Beijing, Berita Kita – Pemerintah Tiongkok menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif diplomatik negara-negara Arab dan Islam yang mendorong penghentian eskalasi konflik bersenjata antara Iran dan Israel. Dukungan ini disampaikan menyusul pernyataan bersama yang diluncurkan oleh para menteri luar negeri dari 20 negara Arab dan Muslim dalam merespons meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan bahwa pemerintah China menghargai langkah negara-negara tersebut yang mendorong gencatan senjata dan mencegah konflik meluas.
“China menyambut baik pernyataan bersama yang dirilis oleh Mesir dan negara-negara Arab dan Islam lainnya, dan memuji upaya negara-negara terkait dalam mempromosikan deeskalasi,” ujar Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (17/6).
Pernyataan bersama yang digagas Mesir dan negara-negara mitra lainnya menyerukan penghentian serangan Israel terhadap Iran dan mendesak semua pihak menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi, terutama serangan terhadap fasilitas nuklir.
Ke-20 negara yang terlibat dalam inisiatif tersebut mencakup Mesir, Yordania, Pakistan, Bahrain, Brunei, Turki, Chad, Aljazair, Komoro, Uni Emirat Arab, Djibouti, Arab Saudi, Sudan, Somalia, Irak, Oman, Qatar, Kuwait, Libya, dan Mauritania.
Guo Jiakun menegaskan bahwa China siap memainkan peran aktif dalam meredakan ketegangan regional dan terus berkomunikasi dengan berbagai pihak demi mencari solusi damai.
“Prioritas yang paling mendesak adalah mewujudkan gencatan senjata, mengambil langkah-langkah efektif untuk menghindari eskalasi lebih lanjut,” ucapnya.
Dalam pernyataan tersebut, para menteri luar negeri menekankan urgensi dilanjutkannya pembicaraan nuklir dengan Iran dan pentingnya menjaga kebebasan navigasi di perairan internasional. Mereka juga memperingatkan agar tidak melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran yang berada di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
“Para menteri juga memperingatkan agar tidak menargetkan fasilitas nuklir yang berada di bawah pengawasan IAEA, dan meminta semua pihak untuk segera kembali ke meja perundingan sebagai satu-satunya jalan menuju kesepakatan nuklir dengan Iran secara berkelanjutan,” tulis pernyataan itu.
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat drastis sejak Jumat (13/6), ketika Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Serangan tersebut segera dibalas oleh Iran dengan meluncurkan rudal balistik dan pesawat nirawak ke beberapa kota besar Israel seperti Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa.
Pihak Israel menyebut bahwa sedikitnya 24 warga tewas dan ratusan lainnya mengalami luka akibat serangan dari Iran. Sementara itu, otoritas Iran mengklaim bahwa sebanyak 224 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka akibat serangan udara Israel.
Serangan balasan Iran dikabarkan berhasil mencapai sasaran di berbagai wilayah Israel, termasuk lokasi strategis, meskipun pemerintah Israel berusaha membatasi penyebaran informasi melalui sensor media. Bukti-bukti visual yang beredar menunjukkan bahwa serangan rudal Iran dilakukan dengan presisi tinggi. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis