BEKASI, BERITAKITA || Kota Bekasi kembali mendapat sorotan positif terkait upaya penguatan toleransi antarumat beragama. Peneliti Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) dari Setara Institute, Achmad Fanani Rosyidi, menilai kota ini berada di jalur yang tepat menuju predikat Kota Paling Toleran di Indonesia pada 2026. Penilaian tersebut disampaikan Fanani dalam program AsMEN Talk yang digelar di Studio Asistensi Media Nasional (AsMEN), Cikunir, Bekasi, pada Kamis, 27 November 2025.
Menurut Fanani, tren peningkatan toleransi di Kota Bekasi terlihat jelas melalui pergerakan skor Indeks Kota Toleran (IKT) yang dirilis Setara Institute setiap tahun. Ia menjelaskan bahwa dalam 11 kali penilaian, Bekasi menunjukkan perkembangan yang stabil. Ia mengatakan, “Tahun 2020 masuk 10 besar, kemudian naik ke peringkat 7, lalu posisi 5, dan pada 2023 mencapai posisi 2 nasional.”
Meski demikian, Setara Institute mencatat penurunan Kota Bekasi pada penilaian tahun 2024. Turunnya posisi Bekasi ke peringkat 7 disebabkan munculnya sejumlah pelanggaran kebebasan beragama di tingkat masyarakat. Fanani menegaskan bahwa penilaian tetap dilakukan secara objektif dan tidak semata mempertimbangkan kebijakan pemerintah daerah.
Selama empat tahun terakhir, Pemerintah Kota Bekasi dianggap telah menghasilkan berbagai kebijakan pro-toleransi yang cukup progresif. Namun, tantangan terbesar justru muncul dari dinamika masyarakat. Pada tingkat akar rumput masih ditemukan kasus-kasus intoleransi yang menjadi faktor penghambat peningkatan skor IKT.
Fanani memandang bahwa penguatan masyarakat sipil menjadi faktor kunci dalam mendorong Bekasi mencapai posisi puncak pada 2026. Ia menyatakan pentingnya perluasan ruang partisipasi publik agar warga tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut terlibat aktif dalam agenda toleransi.
Ia juga mengapresiasi komitmen Pemkot Bekasi dalam menyiapkan program pelatihan dan penguatan nilai toleransi bagi para aparatur sipil negara (ASN). Menurutnya, langkah tersebut dapat meminimalkan potensi pelanggaran yang sebelumnya sempat muncul dan viral di ruang publik. “PR tahun 2025 harus lebih fokus pada mitigasi pelanggaran, edukasi masyarakat, dan pembekalan nilai-nilai toleransi bagi ASN,” ujarnya.
Dari sisi strategi, Setara Institute merekomendasikan pemerintah kota untuk memperluas promosi toleransi, meningkatkan edukasi KBB, serta memperkuat mitigasi risiko konflik sosial. Termasuk di dalamnya adalah penyadaran masyarakat melalui dialog lintas agama dan pelibatan komunitas lokal.
Dengan beragam pembenahan yang sudah berjalan serta rekomendasi yang telah disampaikan, Setara Institute menilai Kota Bekasi memiliki peluang besar untuk meraih predikat kota paling toleran di Indonesia pada 2026. Peluang tersebut dapat terwujud apabila pembenahan sosial di tingkat masyarakat dilakukan secara terukur dan berkelanjutan. ***
Editor : Beritakita.click
Sumber Berita: Rilis