Indramayu, BeritaKita – Dalam upaya memperkaya kegiatan praktikum di lingkungan perguruan tinggi, Kampus Hertien menunjukkan langkah inovatif melalui penerapan ekoenzim dalam berbagai mata kuliah. Hal ini disampaikan oleh dosen sekaligus peneliti lingkungan, Hertien Koosbandiah Surtikanti, M.Sc., dalam seminar edukatif yang berlangsung di aula kampus IAI-AZ. Minggu, (19/10/2025).
Menurut Hertien, ekoenzim bukan hanya solusi ramah lingkungan, tetapi juga sarana pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang sangat aplikatif dan mudah diterapkan oleh mahasiswa.
“Ekoenzim bukan sekadar cairan serbaguna dari limbah dapur, tapi juga media pembelajaran lintas disiplin yang efektif. Kami memanfaatkannya dalam mata kuliah Mikrobiologi, Toksikologi Lingkungan, hingga Biologi Dasar,” ujar Hertien dalam paparannya.
Dalam mata kuliah Mikrobiologi, mahasiswa diberi tantangan untuk mengidentifikasi mikroorganisme dalam proses fermentasi ekoenzim. Hal ini bukan hanya memperkuat pemahaman teori, tapi juga meningkatkan kemampuan analisis laboratorium secara langsung.
Sementara itu, dalam Toksikologi Lingkungan, ekoenzim dijadikan alat peraga untuk meneliti kemampuan biologisnya dalam memperbaiki kualitas air tercemar. Mahasiswa melakukan uji sampel air sebelum dan sesudah pemberian ekoenzim, lalu membandingkan hasilnya secara ilmiah.
Adapun pada mata kuliah Biologi Dasar, mahasiswa tahun pertama diajak membuat ekoenzim dari limbah dapur rumah tangga. Proses ini dikemas dalam pendekatan STEM, yang mengintegrasikan sains dan teknologi melalui pengukuran, pengamatan fermentasi, hingga evaluasi dampak terhadap lingkungan.
Menurut Hertien, penerapan ekoenzim dalam kegiatan akademik bukan hanya mendidik secara kognitif, tetapi juga membentuk kesadaran ekologis sejak dini. “Kami ingin mahasiswa menjadi agen perubahan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli. Ekoenzim mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan, kreativitas, dan tanggung jawab terhadap lingkungan,” jelasnya.
Dengan hasil yang positif, pihak kampus berencana untuk memperluas penggunaan ekoenzim ke kegiatan pengabdian masyarakat. Harapannya, masyarakat sekitar juga bisa memanfaatkan limbah organik menjadi produk yang bermanfaat, baik untuk kebersihan rumah tangga, pertanian, hingga perawatan lingkungan.
“Langkah kecil di laboratorium hari ini bisa jadi langkah besar bagi kelestarian bumi esok hari,” tutup Hertien dengan optimis. ***
Penulis : Dadan