Brebes, Jawa Tengah Berita Kita – Pergerakan tanah yang tidak kunjung berhenti terus mengancam keselamatan warga Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Bencana yang pertama kali terdeteksi pada 17 April 2025 ini kini telah berkembang menjadi malapetaka besar yang merusak ratusan rumah dan memaksa ratusan warga mengungsi.
Menurut laporan resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, sebanyak 135 rumah warga mengalami kerusakan parah akibat pergerakan tanah. Bencana ini telah berdampak langsung pada 551 jiwa, dengan 430 orang di antaranya telah dievakuasi ke pos komando (posco) darurat dan lokasi pengungsian yang lebih aman.
Kondisi di lapangan menunjukkan kerusakan yang sangat parah. Jalan-jalan mengalami retakan, rumah-rumah terbelah menjadi dua bagian, bahkan bangunan permanen yang dibangun selama bertahun-tahun kini hanya tersisa puing-puing. Pergerakan tanah terus berlanjut dengan intensitas yang semakin meningkat, membuat beberapa rumah yang awalnya hanya rusak ringan kini benar-benar tertimbun longsoran.
“Ini seperti neraka di siang hari. Rumah saya perlahan-lahan turun ke bawah. Fondasi retak, dinding roboh. Tidak ada lagi yang bisa kami selamatkan,” ujar Supratekno, salah satu korban dari Dukuh Karanganyar dengan suara gemetar saat ditemui di posco pengungsian.
Hingga Kamis, 8 Mei 2025, pergerakan tanah belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Longsoran demi longsoran kecil terus terjadi, disertai dengan suara gemeretak dan getaran tanah yang membuat warga panik dan berlarian menyelamatkan diri.
“Setiap hari kami mendengar suara krek-krek seperti kayu patah diikuti oleh getaran tanah. Kami lari menyelamatkan diri membawa anak-anak tanpa sempat membawa apapun. Semua harta benda hilang,” cerita seorang ibu warga Dukuh Karanganyar yang masih terguncang secara emosional.
Situasi di Desa Mendala kini bagaikan desa mati. Banyak rumah kosong dan jalan-jalan sepi, hanya suara alam yang terdengar. Beberapa lokasi bahkan sudah tertutup total oleh longsoran, membuat akses kendaraan tidak mungkin dilakukan tanpa alat berat.
Saat ini, sebagian besar warga mengungsi di Posco Pengungsian Lapangan Terpadu Desa Mendala. Tenda-tenda darurat berderet di tengah lapangan dengan alas tikar dan atap terpal plastik. Setiap malam, udara dingin dan hujan deras semakin memperparah penderitaan para korban.
Pemerintah daerah telah mulai membangun hunian sementara (huntara) yang nantinya akan ditempati oleh para korban. “Hari ini kami meninjau pembangunan huntara. Doa kami semoga warga yang kehilangan rumah diberi kesabaran dan ketabahan, dan semoga Allah menggantinya dengan tempat tinggal yang lebih baik,” ujar seorang relawan dengan mata berkaca-kaca usai menyalurkan bantuan.
Peninjauan lokasi oleh relawan, media, dan aparat setempat tidak hanya mengungkap kerusakan fisik, tetapi juga memotret kehancuran batin masyarakat. Banyak warga yang menangis di depan runtuhan rumah mereka, kehilangan anggota keluarga yang kini terpisah di berbagai tempat pengungsian, atau bahkan kehilangan hewan ternak yang menjadi satu-satunya sumber nafkah.
Dampak psikologis bencana ini sangat terasa. Beberapa warga dilaporkan mengalami trauma, anak-anak sulit tidur di malam hari, dan orang tua terus-menerus khawatir dengan kemungkinaan pergeseran tanah berikutnya. Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan pergerakan tanah ini akan berhenti. Para ahli geologi menyebut bahwa kondisi tanah di Mendala sangat labil dan penuh rekahan.
Pemerintah daerah bersama TNI, Polri, dan BPBD terus berupaya melakukan pemantauan dan evakuasi lanjutan. Warga yang masih tinggal di zona merah terus dihimbau untuk segera mengungsi demi keselamatan.
Meski diterpa bencana, warga Desa Mendala tidak patah semangat. Di antara puing-puing rumah yang hancur, masih ada tangan-tangan yang bekerja membangun kembali, meski dalam bentuk sederhana. Dengan sisa-sisa kekuatan, mereka bertahan, berdoa, saling menguatkan, dan berharap akan ada hari di mana bumi berhenti bergeser dan kehidupan dan dapat dimulai kembali.
Editor : Rizki
Sumber Berita: https://youtu.be/dgMzBAFpMYE?si=UiRSgyPo1VeFGQLu