JAKARTA, BERITAKITA || Peristiwa teror seksual yang menimpa seorang perempuan di kawasan Tanah Abang, Jakarta, mencuri perhatian publik setelah ditangani lebih cepat oleh petugas pemadam kebakaran dibanding aparat kepolisian. Kejadian ini terungkap melalui unggahan korban, pemilik akun Instagram @lasagna111, yang menceritakan pengalaman menegangkannya saat berhadapan dengan seorang pria paruh baya yang diduga merupakan tukang ojek.
Korban menjelaskan bahwa pelaku melakukan tindakan tidak senonoh secara berulang. Ia menggambarkan bagaimana lelaki tersebut bersembunyi di balik pot besar, melompat sambil berteriak, hingga mempertontonkan alat kelaminnya dengan tawa yang merendahkan. Korban menuturkan, “Aksinya membuat saya takut,” sementara narasi yang ia sampaikan menunjukkan situasi yang semakin membahayakan.
Upaya pertama korban adalah melapor ke pihak kepolisian sebagai langkah yang dianggap paling wajar. Namun, menurut penuturannya, respons yang diterima tidak sesuai harapan. Ia mengaku mendapatkan penjelasan panjang tentang syarat bukti visual, sedangkan harapannya hanyalah tindakan pencegahan. Petugas menyampaikan, “Tidak bisa bantu tanpa bukti video atau foto.” Penolakan itu membuat korban pulang dalam keadaan ketakutan sekaligus kecewa.
Selain mencoba meminta bantuan langsung di kantor polisi, korban juga telah melakukan upaya lain seperti menyertakan unggahan ke akun resmi Divisi Humas Polri dan menghubungi Satpol PP. Seluruh jalur itu tidak menghasilkan tindak lanjut berarti. Kalimat administratif menjadi jawaban yang ia terima, sedangkan ancaman yang ia hadapi terjadi di tempat umum dan berulang.
Dalam perjalanan pulang dari kantor polisi, korban memutuskan singgah ke Kantor Pemadam Kebakaran Bendungan Hilir. Ia mengaku hanya mencoba peruntungan, karena belakangan beredar kabar bahwa petugas damkar kerap membantu masyarakat dalam berbagai situasi nonkebakaran. Tanpa dugaan, langkah sederhana itu justru membawa perubahan besar pada penanganan kasus yang dialaminya.
Respons para petugas damkar berbeda sepenuhnya dengan pengalaman sebelumnya. Tidak ada syarat administrasi rumit, bahkan tidak ada pertanyaan mengenai bukti visual. Petugas damkar menyampaikan, “Ayo Bu, kita bantu,” yang menjadi titik balik bagi korban. Perbedaan sikap ini memperlihatkan bentuk empati cepat yang langsung diterjemahkan menjadi tindakan nyata.
Sosok petugas damkar bernama Bambang menjadi figur penting dalam penanganan tersebut. Ia mendampingi korban kembali ke lokasi dan menghadapi pelaku dengan pendekatan psikologis yang efektif. Dalam video yang tersebar, Bambang memperkenalkan diri sebagai saudara korban untuk memberi efek gentar. Pelaku yang sebelumnya bertingkah agresif tampak menunduk dan menyampaikan permintaan maaf.
Kisah ini memantik apresiasi luas dari masyarakat terhadap petugas damkar yang menunjukkan keberanian dan empati tanpa terikat prosedur berbelit. Peristiwa tersebut sekaligus menjadi pengingat bagi institusi penegak hukum agar tetap mengutamakan perlindungan warga. Masyarakat membutuhkan tindakan cepat ketika berhadapan dengan ancaman nyata, bukan rangkaian persyaratan yang menghambat penanganan awal. ***
Editor : Beritakita.click
Sumber Berita: Rilis