Jakarta, BeritaKita — Platform edutech lokal, Belajarlagi, terus memperkuat pembangunan talenta digital nasional melalui program pelatihan bersertifikat yang berskala nasional maupun internasional. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing, kompetensi, dan kesiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi percepatan transformasi digital.
Founder & CEO Belajarlagi, Faiz Ghifari, menilai tantangan Indonesia dalam menyiapkan sumber daya manusia di era digital sangat mendesak.
“Indonesia menghadapi tantangan serius dalam mempersiapkan sumber daya manusia untuk era digital,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (16/7).
Menurut Faiz, kebutuhan Indonesia akan talenta digital diperkirakan mencapai 12 juta orang pada tahun 2030. Namun, data dari Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) menunjukkan bahwa saat ini masih terdapat kekurangan sekitar 2,7 juta talenta digital.
“Kekurangan ini berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi nasional,” ucapnya.
Lebih lanjut, Faiz menyoroti rendahnya tingkat adopsi pelatihan digital di sektor industri.
“Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2024 mencatat hanya 7,32 persen dari hampir 10 ribu perusahaan yang melatih karyawannya secara digital dalam tiga tahun terakhir,” jelasnya.
Situasi serupa juga terjadi di masyarakat umum. Ia mengatakan hanya sekitar lima persen warga yang pernah mengikuti kursus daring, dan sebagian besar hanya melakukannya satu kali.
Melihat kebutuhan yang mendesak, Belajarlagi hadir sebagai solusi untuk menjembatani kesenjangan kompetensi digital.
“Tanpa langkah sistematis, kesenjangan keterampilan akan semakin dalam. Belajarlagi menawarkan pelatihan aplikatif yang relevan dengan kebutuhan industri agar talenta digital Indonesia bisa bertumbuh cepat dan merata,” terang Faiz.
Sejak didirikan pada puncak pandemi COVID-19 tahun 2020, Belajarlagi telah menjangkau ribuan peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, hingga profesional muda. Pelatihan dilakukan melalui pendekatan blended learning, yakni kombinasi metode daring, luring, dan hybrid.
Peserta juga mendapatkan pengalaman lengkap lewat proyek akhir, sesi mentoring, serta dukungan komunitas alumni. Faiz menyampaikan bahwa Belajarlagi telah dipercaya oleh lebih dari 50 institusi dan korporasi besar.
“Belajarlagi telah dipercaya oleh lebih dari 50 institusi dan korporasi besar, di antaranya Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, BCA, Peruri, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” ungkapnya.
Sepanjang tahun 2024, Belajarlagi bersama Bank Indonesia telah memfasilitasi lebih dari 3.600 peserta untuk memperoleh sertifikasi kompetensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Peserta juga memiliki peluang mendapatkan sertifikasi internasional dari mitra global seperti Meta, Microsoft, dan Adobe.
“Kami percaya talenta unggul bukan hanya soal ijazah, tapi soal keterampilan nyata yang bisa dibawa ke dunia kerja,” tambah Faiz.
Ia juga menyoroti tingginya tingkat pengangguran pada kelompok usia 15–24 tahun, yang merupakan segmen usia produktif dan seharusnya menjadi tulang punggung ekonomi digital nasional.
“Bonus demografi hanya akan jadi peluang jika generasi muda dibekali keterampilan yang tepat. Kami menyasar pelajar dan mahasiswa agar mereka siap kerja sejak dini, bukan sekadar lulus,” tegas Faiz.
Belajarlagi berkomitmen untuk terus membangun ekosistem pelatihan digital yang berorientasi industri. Menurut Faiz, pihaknya tidak hanya hadir sebagai penyedia kursus, namun juga sebagai katalisator penguatan daya saing bangsa.
“Kami mengedepankan pendekatan praktis, terarah, dan relevan dengan kebutuhan industri masa kini,” pungkasnya. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis