Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

- Redaksi

Jumat, 17 Oktober 2025 - 16:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, BeritaKita—Kabar duka menyelimuti keluarga besar alumni Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 143 Jakarta, angkatan tahun 1989. Salah satu sahabat mereka, Slamet Wiyono, yang akrab disapa Om Kadir, telah berpulang ke hadirat Allah SWT. Kepergian almarhum meninggalkan duka mendalam bagi rekan-rekan seangkatan, terutama komunitas “Sempati Delapan 89” yang selama ini dikenal memiliki ikatan kebersamaan yang kuat.

 

Sosok almarhum Slamet Wiyono dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, bersahaja, dan peduli terhadap sesama. Ia bukan hanya teman seperjuangan di masa sekolah, tetapi juga seorang sahabat yang selalu hadir saat dibutuhkan, tanpa banyak bicara namun penuh ketulusan dalam tindakan.

 

Kabar kepergian almarhum membuat suasana haru menyelimuti para alumni. Banyak dari mereka yang mengenang kebersamaan semasa sekolah, di mana kenangan masa remaja menjadi lembaran indah yang tak akan terlupakan.

Salah satu perwakilan alumni SMPN 143 angkatan 1989, Arli Gardian, mengungkapkan rasa duka mendalam atas berpulangnya sahabat mereka. Ia menuturkan bahwa hubungan pertemanan mereka bagaikan ikatan saudara yang terbentuk sejak masa putih biru.

 

“Selama ini kita berteman putih biru, layaknya seperti teman-teman sekolah di masa remaja, berkumpul, senang, dan saling berbagi tanpa ada perbedaan,” ujar Arli mengenang.

 

Ia menambahkan, seiring berjalannya waktu, kehidupan membawa mereka pada jalan masing-masing. Namun, rasa persaudaraan itu tetap hidup di hati. “Kita semua kini sudah punya kehidupan sendiri, tapi secara batin tetap terikat satu sama lain. Kehilangan ini tentu sangat terasa bagi kami semua,” ucapnya dengan suara bergetar.

 

Arli juga mengakui bahwa dirinya baru kembali berjumpa dengan almarhum setelah sekian lama, namun sayangnya dalam suasana duka. “Jujur, saya baru bertemu kembali dengan Slamet saat beliau sudah berpulang. Selama ini kami memang jarang berkomunikasi,” katanya lirih.

 

Dalam pesannya, Arli berharap agar momen duka ini menjadi pengingat bagi seluruh alumni untuk mempererat tali silaturahmi. Ia menyerukan agar semua anggota angkatan 1989 tidak lagi terkotak-kotak dalam perbedaan.

Baca Juga :  Polda Metro Jaya Kerahkan 2.554 Personel Amankan Unjuk Rasa Ojol Serentak 20 Mei

“Saya berharap, peristiwa ini menjadi momentum untuk kita bersatu kembali. Jangan membeda-bedakan latar belakang, warna kulit, atau apapun itu. Mari kita tetap bersama, saling mendukung, dan menjaga persaudaraan ini,” tuturnya penuh harap.

 

Ia menegaskan bahwa rasa kehilangan ini seharusnya menjadi dorongan untuk memperkuat hubungan di antara mereka. “Pertemuan di saat duka ini semoga bisa membangkitkan semangat kebersamaan. Kita harus saling menghargai dan saling menempatkan satu sama lain,” tambah Arli.

 

Sementara itu, perwakilan alumni lainnya, Esa Apriadi, juga memberikan kesan mendalam tentang sosok almarhum. Menurutnya, Slamet Wiyono adalah pribadi yang aktif dan peduli terhadap rekan-rekannya, terutama dalam kegiatan sosial kemanusiaan.

 

“Almarhum adalah sosok yang peduli dan aktif dalam kegiatan alumni. Saat pandemi Covid-19, beliau turut mendistribusikan bantuan logistik bagi sahabat-sahabat kita yang membutuhkan,” ujar Esa mengenang.

Ia menambahkan bahwa meski Slamet tidak selalu aktif di grup komunikasi daring, kepeduliannya terhadap teman-teman tidak pernah surut. “Meskipun jarang berkomentar di grup, tapi dia selalu ada untuk membantu. Waktu sahabat kami, kakanya Teguh meninggal, almarhum juga yang mengurus segala keperluan di rumah sakit. Sosoknya benar-benar tulus,” ungkapnya.

 

Esa berharap agar amal dan kebaikan almarhum diterima di sisi Allah SWT. “Semoga almarhum diterima segala amal ibadahnya, diampuni dosanya, dan dilapangkan kuburnya oleh Allah SWT,” ujarnya.

 

Ia juga menyampaikan pesan kepada teman-teman alumni yang belum sempat hadir melayat. “Bagi rekan-rekan yang tidak sempat datang ke rumah duka, jika berkenan bisa menyalurkan bantuan atau doa melalui saudara Supriyadi atau Ugay,” tambah Esa.

 

Selain itu, sahabat dekat almarhum, Hasan Basri yang akrab disapa Sanbas, turut menyampaikan rasa kehilangan yang begitu mendalam. Menurutnya, almarhum adalah pribadi yang ramah, mudah bergaul, dan tidak pernah segan membantu sesama.

Baca Juga :  Polresta Bandara Soekarno Hatta Berikan Bantuan Kesehatan Kepada Istri si Kakek Pencuri HP

“Sebagai sahabat, almarhum selalu rendah hati, mudah bergaul, dan suka menolong. Kami semua merasa sangat kehilangan sosok seperti beliau,” ujar Sanbas.

 

Ia menambahkan bahwa Slamet Wiyono atau Om Kadir merupakan figur yang mampu menciptakan suasana hangat di setiap pertemuan. “Semoga Allah mengampuni segala dosa beliau dan memberikan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan,” katanya dengan nada penuh haru.

 

Sanbas juga mengingatkan pentingnya menjaga silaturahmi dan nilai persaudaraan di antara para alumni yang kini telah berusia matang. “Kita semua pasti akan menyusul pada waktunya. Karena itu, selama masih diberi umur, mari kita perbanyak kebaikan, menjaga hubungan baik, dan saling menguatkan,” ujarnya bijak.

 

Ia menekankan bahwa usia bukan alasan untuk berhenti berkarya dan berbagi. “Mari kita tetap guyub, saling mendoakan, dan menjaga kesehatan agar bisa terus berbuat baik untuk sesama,” tambahnya.

 

Kepergian Slamet Wiyono menjadi pengingat bagi seluruh anggota Sempati 89 bahwa waktu kebersamaan begitu berharga. Di balik kesedihan, tumbuh kembali semangat untuk mempererat ikatan persaudaraan yang telah terjalin sejak masa remaja.

 

Para alumni berharap agar nilai-nilai kebersamaan yang diwariskan almarhum terus hidup di hati mereka. Dalam kenangan setiap sahabat, sosok Slamet Wiyono akan selalu dikenang sebagai pribadi yang tulus, ramah, dan penuh kepedulian terhadap sesama.

 

Kini, duka telah menyatukan mereka kembali dalam kehangatan silaturahmi yang semoga tak lagi terputus. Doa-doa terbaik terus mengalir untuk almarhum Slamet Wiyono, semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan setiap kenangan indah bersama menjadi pengikat erat persaudaraan para alumni SMPN 143 angkatan 1989.  ***

 

Penulis : Rizki

Berita Terkait

Empat Tahun Menanti Keadilan, Tiga Pekerja Salon di Kemang Belum Terima Hak Usai Menang di MA
Gubernur Banten Aktifkan Kembali Kepala SMAN 1 Cimarga Usai Kasus Tampar Siswa
TPS 3R Pulogebang: “Dari Tumpukan Sampah, Lahir Harapan Baru bagi Warga”
Legenda Kota Saranjana, Antara Mitos Framing dan Wisata
Pasar Wonogiri Dilalap Api Dini Hari, Asal Api Diduga dari Lantai Dua
Jejak Sejarah Rupiah: Dari “Rupaya” Sansekerta hingga Jadi Simbol Kedaulatan Indonesia
Pulangkan 30.000 Artefak Jawa dari Belanda, Pengembalian Terbesar Sepanjang Sejarah
Buruh Kepung Pemkab Bekasi, Tuntut Upah Layak dan Pengadilan Hubungan Industrial
Berita ini 89 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 17 Oktober 2025 - 16:22 WIB

Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

Kamis, 16 Oktober 2025 - 19:33 WIB

Empat Tahun Menanti Keadilan, Tiga Pekerja Salon di Kemang Belum Terima Hak Usai Menang di MA

Kamis, 16 Oktober 2025 - 01:18 WIB

Gubernur Banten Aktifkan Kembali Kepala SMAN 1 Cimarga Usai Kasus Tampar Siswa

Minggu, 12 Oktober 2025 - 15:18 WIB

TPS 3R Pulogebang: “Dari Tumpukan Sampah, Lahir Harapan Baru bagi Warga”

Senin, 6 Oktober 2025 - 21:01 WIB

Legenda Kota Saranjana, Antara Mitos Framing dan Wisata

Berita Terbaru

Ekonomi/Bisnis

Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 01:40 WIB

Peristiwa

Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

Jumat, 17 Okt 2025 - 16:22 WIB

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes