Indramayu, BeritaKita — Pada momen Dzikir Jumat, 18 Juli 2025, di hadapan ribuan jamaah Masjid Rahmatan Lil Alamin, Syaykh Al-Zaytun menyampaikan kabar gembira yang sangat menginspirasi. Beliau mengumumkan bahwa di tengah geliat inovasi yang tak pernah berhenti, Mahad Al-Zaytun kembali menorehkan jejaknya, kali ini di hamparan hijau persawahan.
Bukan sekadar menanam, melainkan meneliti, berinovasi, dan membuka lembaran baru dalam dunia pertanian. Sebuah proyek penelitian yang mengagumkan sedang bergulir, digerakkan oleh semangat para pelajar ekstrakurikuler pertanian yang tak kenal lelah. Mereka tengah menguji coba sebuah metode revolusioner: sistem ratoon pada padi varietas Koshihikari.
Bayangkan, dari sekali tanam, Anda bisa memanen padi dua hingga bahkan tiga kali! Inilah mimpi yang sedang mereka wujudkan di Al-Zaytun. Dengan ketekunan dan dedikasi, penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan, mencapai tingkat keberhasilan luar biasa hingga 99%. Kini, tinggal menanti hitungan hari – paling lambat dua pekan ke depan untuk menyaksikan panen ratoon pertama. Sebuah penantian yang penuh harap dan optimisme.
Syaykh Al-Zaytun sendiri tak pernah absen mengawasi setiap perkembangan proyek vital ini. Setiap hari, beliau hadir, memastikan setiap detail tak luput dari pengamatan. Beliau menekankan pentingnya dokumentasi yang sangat teliti dan rinci.
Setiap fase pertumbuhan padi, dari vegetatif awal hingga dua pekan sebelum panen, bahkan kondisi pasca-panen pertama, diabadikan dengan cermat. Tak ada satu pun jejak yang boleh terlewat, karena setiap data adalah kunci menuju pemahaman yang lebih dalam.
Jika panen ratoon pertama berhasil mencapai 50% dari hasil panen awal, ini berarti total panen dari sekali tanam akan melonjak menjadi 150%. Keberhasilan ini akan menjadi pijakan kuat untuk melangkah ke tahap ratoon kedua, sebuah tantangan baru yang siap disambut dengan semangat yang sama.
Untuk ratoon kedua, presisi adalah segalanya. Dokumentasi dimulai sejak hari ke-0 setelah panen pertama, tepat saat pupuk diberikan. Kombinasi pupuk anorganik (hanya KCl dengan takaran yang akan didiskusikan) dan pupuk organik secukupnya menjadi ramuan ampuh yang akan menyuburkan kembali tanaman.
Mengingat musim kemarau yang membayangi, pemasangan mulsa menjadi strategi krusial. Jerami kering dipilih sebagai mulsa organik, dipasang memanjang dari timur ke barat, dikumpulkan tanpa diinjak-injak, dan tidak boleh ada penambahan jerami lain. Sebuah detail kecil yang memiliki dampak besar.
Tak hanya panennya, penyimpanan hasil ratoon pun tak luput dari perhatian. Diikat rapi, dijemur, lalu dirontokkan – setiap langkah dilakukan sesuai standar demi menjaga kualitas hasil panen.
Apabila panen ratoon kedua berhasil mencapai 50% dari panen awal, maka total panen dari sekali tanam dapat mencapai 200%! Sebuah angka yang membuka mata dan membangkitkan asa.
Penelitian ini tidak akan berhenti sampai di situ. Mereka akan terus melanjutkan hingga ratoon ketiga, dan seterusnya, sampai padi tak lagi bisa diratoon. Dari data inilah, akan terungkap berapa kali maksimal padi Koshihikari dapat diratoon dan berapa nilai ekonomi yang terkandung di dalamnya.
Epilog: Secercah Cahaya dari Hamparan Hijau
Jika penelitian ini menuai sukses besar, maka masa tanam selanjutnya akan beralih pada padi ratoon berbasis pupuk organik dan KCl yang mengandung biomassa dari tanaman itu sendiri. Ini berarti, dengan sekali tanam, petani dapat menikmati panen minimal dua kali ratoon. Bayangkan, efisiensi lahan yang meningkat drastis, biaya produksi yang bisa ditekan, dan pendapatan petani yang melonjak!
Hasil penelitian ini bukan hanya akan menjadi kebanggaan Al-Zaytun, tetapi juga akan dipublikasikan secara luas, menjadi referensi berharga bagi para petani di seluruh negeri.
Ini adalah langkah nyata Al-Zaytun dalam memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan pertanian, mengangkat harkat dan martabat petani, serta memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan. Dari hamparan hijau ini, terpancar secercah cahaya harapan, bahwa dengan inovasi dan kerja keras, kesejahteraan bisa tumbuh berlipat ganda, mengalirkan inspirasi bagi generasi yang akan datang. ***
Disarikan dari dzikir Jumat Syaykh oleh Ali Aminulloh.