“Inovasi Pertanian Terpadu: Kembangkan Sistem Simbiosis Pertanian, Peternakan, dan Perikanan di Desa Mampir”

- Redaksi

Rabu, 2 Juli 2025 - 12:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cileungsi Kab. Bogor, BeritaKita — Upaya pengembangan pertanian terpadu terus digencarkan di berbagai daerah. Salah satunya dilakukan oleh Ardillah, operator pertanian di PT Fajar Family Farm (F3) yang mengelola konsep pertanian berbasis simbiosis mutualisme antara tanaman, ternak, dan perikanan di Desa Mampir, Kecamatan Cileungsi.

Ardillah menjelaskan bahwa sistem pertanian terpadu yang dikelolanya menggabungkan berbagai unsur dalam satu ekosistem yang saling menguntungkan. Ia menuturkan bahwa konsep ini terdiri dari tiga pilar utama: pertanian tanaman hortikultura, peternakan unggas, serta perikanan budidaya belut.

“Kami sedang mengembangkan potensi jahe merah dan cabai rawit. Di bawahnya, kami kombinasikan dengan peternakan belut untuk menciptakan ekosistem yang saling mendukung,” ujar Ardillah saat ditemui di lokasi.

Sistem yang digunakan mengedepankan prinsip pemanfaatan ulang bahan organik. Cacing tanah dibudidayakan di bawah kandang ayam dan digunakan sebagai pakan belut, sementara sisa tanah hasil budidaya cacing dimanfaatkan kembali untuk media tanam hortikultura seperti cabai, tomat, dan bawang.

“Cacing tanah kami panen setiap 40 hari. Setelah itu, cacing digunakan sebagai pakan belut, sedangkan tanah bekasnya kami gunakan lagi untuk tanaman. Tidak ada yang terbuang,” jelasnya.

Baca Juga :  Polres Serang Raih Juara Nasional Ketahanan Pangan, Produksi Jagung Capai 845 Ton

Menurut Ardillah, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kolam belut yang telah diisi sekitar lima kilogram bibit belut. Panen direncanakan akan dilakukan dalam kurun waktu tiga hingga enam bulan, tergantung pada daya tumbuh dan hasil evaluasi perkembangan belut.

Di sisi tanaman, lahan yang terbatas tidak menjadi halangan. Ardillah memperbanyak bibit cabai dari tanaman yang tumbuh liar di sekitar rumahnya, yang disebutnya sebagai “cabai perentul domba.” Ia menyebut bahwa bibit tersebut tidak dibeli dari toko pertanian, melainkan dimanfaatkan dari cabai yang tumbuh alami.

“Cabai ini awalnya tumbuh di belakang rumah. Karena hasilnya bagus, kami perbanyak untuk dibudidayakan. Alhamdulillah, bibitnya gratis,” tutur Ardillah dengan senyum.

Tak hanya mengandalkan tanaman dan ternak, Ardillah juga mengelola produksi pupuk organik secara mandiri. Ia memanfaatkan limbah peternakan dan sisa tanaman yang dikomposkan selama 40 hari untuk kemudian digunakan kembali sebagai pupuk tanaman hortikultura.

Baca Juga :  Aswar Wahab Dukung Wakaf Lahan Produktif Demi Ketahanan Pangan Nasional

“Kami buat sendiri pupuk organiknya. Bahannya mudah didapat di lingkungan sekitar, dan tentu saja murah. Kami manfaatkan semua potensi lokal,” tambahnya.

Sistem yang diterapkan ini bertujuan menciptakan kemandirian pangan berbasis desa. Fabrikasi pertanian terpadu yang dikembangkan meliputi kandang ayam kampung di bagian tengah, kolam belut di bagian bawah, serta tanaman hortikultura di bagian sekelilingnya. Dengan pendekatan ini, Ardillah berharap dapat menciptakan ekosistem pertanian berkelanjutan.

“Dengan lahan terbatas, kita bisa hasilkan banyak jenis produk. Semuanya saling menopang. Inilah pertanian terpadu yang kami harap bisa menjadi contoh untuk pengembangan ekonomi lokal,” ungkapnya.

Ardillah menutup keterangannya dengan mengajak masyarakat untuk mendukung upaya pengembangan pertanian mandiri sebagai bagian dari kontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

“Mari bersama-sama dukung pertanian Indonesia. Semoga ini menjadi inspirasi bagi petani muda dan menjadi bagian dari program pemerintah dalam membangun ketahanan pangan bangsa,” pungkasnya.


Liputan ini dipersembahkan oleh Channel Rizki Trainar sebagai wujud kontribusi untuk pertanian berkelanjutan Indonesia. ***

Penulis : Rizki

Sumber Berita: Liputan

Berita Terkait

Pelatihan Digmar di Istana Yatim YDKJT Dorong Generasi Muda Kuasai Dunia Digital
Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan
Ketua Yayasan Al Amin Fisabilillah Indonesia Siap Jadikan Dapur MBG Marunda Sebagai Dapur Percontohan Nasional 
Pemerintah Kecamatan Cilincing Dukung Penuh Program Makanan Bergizi di Marunda Baru, Dorong Peningkatan Kesejahteraan Warga
SPPG Marunda I Resmikan Dapur Baru untuk Layani 3.000 Lebih Siswa
Parfum Jadi Cermin Gaya Hidup Modern dan Ekspresi Kepribadian Masyarakat Urban
Polda Banten Salurkan 160 Ton Jagung Hasil Panen Jagung Kuartal III Ke Bulog
Perkuat Budaya Berkendara Aman dan Selamat, PDC Menggelar Coaching Clinic di Lingkungan Perusahaan
Berita ini 41 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 19:59 WIB

Pelatihan Digmar di Istana Yatim YDKJT Dorong Generasi Muda Kuasai Dunia Digital

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 01:40 WIB

Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan

Selasa, 14 Oktober 2025 - 19:32 WIB

Ketua Yayasan Al Amin Fisabilillah Indonesia Siap Jadikan Dapur MBG Marunda Sebagai Dapur Percontohan Nasional 

Selasa, 14 Oktober 2025 - 19:12 WIB

Pemerintah Kecamatan Cilincing Dukung Penuh Program Makanan Bergizi di Marunda Baru, Dorong Peningkatan Kesejahteraan Warga

Selasa, 14 Oktober 2025 - 17:22 WIB

SPPG Marunda I Resmikan Dapur Baru untuk Layani 3.000 Lebih Siswa

Berita Terbaru

Ekonomi/Bisnis

Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 01:40 WIB

Peristiwa

Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

Jumat, 17 Okt 2025 - 16:22 WIB

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes