Siswi SMP Korban Bullying Dikeluarkan Sekolah Karena Ibunya Pemulung

- Redaksi

Rabu, 22 Oktober 2025 - 18:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, BeritaKita—Potret kelam dunia pendidikan kembali mencuat ke permukaan. Seorang siswi SMP bernama Gina mengalami perlakuan tidak menyenangkan di lingkungan sekolahnya. Ia menjadi korban bullying hanya karena latar belakang ekonomi keluarganya yang serba kekurangan. Kasus ini viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok Xcam News. Rabu, 22 Oktober 2025.

 

Gina berasal dari keluarga sederhana. Sang ibu bekerja sebagai pemulung sampah dan pengumpul barang bekas untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Penghasilan yang diperoleh pun tidak seberapa, hanya sekitar Rp600.000 per bulan. Uang itu harus dibagi untuk membayar sewa rumah, membeli beras lima kilogram, serta memenuhi kebutuhan hidup enam orang anak.

 

“Saya bayar rumah sebulan cuma Rp600.000, sisanya buat beli beras 5 kilo, sudah habis. Saya warung cuma Rp300.000, Ibu juga masih punya utang di warung,” tutur sang ibu dengan nada sedih. Ia menambahkan, kondisi ekonomi yang sulit membuat keluarganya harus hidup sangat sederhana tanpa adanya penghasilan tambahan.

 

Selain menanggung beban ekonomi, sang ibu juga harus menelan kenyataan pahit ketika mengetahui anaknya menjadi bahan olokan teman-temannya di sekolah. “Katanya Gina di sekolahan dibully,” ucapnya lirih. Ia menceritakan bagaimana anaknya sering diejek karena pekerjaan ibunya yang dianggap rendah oleh sebagian orang.

Baca Juga :  Tugu Monas Jadi Simbol Kejayaan dan Perjuangan Kemerdekaan Bangsa

 

Pihak sekolah kemudian memanggil orang tua Gina untuk membicarakan situasi tersebut. Namun, hasil pertemuan justru menambah luka bagi keluarga itu. Menurut penuturan sang ibu, pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan Gina dari sekolah. “Kata pihak sekolah, daripada milih satu murid sementara yang lain bubar, ya sudah Gina dikeluarin,” ujarnya.

 

Mendengar keputusan itu, sang ibu hanya bisa pasrah. Ia tak mampu memprotes atau menuntut keadilan karena keterbatasan ekonomi dan pendidikan. “Ya udahlah, kalau gitu Bu enggak apa-apalah,” katanya dengan penuh keikhlasan. Ia hanya berharap suatu hari nanti anaknya masih bisa melanjutkan pendidikan meski dengan cara lain.

 

Rencana sementara, sang ibu berkeinginan agar Gina dapat mengikuti program sekolah paket. Ia berharap dengan mengikuti pendidikan nonformal itu, anaknya tetap memiliki kesempatan untuk belajar dan meraih cita-cita. “Nanti kalau ada, ya sekolah paket aja, gratis. Supaya anakku bisa sekolah, bisa jadi orang yang pintar. Mamanya udah enggak bisa baca nulis, anaknya jangan sampai kayak gitu,” ujarnya penuh harap.

Baca Juga :  Indonesia Peringkat Pertama Dunia dalam Penggunaan HP, Anak hingga Dewasa Alami Kecanduan

 

Kisah Gina menggambarkan betapa masih adanya ketimpangan sosial yang memengaruhi hak anak dalam memperoleh pendidikan yang layak. Latar belakang ekonomi seharusnya tidak menjadi alasan seorang anak kehilangan hak untuk belajar dan berkembang di lingkungan yang aman serta menghargai perbedaan.

 

Fenomena ini menyoroti pentingnya peran sekolah dalam membangun budaya pendidikan yang inklusif dan berkeadilan sosial. Sekolah semestinya menjadi tempat perlindungan bagi setiap siswa tanpa memandang status ekonomi atau latar belakang keluarga. Tindakan diskriminatif justru bertentangan dengan semangat pendidikan nasional yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

 

Kisah sedih yang menimpa Gina diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak baik pemerintah, sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan sejatinya adalah hak setiap anak bangsa. Tidak seharusnya ada lagi siswa yang kehilangan masa depannya hanya karena miskin atau karena orang tuanya bekerja sebagai pemulung.  ***

 

 

Penulis : Rizki

Berita Terkait

Pulau Jawa Dikepung Tiga Megathrust, Ahli Peringatkan Potensi Gempa Besar dan Tsunami
Penerima Bansos Berharta di Bogor Mengundurkan Diri usai Rumahnya Dipasangi Stiker Keluarga Miskin
Renungan Sakral Nilai-Nilai Ksatria Bhayangkara: Momen Kapolri dan Ratusan PJU Polri Berjanji Setia pada Rakyat
BMKG: Sejumlah Kota Berpotensi Diguyur Hujan Berintensitas Ringan hingga Lebat pada Sabtu
Proyek Rehabilitasi Sudin SDA Jakpus Kian Disorot, Dugaan Bendera Pinjaman Menguat
Fenomena Busa Hitam Misterius di Langit Subang Bikin Geger Warga
Asap Beracun dari Sampah: Ancaman Senyap yang Mengintai Udara
Cuaca Ekstrem Landa Harapan Indah, Warga Diminta Waspada 
Berita ini 39 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 1 Desember 2025 - 17:03 WIB

Pulau Jawa Dikepung Tiga Megathrust, Ahli Peringatkan Potensi Gempa Besar dan Tsunami

Senin, 1 Desember 2025 - 07:27 WIB

Penerima Bansos Berharta di Bogor Mengundurkan Diri usai Rumahnya Dipasangi Stiker Keluarga Miskin

Rabu, 26 November 2025 - 08:20 WIB

Renungan Sakral Nilai-Nilai Ksatria Bhayangkara: Momen Kapolri dan Ratusan PJU Polri Berjanji Setia pada Rakyat

Sabtu, 15 November 2025 - 09:02 WIB

BMKG: Sejumlah Kota Berpotensi Diguyur Hujan Berintensitas Ringan hingga Lebat pada Sabtu

Jumat, 14 November 2025 - 14:05 WIB

Proyek Rehabilitasi Sudin SDA Jakpus Kian Disorot, Dugaan Bendera Pinjaman Menguat

Berita Terbaru

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes