JAKARTA, BERITAKITA || Seorang remaja asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, bernama Rizki Nurfadilah, diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja. Kasus ini mencuat setelah keluarga menerima kabar bahwa Rizki mengalami penyiksaan dan eksploitasi kerja selama lebih dari satu bulan di negara tersebut.
Peristiwa ini bermula pada akhir bulan lalu. Pada tanggal 24, keluarga diberi tahu adanya kontrak bermain sepak bola di Medan dengan durasi satu tahun. Dua hari kemudian, pada tanggal 26, Rizki dijemput menggunakan travel dan berangkat menuju Jakarta, kemudian diterbangkan ke Medan. Setelah itu, tanpa sepengetahuan keluarga, ia dipindahkan ke Malaysia dan akhirnya dibawa ke Kamboja.
Di Kamboja, Rizki ditempatkan di sebuah gedung bertingkat yang diduga menjadi lokasi operasi sindikat. Menurut kesaksian keluarga, ia dipaksa bekerja dari lantai satu hingga lantai sepuluh untuk memenuhi target harian yang diberlakukan oleh para pelaku.
Ayah korban, yang terus berusaha mencari tahu kondisi anaknya, mengungkap bahwa seluruh komunikasi dengan pihak yang awalnya merekrut Rizki terputus secara mendadak. “Kontak-kontaknya langsung dihapus sama pelaku,” ujar sang ayah dalam pernyataan yang disampaikan kepada media.
Rizki sempat mengirimkan kabar singkat kepada keluarga bahwa dirinya telah dijebak. Dalam pesan tersebut, ia menyebut mengalami kekerasan setiap hari karena tidak mencapai target yang ditentukan. Ia dipaksa bekerja dari pukul 00.00 hingga 12.00 siang, bahkan hingga tengah malam, tanpa istirahat yang layak.
Eksploitasi dilakukan dengan ancaman dan kekerasan fisik. Pelaku mewajibkan Rizki mencapai target pengambilan hingga 20 galon setiap hari di gedung bertingkat tempat ia disekap. Apabila gagal, ia disiksa. Keluarga menyebut bahwa Rizki hanya diberi makan seadanya sambil diminta menunggu “proyek” berikutnya.
Keluarga menduga Rizki dijadikan tenaga kerja paksa oleh jaringan TPPO yang memanfaatkan modus tawaran pekerjaan fiktif di bidang olahraga. Ketidaktahuan dan harapan untuk berkarier di dunia sepak bola membuat Rizki mudah percaya pada tawaran tersebut.
Keluarga kini sangat berharap campur tangan pemerintah. Sang ayah menyampaikan permohonan dengan penuh haru agar negara segera membantu kepulangan anaknya. “Tolong bantuannya dari rekan-rekan semua, dari media-media lain. Tolong, Bapak Presiden perhatikan anak saya yang bernama Rizki Nurfadilah,” tuturnya. Keluarga berharap upaya pemerintah dapat segera memastikan keselamatan dan memulangkan Rizki ke tanah air. ***
Editor : Beritakita.click
Sumber Berita: Rilis