JAKARTA, BERITAKITA || Seorang pelatih taekwondo bernama Bima (39) menjadi korban penganiayaan oleh seorang pengendara motor yang melawan arah di Jalan Sadar Raya, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Rabu, 19 November 2025. Peristiwa tersebut bermula ketika Bima terkejut melihat sebuah sepeda motor yang secara tiba-tiba mengambil jalur dari arah berlawanan.
Bima menerangkan bahwa ia sempat mengucapkan kata-kata kasar secara spontan karena situasi yang mengejutkan. Ia mengatakan bahwa refleks tersebut muncul akibat kaget ketika pemotor itu berada terlalu dekat dengan jalurnya. “Saya karena spontan, ya kaget, saya teriaklah kata-kata kasar,” ujar Bima.
Tak lama setelah itu, pengendara motor tersebut memanggil dan mendekati Bima. Bukannya berdialog, pelaku langsung memukul Bima menggunakan helm hingga menyebabkan kaca mata korban pecah dan pelindung helm yang dikenakannya terlepas. Saat mencoba mengambil kembali kacamata yang jatuh, Bima dipukuli berkali-kali.
Meski diserang secara membabi buta, Bima memilih tidak membalas. Ia menegaskan bahwa keputusannya itu dilandasi pertimbangan etis sebagai seorang pelatih bela diri. “Saya tidak mau menjelekkan seragam taekwondo yang saya kenakan dengan melawan balik. Saya takut dianggap arogan,” kata Bima menjelaskan alasannya.
Pertimbangan lain yang membuatnya menahan diri adalah keberadaan istrinya yang saat itu ia bonceng. Menurut Bima, keselamatan pendampingnya menjadi prioritas utama. Ia menyampaikan bahwa seorang praktisi bela diri justru dilatih untuk tetap berpikir jernih dalam tekanan, bukan terbawa emosi.
Setelah melakukan penganiayaan, pelaku menolak ajakan Bima untuk menyelesaikan masalah secara resmi di Polsek Jagakarsa. Pelaku justru melontarkan pernyataan yang meremehkan kondisi korban sebelum kabur meninggalkan lokasi. “Dia bilang, ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu’,” ungkap Bima.
Bima kemudian melapor ke Polsek Jagakarsa pada hari yang sama. Ia diarahkan untuk menjalani visum sebagai bagian dari proses penyelidikan. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan adanya luka memar di bagian dada dan rusuk, serta lecet dan goresan di kaki.
Kasus ini kini berada dalam penanganan polisi. Bima berharap proses hukum berjalan sesuai aturan dan pelaku dapat segera ditemukan. Ia menegaskan bahwa keputusannya untuk tidak melawan bukan karena takut, melainkan bentuk tanggung jawab moral seorang pelatih bela diri dalam menjaga disiplin dan integritas. ***
Foto : Tangkapan layar Kompas.
Editor : Beritakita.click
Sumber Berita: Rilis