Jakarta, BeritaKita—Seorang ahli hadis menegaskan pentingnya keberadaan sanad dan peran guru dalam proses mempelajari ilmu agama, khususnya hadis. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah diskusi yang membahas tantangan pembelajaran agama di era digital, terutama dengan maraknya fenomena “mursyid TikTok” yang semakin populer di kalangan masyarakat.
Ia mencontohkan bahwa seseorang tidak bisa sembarangan mengaku sebagai ahli hadis tanpa bukti keilmuan yang jelas. “Contoh, saya mengaku ahli hadis. Iya. Saya belajar hadis di mana? Heeh. Siapa guru saya? Dan itu harus terekam dengan baik. Heeh,” ucapnya.
Menurutnya, teori sanad merupakan fondasi yang telah diakui secara universal dalam ilmu hadis. “Nah, ee teori tadi sanad itu itu adalah teori yang sudah diakui di dunia. Di dunia. Walaupun hari ini ada orang-orang yang sedikit katakanlah memprotes itu, sebetulnya orang-orang yang memprotes tentang teori sanad ini adalah orang-orang yang memang tidak mempunyai sanad,” jelasnya.
Ia menilai bahwa klaim seseorang yang merasa sudah ahli tanpa melalui proses pembelajaran yang benar adalah sebuah kesalahan. “Lalu katakanlah dia mengklaim dirinya sudah bisa, sudah ahli sehingga tidak perlu sanad. Ini adalah sebuah kekeliruan. Karena bagaimanapun juga ilmu itu bisa didapat dengan adanya guru. Tanpa adanya guru tidak bisa,” tegasnya.
Dalam konteks pendidikan agama, ia menegaskan bahwa peran guru adalah hal utama yang tidak bisa digantikan. “Kalau guru bahasa agamanya mau, bisa mursyid, bisa ustaz. Jadi harus ada mursyidnya,” tuturnya.
Di akhir penjelasannya, ia menyampaikan keprihatinan atas fenomena tren belajar agama yang hanya mengandalkan konten di media sosial. “Nah, sekarang kan banyak nih yang mursyidnya TikTok nih,” ucapnya dengan nada mengingatkan. ***
Editor : Redaksi