Indramayu, BeritaKita–Menjadi lembaran istimewa dalam kalender pendidikan di PKBM Al Zaytun. Gedung Bazaar Al Zaytun, yang biasanya menjadi pusat aktivitas niaga, pada hari itu bertransformasi menjadi panggung megah nan sakral.
Di sanalah, gema suara-suara merdu warga belajar menyemarakkan Lomba Paduan Suara, sebuah persembahan istimewa dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80.
Antusiasme membuncah dari delapan grup paduan suara yang menjadi finalis, hasil seleksi ketat di masing-masing kelas. Paket A mengirimkan dua grup terbaiknya, Paket B dengan tiga grup yang penuh semangat, dan Paket C turut berlaga dengan tiga grup pilihan.
Setiap grup tak hanya ditantang untuk menyanyikan lagu wajib kebangsaan, “Indonesia Raya”, yang selalu berhasil membangkitkan getaran patriotisme di dada, tetapi juga lagu-lagu pilihan yang telah ditetapkan.
Mulai dari “Mars PKBM”, “Himne PKBM”, hingga lagu-lagu perjuangan seperti “Maju Tak Gentar” dan “Dari Sabang Sampai Merauke”, serta “Hari Merdeka” yang berulang kali dinyanyikan dengan penuh semangat.
Setiap nada yang dilantunkan adalah ekspresi cinta tanah air dan semangat persatuan yang membara, mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.
Dari Latihan Singkat Menuju Podium Juara: Kisah Inspiratif di Balik Melodi Kemenangan. Ketegangan dan kegembiraan bercampur aduk di antara para peserta dan penonton. Tiga juri yang berkompeten Bapak Hartono, S.Pd., Bapak Setyo Waluyo, S.H., dan Bapak Amirul Fajar Wahdana, S.Pd. dengan cermat menilai setiap harmoni, dinamika, dan penghayatan. Setelah penampilan yang memukau dari seluruh kontestan, tibalah saat yang dinanti.
Sorak sorai membahana saat nama-nama pemenang diumumkan. Grup C3 berhasil meraih posisi teratas dengan total nilai 6544, diikuti oleh Grup C1 di peringkat kedua (6356), Grup C2 di posisi ketiga (6236), dan Grup B1 menempati peringkat keempat (6165).
Namun, lebih dari sekadar angka dan peringkat, lomba ini menyisakan kesan mendalam bagi seluruh warga belajar. Raut wajah mereka memancarkan kebahagiaan yang tulus. “Sangat senang,” ungkap mereka serempak.
Ada kebanggaan yang terpancar, rasa percaya diri yang meningkat, dan keberanian untuk tampil di muka umum yang semakin terasah. Sebuah pesan moral yang kuat menggema dari lubuk hati mereka: “Menang bukan tujuan, tetapi mampu mengekspresikan kemampuan diri adalah segalanya.” Ungkapan ini menjadi cerminan sejati dari semangat belajar dan pengembangan diri yang ditanamkan di PKBM Al Zaytun.
Bagi para juara, kemenangan ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Mereka mengaku gembira, bahkan terkejut, mengingat waktu latihan yang relatif singkat. “Tidak menyangka bisa juara,” ujar mereka dengan senyum lebar.
Kemenangan ini bukan hanya hasil dari kerja keras, tetapi juga berkat bimbingan kilat yang diberikan oleh para juri tentang teknik dirigen, sebuah bukti nyata bahwa bimbingan yang tepat dapat membuka potensi tersembunyi. Kisah mereka adalah pengingat bahwa dedikasi dan semangat pantang menyerah, meskipun di tengah keterbatasan, akan selalu membuahkan hasil yang manis.
Lomba paduan suara ini bukan hanya tentang kompetisi, melainkan sebuah simfoni harapan yang dimainkan oleh generasi penerus bangsa. Di setiap nada yang mereka lantunkan, tersimpan semangat kemerdekaan, keberanian untuk bermimpi, dan keyakinan akan potensi diri.
Peristiwa ini mengukir jejak tak terhapuskan di hati setiap warga belajar PKBM Al Zaytun, mengajarkan bahwa kebersamaan, kerja keras, dan keberanian untuk berekspresi adalah kunci menuju kebahagiaan dan kesuksesan sejati.
Semoga gema melodi ini terus menginspirasi, menyentuh hati, dan menggugah jiwa untuk terus berkarya, menjadi pribadi yang percaya diri, dan senantiasa mencintai tanah air, mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. ***