JAKARTA, BERITAKITA||Sebuah video viral yang beredar di media sosial TikTok menarik perhatian publik setelah diunggah oleh akun TikTok @inilahcom. Dalam video tersebut, tampak seorang ayah mendatangi sekolah menengah pertama di Subang, Jawa Barat, untuk memprotes tindakan seorang guru yang diduga menampar anaknya. Peristiwa ini memicu beragam reaksi warganet dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial.
Kejadian bermula ketika seorang siswa di SMP Negeri 2 Subang dikabarkan memanjat tembok sekolah hingga roboh. Aksi tersebut membuat pihak sekolah geram, dan salah satu guru dikabarkan menampar beberapa siswa yang terlibat, termasuk anak dari pria yang merekam guru dalam video tersebut. Video berdurasi kurang dari satu menit itu memperlihatkan suasana tegang antara orang tua siswa dan pihak sekolah.
Melalui keterangan yang ditulis di kolom unggahan, sang ayah mengaku anaknya memang melakukan kesalahan karena telah memanjat tembok sekolah hingga roboh. Namun, ia menilai tindakan guru yang menggunakan kekerasan fisik tidak dapat dibenarkan.
“Saya akui anak saya salah gara-gara manjat tembok sampai roboh, tapi saya tidak suka cara guru sudah pakai kekerasan. Dan bukan anak saya saja yang kena gampar, delapan anak kena gampar!” tulisnya dalam unggahan tersebut.
Sementara itu, pihak guru yang dituduh menampar siswa memberikan penjelasan berbeda. Ia menyebut bahwa siswa yang bersangkutan termasuk anak yang kerap berperilaku nakal dan sebelumnya sudah beberapa kali mendapat teguran. Namun, menurut pengakuannya, teguran secara lisan tidak memberikan efek jera sehingga dirinya mengaku terpancing emosi.
“Saya sudah berkali-kali menegur dengan baik, tapi tidak ada perubahan. Tembok sekolah sampai roboh, saya khilaf,” ujarnya.
Pihak sekolah dikabarkan telah memanggil kedua belah pihak untuk dimediasi agar persoalan ini tidak semakin meluas. Dinas Pendidikan Kabupaten Subang juga disebut tengah menelusuri kasus tersebut untuk memastikan kebenaran kejadian dan memberikan sanksi sesuai aturan jika ditemukan pelanggaran. Peristiwa ini menjadi sorotan karena kembali membuka diskusi publik mengenai batasan disiplin dan tindakan kekerasan di lingkungan pendidikan.
Hingga kini, video tersebut telah ditonton 10,7rb dan menuai berbagai tanggapan. Sebagian warganet menilai tindakan guru tidak pantas dilakukan, sementara yang lain menilai siswa perlu diberi pembinaan tegas. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak agar penyelesaian masalah di sekolah dilakukan dengan cara yang mendidik dan tanpa kekerasan. ***
Penulis : Rizki