Kota Bekasi, BeritaKita — Di tengah pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar oleh Forum Asistensi Media Nasional (AsMEN) bekerja sama dengan Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (LUKW), Kesbangpol Kota Bekasi turut berperan aktif menyuarakan pentingnya toleransi antarumat beragama. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 7 Agustus 2025, bertempat di Studio AsMEN, Jalan Puncak Cikunir No.14, Jakasampurna, Kota Bekasi.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi, Nesan Sujana, Nesan Sujana, ST, MT, CRP, CRMP, CGCAE, hadir memberikan materi khusus kepada peserta UKW. Ia menyampaikan bahwa Kota Bekasi merupakan miniatur Indonesia yang dihuni oleh beragam suku dan agama.
“Kota Bekasi adalah kota yang heterogen. Hampir seluruh suku dan agama yang ada di Indonesia hidup berdampingan di sini,” ujar Nesan dalam konferensi pers usai penyampaian materi.
Dalam paparannya, Nesan menekankan bahwa toleransi antarumat beragama merupakan isu strategis yang harus dijaga bersama. Ia mengungkapkan, sejak tahun 2015 Kota Bekasi sempat berada di posisi ke-92 dari 94 kota dalam Indeks Kota Toleran.
“Kala itu bersamaan dengan polemik pembangunan Gereja Santa Clara dan isu seputar rumah ibadah yang viral,” katanya.
Namun, menurut Nesan, peringkat toleransi Kota Bekasi terus membaik dari tahun ke tahun. Dari posisi ke-92, naik ke urutan 36, lalu ke 15, dan sempat mencapai posisi ke-3 pada tahun 2022.
“Tahun 2023 kita berada di urutan ke-2, hanya kalah dari Salatiga. Namun pada 2024, turun menjadi urutan ke-7. Salah satu penyebabnya karena ada penilaian di poin intoleransi yang menurut saya terlalu bias pemberitaan,” jelasnya.
Ia menjelaskan, jika nilai pada poin intoleransi tidak terlalu rendah, Kota Bekasi sangat mungkin mempertahankan posisi ke-2 atau bahkan menjadi nomor satu dalam indeks kota toleran nasional.
Selain isu toleransi, Nesan juga menyoroti pentingnya pembelajaran nilai-nilai kebangsaan, seperti Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, yang kini mulai luntur. Ia menyayangkan berkurangnya pendidikan moral seperti Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah.
“Kita perlu mendorong kembali pendidikan kebangsaan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Itu penting untuk menjaga keutuhan dan kedamaian masyarakat,” ucapnya.
Di sisi lain, Nesan juga menyinggung soal penguatan bela negara bagi generasi muda. Ia menyebut, banyak anak putus sekolah yang kini ditangani secara khusus melalui pembinaan karakter di barak militer, yang rencananya akan dimulai sebelum akhir tahun ini.
Kesbangpol Kota Bekasi juga akan menggelar kegiatan “Pesona Nusantara Bekasi”, yang menampilkan kekayaan budaya dari seluruh daerah di Indonesia. Acara ini akan melibatkan organisasi kemasyarakatan, pemuda, dan aparatur daerah.
“Dalam kegiatan tersebut, akan digelar lomba cerdas cermat bertema bela negara agar wawasan kebangsaan semakin tertanam di kalangan masyarakat,” pungkasnya.
Dengan jumlah penduduk yang dinamis, mencapai sekitar 2,9 juta jiwa karena mobilitas ke wilayah sekitar seperti Jakarta, Karawang, dan Bogor, Kota Bekasi terus menghadapi tantangan sosial yang kompleks. Oleh karena itu, Kesbangpol berkomitmen menjaga harmonisasi melalui pendidikan, pembinaan, serta kerja sama lintas sektoral. ***
Penulis : Rizki