Musim Panen Asam Jawa, Aroma Tradisi dari Perbukitan Wonogiri

- Redaksi

Kamis, 9 Oktober 2025 - 06:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wonogiri — Udara pagi di perbukitan Wonogiri terasa begitu sejuk. Embun masih menggantung di ujung dedaunan ketika langkah kaki menyusuri jalan desa yang berliku di antara pepohonan jati dan mahoni. Dari kejauhan, tampak deretan pohon asam jawa menjulang kokoh — batangnya besar, daunnya rimbun, dan buah-buahnya menggantung ranum, menandai datangnya musim panen.

 

Bagi warga setempat, pohon asam bukan sekadar tanaman liar yang tumbuh di pekarangan. Ia adalah saksi perjalanan hidup masyarakat desa, menjadi bagian dari tradisi dan sumber penghidupan sejak turun-temurun.

 

“Dari kecil saya sudah ikut panen asam bersama bapak,” tutur Sutarmi (52), warga Desa Gambiranom, sambil tersenyum mengenang masa kecilnya. “Dulu, hasil panen dijual ke pasar kecamatan. Sekarang banyak juga yang dikirim ke luar kota untuk bahan jamu dan bumbu masakan.”

 

Buah asam jawa yang masak akan dipetik lalu dijemur beberapa hari di bawah terik matahari. Proses pengeringan ini membuat daging buahnya mengerut, berwarna cokelat tua, dan siap diolah menjadi bahan dasar masakan atau jamu tradisional.

Baca Juga :  Wapres Gibran Fokus Perkuat Layanan Kesehatan Primer Melalui Kunjungan ke Puskesmas Jatiasih

 

Selain memiliki nilai ekonomi, asam jawa juga menyimpan segudang manfaat kesehatan. Kandungan serat alaminya membantu melancarkan pencernaan, sementara senyawa aktif di dalamnya dipercaya mampu menurunkan demam dan meredakan batuk. Tak sedikit warga Wonogiri yang masih mengandalkan ramuan alami ini untuk menjaga daya tahan tubuh.

 

“Asam jawa dicampur kunyit dan madu, itu resep keluarga kami sejak dulu,” ujar Mbah Karto (68), peramu jamu tradisional yang setiap pagi berkeliling desa menjajakan jamu gendong. “Selain segar, rasanya juga menenangkan.”

 

Manfaat asam jawa tidak berhenti sampai di situ. Dalam dunia kecantikan alami, asam jawa sering digunakan sebagai masker wajah karena mengandung antioksidan dan antiseptik yang baik untuk kulit. Banyak perempuan desa yang masih merawat diri dengan bahan alami ini — sebuah warisan kearifan lokal yang tetap lestari di tengah gempuran produk modern.

Baca Juga :  Puskesmas Pondok Aren adakan Tes kebugaran Bersama Para Pegawai.

 

Keberadaan pohon asam di Wonogiri juga memiliki nilai ekologis. Akar-akar kuatnya membantu menahan erosi di lahan berbukit, sementara tajuknya yang lebat menjadi tempat berteduh bagi burung dan serangga. Tak heran jika pohon asam dianggap “penjaga” alam oleh warga sekitar.

 

Kini, di tengah modernisasi dan perubahan gaya hidup, asam jawa tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Ia bukan sekadar buah dengan rasa asam yang khas, tetapi juga simbol hubungan manusia dengan alam — hubungan yang sederhana, namun sarat makna.

 

Menjelang sore, aroma tanah basah dan suara desir angin kembali menyelimuti desa. Di kejauhan, anak-anak berlarian di bawah rindangnya pohon asam. Wonogiri, dengan alamnya yang hijau dan tradisinya yang kuat, seolah mengingatkan kita bahwa kesejahteraan sejati sering kali tumbuh dari akar kehidupan yang sederhana dari tanah, dari alam, dan dari kearifan yang dijaga dengan hati.  ***

Penulis : Dadan

Editor : Beritakita.click

Berita Terkait

Pasukan Putih, Garda Terdepan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Jakarta
Rahasia Kebugaran Lansia Jepang: Latihan Jalan Kaki IWT yang Cocok untuk Masyarakat Indonesia
Jalan Kaki Ala Jepang Bikin Tubuh Terasa 10 Tahun Lebih Muda
Poltekkes Kemenkes Surabaya Ajak Pendamping Pasien di RSUD Soetomo Hidup Sehat Lewat Cuci Tangan yang Benar
Poltekkes Kemenkes Surabaya Edukasi Pendamping Pasien tentang Pengelolaan Limbah Medis di RSUD Dr. Soetomo
Dudung AsMEN: Anak Down Syndrome Harus Didekati dengan Kasih, Bukan Tekanan
Mengungkap Fakta Ilmiah di Balik Konsumsi Daging Hiu: Bahaya yang Sering Diabaikan
101 Pelajar Keracunan Usai Santap Program Makan Bergizi Gratis di Kebumen
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 06:25 WIB

Pasukan Putih, Garda Terdepan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Jakarta

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:13 WIB

Rahasia Kebugaran Lansia Jepang: Latihan Jalan Kaki IWT yang Cocok untuk Masyarakat Indonesia

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 18:13 WIB

Jalan Kaki Ala Jepang Bikin Tubuh Terasa 10 Tahun Lebih Muda

Kamis, 9 Oktober 2025 - 15:47 WIB

Poltekkes Kemenkes Surabaya Ajak Pendamping Pasien di RSUD Soetomo Hidup Sehat Lewat Cuci Tangan yang Benar

Kamis, 9 Oktober 2025 - 15:19 WIB

Poltekkes Kemenkes Surabaya Edukasi Pendamping Pasien tentang Pengelolaan Limbah Medis di RSUD Dr. Soetomo

Berita Terbaru

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes