Jakarta, BeritaKita – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al Zaytun mendapatkan kehormatan untuk berpartisipasi dalam workshop yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI). Workshop ini berlangsung di Holiday Inn Jakarta dari Senin, 7 Juli hingga Rabu, 9 Juli 2025.
Kepala PKBM Al Zaytun, Dr. Ali Aminulloh, M.Pd.I., ME, ditugaskan Syaykh Al-Zaytun untuk menghadiri acara penting ini. Workshop ini secara komprehensif membahas empat tema krusial: Gerakan Indonesia Membaca, Sinergi Pendidikan Keluarga, Kontekstualisasi Pemberdayaan Pendidikan Kesetaraan, dan Digitalisasi Pendidikan.
Acara dibuka secara resmi oleh Direktur PNFI, Dr. Baharudin, M.Pd, pada pukul 19.30 WIB bertempat di Suites Gajah Mada, lantai 7 Holiday Inn. Pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia, Dr. Novrian, selaku Kasubdit Tata Kelola. Dalam sambutannya, Dr. Novrian Satria Perdana menggarisbawahi empat fokus utama workshop: penyempurnaan metode Gerakan Indonesia Membaca, membangun sinergi pendidikan keluarga dengan mitra, kontekstualisasi pemberdayaan pada pendidikan non-formal dan informal, serta digitalisasi pendidikan.
Dr. Baharudin, M.Pd, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi tinggi kepada tim kerja yang telah berupaya keras selama sebulan penuh menyusun berbagai konsep pengembangan program PNFI. Beliau juga mengakui kehadiran perwakilan dari berbagai sektor pendidikan dan direktorat, termasuk Badan Akreditasi Nasional PDM, dan Pusat Kurikulum.
Workshop ini secara khusus menekankan empat kegiatan utama yang relevan dengan transformasi digital dalam pendidikan, khususnya di sektor non-formal dan informal:
Digitalisasi Pendidikan Non-Formal dan Informal: Pendidikan non-formal dan informal, terutama di Satuan Kegiatan Belajar (SKB) dan PKBM, mendapatkan perhatian setara dengan pendidikan formal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya bantuan revitalisasi untuk SKB dan PKBM, dengan target membantu hampir 100% dari 507 SKB dan lebih dari 10.000 PKBM (total 10.075 lembaga) sesuai kelayakan mereka, sebuah inisiatif langsung dari Presiden.
Isi dan Kontekstualisasi Pembelajaran Digital: Digitalisasi tidak hanya fokus pada perangkat keras, tetapi juga pada konten pembelajaran. Modul elektronik sedang disusun dan disesuaikan dengan dukungan Puskur. Program pembelajaran digital akan diperkaya dengan materi terkait literasi, pendidikan keluarga, serta pemberdayaan perempuan dan remaja.
Koordinasi dan Sinergi dalam Pendidikan Keluarga: Pentingnya kerja sama dan sinergi dalam pendidikan keluarga dibahas secara mendalam, dengan menekankan peran orang tua dalam menghadapi kemajuan teknologi dan mendukung perkembangan anak-anak. Orang tua didorong untuk mengikuti perkembangan keterampilan teknologi anak-anak mereka.
“Gerakan Indonesia Membaca” dan Hari Literasi Internasional: Program “Gerakan Indonesia Membaca” diperkenalkan sebagai persiapan menyambut Hari Literasi Internasional. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, melampaui sekadar pengenalan huruf dan angka, sehingga dapat dipraktikkan secara nyata.
Direktur PNFI juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Direktur Jenderal yang tengah terlibat dalam rapat dengan DPR RI, serta mewakili Menteri dalam acara pemberdayaan perempuan di bidang pendidikan.
Dengan semangat yang tinggi, workshop ini diharapkan dapat menghasilkan konsep-konsep yang dapat diandalkan untuk kemajuan pendidikan non-formal dan informal di Indonesia. ***
Penulis : Ali Aminulloh
Sumber Berita: Liputan