JAKARTA, BERITAKITA || Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan penjelasan resmi mengenai rencana pendanaan sebesar Rp20 triliun yang disiapkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Pendanaan ini ditujukan untuk memperkuat sektor peternakan ayam pedaging dan petelur di berbagai daerah. Informasi tersebut disampaikan setelah mencuatnya pembahasan mengenai strategi Danantara dalam menjaga stabilitas pasokan pangan nasional.
Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menegaskan bahwa dana Rp20 triliun tersebut bukan untuk pembangunan peternakan baru oleh Danantara. Ia menyatakan secara lugas bahwa fokus utama pendanaan adalah memberdayakan pelaku usaha lokal. “Anggaran sebesar Rp20 triliun itu untuk membiayai para peternak, bukan Danantara yang membangun peternakan sendiri,” ujar Nanik dalam keterangannya di Kantor BGN, Jakarta.
Selain menegaskan tujuan pendanaan, Nanik menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk menciptakan ekosistem peternakan yang terintegrasi. Dalam penjelasan naratifnya, ia menyampaikan bahwa sistem yang disiapkan akan menghubungkan pelaku usaha besar di hulu dengan peternakan kecil di hilir melalui mekanisme kolaboratif yang berkelanjutan.
Kolaborasi ini melibatkan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan mendukung kebutuhan hulu, seperti penyediaan pakan, bibit, dan infrastruktur. Peternakan rakyat yang menjadi sasaran pendanaan akan berperan sebagai pengelola produksi di lapangan sehingga aktivitas usaha tetap berada di tangan masyarakat.
Menurut BGN, langkah Danantara tersebut menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menjaga ketersediaan ayam dan telur di pasar nasional. Kehadiran pendanaan besar diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada impor input produksi dan memperkuat ketahanan pangan, terutama dalam komoditas protein hewani.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan stabilitas harga di tingkat konsumen. Melalui penguatan rantai pasok, pemerintah ingin memastikan bahwa fluktuasi harga ayam dan telur dapat ditekan. BGN menilai bahwa sistem terintegrasi merupakan solusi jangka panjang yang relevan untuk mengatasi masalah struktur distribusi yang selama ini tidak efisien.
Dari sisi implementasi, pendanaan akan disalurkan dengan skema bertahap kepada peternak yang memenuhi persyaratan teknis dan administratif. Nanik menjelaskan bahwa mekanisme penyaluran dirancang transparan agar seluruh dukungan tepat sasaran. Penegasan ini muncul sebagai bentuk komitmen pemerintah menjaga akuntabilitas dalam program pangan nasional.
Dengan adanya dukungan tersebut, pemerintah berharap produktivitas peternakan rakyat dapat meningkat secara signifikan. Program ini diproyeksikan menjadi salah satu penggerak utama pemenuhan kebutuhan protein nasional sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi peternak kecil di seluruh Indonesia. ***
Editor : Beritakita.click
Sumber Berita: Rilis