LPG Masih Impor, Sampai Kapan? Pemerintah Dorong Pembangunan Fasilitas Pengolahan Gas Dalam Negeri untuk Kurangi Ketergantungan

- Redaksi

Rabu, 29 Oktober 2025 - 18:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, BeritaKita — Di tengah upaya pemerintah mewujudkan kemandirian energi nasional, Indonesia masih bergantung pada impor liquefied petroleum gas (LPG) dalam jumlah besar. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kebutuhan LPG nasional mencapai sekitar 8 juta ton per tahun, di mana lebih dari 7,2 juta ton masih diimpor. Rabu. (29/10/2025).

 

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, tingginya impor LPG bukan karena Indonesia kekurangan cadangan gas bumi, tetapi karena spesifikasi gas alam domestik belum sesuai untuk dijadikan bahan baku LPG.

 

“Sebagian besar gas kita memiliki komposisi metana yang tinggi, sementara untuk menghasilkan LPG dibutuhkan kandungan propana dan butana (C3 dan C4). Jadi bukan karena tidak ada gas, tapi karena teknologinya belum tersedia,” ujar Bahlil di Jakarta, Senin (28/10).

 

Indonesia memiliki potensi gas alam yang besar, tersebar dari Kalimantan Timur, Sulawesi, hingga Papua. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan optimal akibat minimnya infrastruktur pengolahan gas, seperti fasilitas fraksinasi yang berfungsi memisahkan komponen gas menjadi LPG.

Baca Juga :  Perkuat Budaya Berkendara Aman dan Selamat, PDC Menggelar Coaching Clinic di Lingkungan Perusahaan

 

“Kita belum punya cukup fasilitas pengolahan yang bisa memproduksi LPG dari gas domestik. Padahal, jika kita bangun industri itu, bukan hanya impor berkurang, tapi lapangan kerja juga meningkat,” tambahnya.

 

Untuk mengatasi hal ini, Kementerian ESDM telah menyiapkan rencana percepatan pembangunan fasilitas pengolahan gas berbasis C3 dan C4 di sejumlah wilayah produksi strategis. Proyek ini akan melibatkan kerja sama BUMN energi dan investor swasta, baik nasional maupun asing.

 

Selain itu, pemerintah juga tengah mendorong transisi energi menuju sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan. Salah satu langkahnya melalui program konversi LPG ke energi biomassa dan kompor listrik induksi untuk rumah tangga. Program ini diharapkan dapat menekan permintaan LPG sekaligus mendukung target Net Zero Emission 2060.

Baca Juga :  Jekoneng dan Shekoneng Siap Meluncur: Platform Ojol Berbasis Pesantren Usung Inovasi Ramah Lingkungan dan Pemberdayaan Umat

 

“Transformasi energi ini memang butuh waktu dan investasi besar. Tapi dengan teknologi yang tepat, Indonesia bisa mandiri energi dan mengurangi emisi karbon,” tegas Bahlil.

 

Menurut pengamat energi Universitas Indonesia, Ahmad Prabowo, masalah impor LPG juga terkait dengan kebijakan harga dan subsidi energi. Harga LPG bersubsidi yang relatif murah membuat permintaan terus meningkat, sementara produksi domestik tidak seimbang.

 

“Selama struktur harga belum disesuaikan dan subsidi belum tepat sasaran, impor LPG akan terus tinggi. Reformasi kebijakan energi menjadi kunci,” jelasnya.

 

Dengan percepatan pembangunan infrastruktur gas dan dukungan pada energi terbarukan, Indonesia berpeluang besar mengurangi ketergantungan impor LPG dan sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional. ***

Penulis : Dadan

Berita Terkait

Camat Teluknaga Gunting Pita Peresmian Koperasi Desa Merah Putih Desa Bojong Renged
48 Pasangan Ikuti Nikah Massal Rindang Hajatan 2025 di Jakarta Utara
RSHS Olah 400 Kg Sampah Organik Per Hari Jadi Eco-Enzym: Inovasi Hijau yang Hemat Puluhan Juta Rupiah
BGN Tegaskan Pendanaan Rp20 Triliun dari Danantara Difokuskan untuk Peternak Ayam Lokal
BGN Perketat Aturan Kemitraan MBG, Pastikan Setiap Dapur Gizi Dikelola Secara Profesional
Produksi Jagung Melimpah, Garut Kini Fokus Tambah Nilai Lewat Pabrik Silase
Bangkitkan Kedaulatan Pangan, BGN Dorong Lahirnya 6 Juta Peternak Baru untuk Dukung Program MBG
Sterilisasi Food Tray Jadi Syarat Wajib SPPG untuk Cegah Keracunan Program Makan Bergizi Gratis 
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 18 Desember 2025 - 10:12 WIB

Camat Teluknaga Gunting Pita Peresmian Koperasi Desa Merah Putih Desa Bojong Renged

Senin, 15 Desember 2025 - 05:44 WIB

48 Pasangan Ikuti Nikah Massal Rindang Hajatan 2025 di Jakarta Utara

Rabu, 19 November 2025 - 13:05 WIB

RSHS Olah 400 Kg Sampah Organik Per Hari Jadi Eco-Enzym: Inovasi Hijau yang Hemat Puluhan Juta Rupiah

Rabu, 19 November 2025 - 11:50 WIB

BGN Tegaskan Pendanaan Rp20 Triliun dari Danantara Difokuskan untuk Peternak Ayam Lokal

Selasa, 18 November 2025 - 19:24 WIB

BGN Perketat Aturan Kemitraan MBG, Pastikan Setiap Dapur Gizi Dikelola Secara Profesional

Berita Terbaru

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes