkhianatan terhadap visi orisinal Snyder. Sebagai bentuk perlawanan, para penggemar ini mengorganisir ajakan sabotase terhadap film Superman terbaru melalui tiga strategi utama.
“Pertama, mereka menyebarkan spoiler di internet agar penonton kehilangan minat. Kedua, memberi rating buruk secara massal di situs ulasan film. Ketiga, melakukan reservasi tiket tanpa pembayaran untuk menciptakan ilusi kursi penuh dan menghambat penjualan resmi,” tertulis dalam narasi unggahan tersebut.
Ajakan itu dibarengi dengan tagar seperti #RestoreTheSnyderVerse dan #IfWeCantHaveOurSupermanNoOneCan yang mengindikasikan perlawanan ekstrem terhadap proyek-proyek baru DC. Strategi tersebut mendapat kecaman luas karena dinilai tidak etis dan melanggar aturan berbagai platform.
Menanggapi isu tersebut, James Gunn memberikan respons santai dan penuh sindiran. Ia menganggap aksi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap filmnya.
“Saya tidak merasa terancam oleh aksi itu. Mereka hanya segelintir orang, dan saya yakin sebagian besar penonton tetap akan menilai film berdasarkan kualitasnya,” ujar Gunn dalam pernyataannya.
James Gunn juga menegaskan bahwa dirinya bukanlah penyebab berakhirnya SnyderVerse. Menurutnya, semesta film tersebut sudah mengalami penurunan performa jauh sebelum dirinya menjabat sebagai CEO DC Studios.
“Keputusan reboot merupakan tanggapan terhadap kegagalan kreatif dan komersial DCEU sebelumnya. Saya menghormati Zack Snyder, bahkan sempat berkonsultasi dengannya soal kostum Superman,” jelas Gunn.
Perjalanan SnyderVerse sendiri dimulai sejak Man of Steel (2013), lalu berlanjut ke Batman v Superman dan Justice League. Namun, karena tragedi pribadi, Snyder harus mundur dari proyek Justice League, yang kemudian diselesaikan oleh sutradara lain dan mendapat kritik keras.
Versi asli Snyder baru dirilis pada 2021 sebagai Zack Snyder’s Justice League, namun reputasi DCEU sudah terlanjur menurun. Studio pun memilih untuk membangun ulang DC Universe dari awal.
Film Superman 2025 akan menjadi tonggak awal dari DCU versi baru yang lebih cerah, emosional, dan setia pada akar komiknya. Proyek ini juga diprediksi sukses secara finansial dengan estimasi pendapatan pembukaan sebesar 154 hingga 184 juta dolar.
Sementara itu, komunitas penggemar diimbau untuk tetap berpikiran terbuka terhadap proyek baru. Banyak fans Snyder yang tetap mendukung arah baru DCU sambil terus menghargai kontribusi penting Snyder di masa lalu.
Seorang kreator konten DC Indonesia, Jimmy Brandstorming, mengajak penggemar untuk bijak dalam menyikapi konflik ini.
“Enggak harus pilih salah satu. Kita bisa tetap suka dengan SnyderVerse sambil juga memberi kesempatan kepada Superman 2025. Mari jadi fans yang membangun, bukan yang merusak,” ujarnya.
Konflik antara dua kubu penggemar ini menjadi gambaran dinamika fandom dalam industri hiburan modern. Namun pada akhirnya, kualitas karya dan kedewasaan penontonlah yang akan menentukan masa depan DC Universe. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: https://youtu.be/jibxuIGRqZk?si=FV2lGmly7v3tp2f_