INDRAMAYU, BERITAKITA || Wisuda ke-6 Institut Agama Islam Al-Zaytun (IAI Al-AZIS) yang digelar pada Senin, 15 Desember 2025, menjadi momentum reflektif bagi para lulusan untuk memaknai gelar akademik sebagai amanah sosial dan kemanusiaan. Kegiatan yang berlangsung di lingkungan Ma’had Al-Zaytun ini tidak hanya mengukuhkan capaian akademik, tetapi juga menegaskan peran strategis kaum terdidik dalam membangun masyarakat, bangsa, dan negara.
Wisuda tersebut mengusung tema “Menumbuhkan Etos Kerja, Motivasi, dan Disiplin, Melahirkan Sumber Daya Manusia yang Produktif”. Tema ini menekankan bahwa pendidikan tinggi tidak berhenti pada penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan berlanjut pada pembentukan karakter, integritas, dan tanggung jawab moral. Produktivitas dimaknai sebagai kemampuan berkarya secara profesional tanpa melepaskan nilai-nilai kemanusiaan.
Pesan tersebut diperkuat melalui orasi ilmiah Wakil Ketua Bidang Internal sekaligus Komisioner Pengaduan Komnas HAM, Dr. Ir. H. Prabiyanto Mukti Wibowo, M.Sc. Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa pengembangan sumber daya manusia yang unggul harus berjalan seiring dengan pemahaman dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM). Menurutnya, dunia kerja modern menuntut profesional yang tidak hanya kompeten, tetapi juga beretika.
Ia mengapresiasi konsistensi IAI Al-AZIS dan Ma’had Al-Zaytun dalam menjadikan nilai kemanusiaan sebagai fondasi pendidikan. Dr. Prabiyanto menilai nilai toleransi, keadilan, dan perdamaian telah dihidupkan sebagai budaya akademik. “Hak asasi manusia bukan sekadar wacana moral, melainkan prinsip dasar dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan berprofesi,” ujarnya dalam orasi tersebut.
Dalam perspektif Islam, lanjutnya, HAM merupakan hak kodrati yang melekat pada setiap manusia sebagai anugerah Allah SWT. Ia merujuk pada Khutbah Wada’ Rasulullah SAW yang menegaskan hak hidup, kesetaraan, keadilan, dan persaudaraan. Menurut Dr. Prabiyanto, nilai-nilai itu merupakan landasan universal yang relevan sepanjang zaman dan menjadi rujukan moral lintas agama serta budaya.
Ia juga menyoroti berbagai persoalan di dunia kerja, seperti diskriminasi, perundungan, eksploitasi, dan pelanggaran privasi yang kerap terjadi akibat lemahnya penghormatan terhadap martabat manusia. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa HAM bukan hanya tanggung jawab negara, melainkan kewajiban setiap individu dalam menjalankan peran profesionalnya. “Keberhasilan sejati adalah keberhasilan yang diraih tanpa mengorbankan hak orang lain,” katanya.
Sebagai generasi milenial dan Gen Z yang hidup di era digital, para wisudawan dihadapkan pada tantangan etika baru seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan. Dr. Prabiyanto menilai generasi muda memiliki peran penting sebagai agen perubahan agar kemajuan teknologi tetap berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan tidak menggerus etika sosial.
Menutup orasinya, ia mengajak para lulusan menjadikan HAM sebagai kompas moral dalam mengarungi kehidupan profesional. Etos kerja, motivasi, dan disiplin harus dipadukan dengan integritas dan kepedulian sosial. Wisuda ke-6 IAI Al-AZIS pun diharapkan melahirkan generasi akademisi yang berilmu, berakhlak, dan berperikemanusiaan, demi terwujudnya Indonesia yang adil dan bermartabat. ***