Kota Bekasi, BeritaKita—Sistem keamanan lingkungan (siskamling) kembali ditegaskan sebagai salah satu pondasi utama dalam menjaga stabilitas sosial dan keamanan masyarakat. Bagi Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, siskamling bukan sekadar rutinitas malam hari, melainkan simbol kebersamaan dan kepedulian antarwarga.
Dalam pandangan Harris, setiap kegiatan siskamling menyimpan makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar berjaga di pos ronda. Siskamling merupakan wadah kebersamaan, tempat warga berinteraksi, sekaligus sarana menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan secara kolektif.
Pernyataan tersebut ia sampaikan seusai menghadiri kegiatan Forum Sinergitas Pemerintah Daerah dan Instansi Vertikal yang digelar di Balai Patriot, Komplek Pemerintah Kota Bekasi. Forum itu sendiri menjadi momentum evaluasi koordinasi antarlembaga untuk memperkuat stabilitas wilayah.
Harris menekankan bahwa keberadaan siskamling adalah perwujudan nyata dari semangat solidaritas. Ia menggambarkan bagaimana setiap individu yang ikut ronda merasa memiliki tanggung jawab untuk memastikan lingkungannya tetap aman.
“Dengan adanya siskamling, setiap warga merasa ikut memiliki lingkungan tempat tinggalnya,” ujar Harris. “Mereka sadar bahwa keamanan bukan hanya tugas aparat, melainkan juga kewajiban bersama.”
Patroli malam yang dilakukan secara bergiliran menurut Harris merupakan bentuk kedisiplinan warga. Setiap sudut lingkungan dijaga agar terpantau, sehingga potensi gangguan bisa diantisipasi sejak dini.
Ia juga menilai, dalam konteks kehidupan modern yang sering kali diwarnai individualisme, siskamling justru menjadi perekat sosial. Kegiatan ini menghadirkan kembali nilai kolektivitas yang semakin jarang ditemui di perkotaan.
“Di era modern yang penuh dengan kesibukan, siskamling hadir sebagai simbol kekuatan komunitas,” kata Harris. “Dengan kebersamaan, setiap tantangan dapat dihadapi dengan lebih ringan.”
Lebih jauh, Harris menekankan bahwa siskamling bukan hanya soal kegiatan ronda malam. Siskamling juga menyimpan filosofi sosial yang dalam, yakni menjaga tradisi luhur masyarakat Indonesia.
Menurutnya, nilai gotong royong, kepedulian sosial, dan kebersamaan tercermin jelas dalam setiap aktivitas siskamling. Semua itu menjadi modal sosial yang harus dijaga agar tidak tergerus oleh arus modernisasi.
“Siskamling adalah cerminan dari nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan,” tegas Harris. “Nilai itu bukan hanya milik generasi terdahulu, tetapi juga harus diwariskan kepada generasi muda.”
Ia menjelaskan, melalui kegiatan ini masyarakat bukan hanya mendapatkan rasa aman, melainkan juga ikatan emosional antarwarga. Interaksi yang terjalin di pos ronda menjadi perekat yang memperkuat solidaritas.
Siskamling juga disebut Harris sebagai investasi jangka panjang. Upaya menjaga lingkungan secara bersama-sama diyakini dapat membentuk lingkungan yang lebih nyaman, hangat, dan penuh rasa saling menghargai.
Setiap langkah kecil yang dilakukan dalam ronda malam, menurutnya, merupakan bagian dari pembangunan lingkungan sosial yang lebih besar. Hal itu bukan sekadar rutinitas, melainkan proses membangun kebudayaan kolektif.
Selain itu, Harris menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat, tanpa terkecuali. Ia menilai, keamanan bukanlah tanggung jawab segelintir orang, melainkan tugas bersama seluruh lapisan masyarakat.
Siskamling pun memberikan ruang bagi warga untuk belajar disiplin. Jadwal ronda yang disusun bergiliran menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap sesama.
Harris menambahkan bahwa peran aktif warga dalam siskamling juga mendukung kerja aparat keamanan. Dengan adanya partisipasi masyarakat, potensi gangguan bisa ditekan sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih besar.
Ia menilai, keterpaduan antara masyarakat dan aparat menjadi kunci menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif. Forum-forum seperti sinergitas antara Pemkot dan instansi vertikal diharapkan mampu memperkuat kolaborasi tersebut.
Lebih lanjut, Harris menjelaskan bahwa siskamling dapat mencegah berbagai bentuk kejahatan, mulai dari pencurian, perkelahian, hingga tindak kriminal lainnya. Upaya pencegahan dini ini dinilai jauh lebih efektif daripada penanganan setelah kejadian.
“Dengan ronda malam, potensi kriminal bisa ditekan sejak awal,” ungkapnya. “Hal ini jelas sangat membantu aparat dalam menjaga keamanan kota.”
Selain fungsi pengamanan, siskamling juga membawa dampak positif bagi kesehatan sosial masyarakat. Pertemuan rutin di pos ronda menjadi sarana pertukaran informasi sekaligus ajang mempererat silaturahmi.
Harris menilai, suasana kekeluargaan yang tercipta dari kegiatan siskamling mampu menumbuhkan kepercayaan antarwarga. Rasa saling percaya inilah yang menjadi pondasi penting dalam menjaga ketertiban.
Tidak hanya itu, keberadaan siskamling juga memperlihatkan nilai kepedulian. Warga yang peduli terhadap lingkungannya secara otomatis akan lebih tanggap terhadap kebutuhan sosial di sekitarnya.
Harris berharap tradisi siskamling tetap dijaga keberlangsungannya. Ia menilai, meskipun teknologi keamanan berkembang pesat, peran serta masyarakat dalam ronda malam tidak boleh digantikan sepenuhnya oleh mesin.
Menurutnya, kamera pengawas atau teknologi modern hanya berfungsi sebagai alat bantu. Jiwa kebersamaan dan rasa peduli antarwarga tetap menjadi faktor utama yang tak tergantikan.
Ia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat Kota Bekasi untuk terus menghidupkan kegiatan siskamling di lingkungannya masing-masing. Dengan demikian, nilai-nilai luhur bangsa akan tetap terjaga.
“Saya mengajak semua warga untuk tidak meninggalkan siskamling,” pungkas Harris. “Karena di balik ronda malam, terdapat kekuatan sosial yang luar biasa.”
Dengan pandangan itu, jelas bahwa siskamling tidak hanya memberikan perlindungan fisik, tetapi juga memperkuat ikatan sosial. Hal ini menjadi landasan penting dalam membangun kota yang aman sekaligus harmonis.
Siskamling akhirnya dipandang bukan hanya sebagai rutinitas semata, melainkan bagian dari upaya bersama dalam menjaga keamanan, membangun solidaritas, dan memperkuat nilai kemanusiaan.
Melalui kegiatan sederhana di pos ronda, semangat gotong royong terus hidup. Dari situlah masyarakat membuktikan bahwa kekuatan terbesar sebuah kota terletak pada kebersamaan warganya. ***
Editor : Redaksi
Sumber Berita: Rilis
