JAKARTA, BERITAKITA ||Semangat juang yang tak pernah padam kembali diperlihatkan oleh tunggal putri Indonesia, Dhinda Pratiwi, dalam laga menegangkan babak 16 besar Korea Masters 2025. Bermain selama tiga set yang penuh drama, Dhinda berhasil menumbangkan wakil Taipei, Li Yu-Ting, dengan skor 18-21, 21-17, 21-19, sekaligus memastikan satu tempat di babak perempat final turnamen bulu tangkis level Super 300 tersebut.
Pertandingan yang digelar di Gwangju Yeonju Stadium, Korea Selatan, Kamis (6/11), menjadi bukti keteguhan hati Dhinda. Meski sempat tertinggal di set pertama, pebulu tangkis muda berusia 22 tahun itu tidak kehilangan fokus. Dengan napas tersengal namun mata yang tetap menyala, ia terus mengejar setiap poin, satu demi satu, hingga akhirnya membalikkan keadaan.
“Saya cuma berpikir untuk tidak menyerah. Selama pertandingan belum selesai, apa pun masih bisa terjadi,” ujar Dhinda usai pertandingan, dengan senyum lelah namun penuh kebanggaan.
Pada set pembuka, Dhinda tampak gugup menghadapi gaya bermain cepat dan agresif Li Yu-Ting. Beberapa kali pengembalian Dhinda keluar lapangan, memberi keuntungan bagi lawan. Namun di tengah tekanan, terlihat jelas bagaimana ia berusaha mengatur ritme permainan, memperlambat tempo, dan memaksa Li bermain di jalur reli panjang.
Sayangnya, usaha itu belum membuahkan hasil, dan Dhinda harus mengakui keunggulan lawan di set pertama dengan skor 18-21.
Memasuki set kedua, mental baja Dhinda benar-benar diuji. Ia mulai menemukan pola permainan terbaiknya memanfaatkan serangan balik dan drop shot tajam yang membuat Li frustrasi. Teriakan dukungan dari tribun penonton Indonesia di Gwangju pun makin membakar semangatnya.
“Dhinda, semangat! Jangan menyerah!” teriak salah satu suporter, yang terdengar hingga ke siaran langsung BWF TV.
Hasilnya, Dhinda berhasil mengamankan set kedua 21-17, memaksa laga berlanjut ke rubber game.
Set ketiga menjadi duel mental dan fisik yang luar biasa. Kedua pemain saling kejar angka, hingga skor sempat imbang 19-19. Dalam dua poin terakhir, Dhinda menunjukkan keuletan luar biasa. Ia menahan dua kali serangan smash keras dari Li, lalu menutup pertandingan lewat dropshot tipis yang tak mampu dijangkau lawan.
Begitu shuttlecock jatuh di sisi lapangan Taipei, Dhinda langsung berlutut. Air mata haru mengalir di pipinya — bukan hanya karena kemenangan, tapi karena perjuangan yang ia tunjukkan di lapangan.
“Saya hanya ingin menunjukkan bahwa pemain Indonesia tidak pernah menyerah. Ini bukan hanya kemenangan saya, tapi juga untuk semua yang selalu percaya,” ucap Dhinda dengan mata berkaca-kaca.
Dengan kemenangan ini, Dhinda melaju ke babak perempat final dan akan menghadapi unggulan ketiga asal Korea Selatan, Kim Ga-eun. Laga tersebut diprediksi akan kembali menjadi ujian berat, namun Dhinda sudah siap.
“Lawannya kuat, tapi saya akan tetap berjuang seperti hari ini. Selama masih ada kesempatan, saya tidak akan menyerah,” tutupnya.
Kisah Dhinda malam ini bukan sekadar cerita tentang kemenangan. Ini adalah kisah tentang keteguhan, keberanian, dan keyakinan bahwa pantang menyerah selalu menjadi kunci bagi setiap mimpi besar. ***
Editor : Redaksi