JAKARTA, BERITAKITA || Siapa sangka limbah jerami yang kerap dianggap tak bernilai kini bisa menjadi sumber energi masa depan? Inovasi luar biasa datang dari tangan anak bangsa, melalui karya bernama Bobibos, singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!. Produk ini digadang-gadang mampu menjadi solusi bahan bakar ramah lingkungan sekaligus mendorong kemandirian energi nasional.
Adalah M. Iklas Thamrin, sosok muda di balik terobosan ini. Ia bersama tim risetnya mengubah jerami menjadi bahan bakar alternatif melalui proses ekstraksi biokimia. “Kami ingin menghadirkan bahan bakar yang benar-benar ramah lingkungan dan mendukung target zero net emissions pemerintah. Selain itu, jerami adalah bahan baku yang sangat melimpah dan sering terbuang percuma,” ujar Iklas saat ditemui di laboratoriumnya di Jakarta.
Menurutnya, inovasi ini bukan hanya tentang menciptakan energi baru, tetapi juga tentang mengubah cara pandang terhadap limbah pertanian. Setiap musim panen, jutaan ton jerami di Indonesia sering kali dibakar begitu saja, menyebabkan polusi udara dan menambah emisi karbon. Dengan teknologi Bobibos, limbah tersebut kini bisa diubah menjadi energi terbarukan yang lebih bersih.
“Prosesnya kami lakukan dengan mesin hasil rancangan sendiri. Mesin ini mampu mengekstraksi kandungan selulosa dari jerami dan mengubahnya menjadi bioetanol padat. Kami sebut ‘padat’ karena bentuk akhirnya menyerupai briket, sehingga mudah disimpan dan digunakan,” jelasnya.
Dari sisi efisiensi, Bobibos diklaim memiliki daya bakar tinggi dan residu emisi yang sangat rendah. Beberapa uji coba awal menunjukkan bahan bakar ini bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, industri kecil, bahkan kendaraan bermotor dengan sedikit modifikasi.
Lebih dari sekadar inovasi teknologi, Bobibos juga membawa dampak sosial dan ekonomi. Iklas berharap program ini bisa menggandeng petani sebagai penyedia bahan baku utama. Dengan begitu, jerami yang sebelumnya tak bernilai kini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. “Kami ingin petani menjadi bagian dari rantai nilai ini. Mereka bukan hanya penyuplai, tapi mitra dalam membangun energi berkelanjutan,” tutur Iklas.
Tak hanya itu, proyek Bobibos juga membuka peluang lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan. Anak muda dari berbagai daerah mulai bergabung sebagai teknisi dan inovator lokal untuk mengembangkan mesin ekstraksi dan sistem distribusi bahan bakar ini.
Pemerhati energi terbarukan, Dr. Ratna Suryani, menilai inovasi Bobibos sebagai langkah strategis menghadapi krisis energi fosil. “Potensi biomassa di Indonesia luar biasa besar. Jika teknologi seperti Bobibos terus dikembangkan, Indonesia bisa menjadi salah satu negara pionir dalam pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber energi bersih,” ujarnya.
Melalui Bobibos, Iklas dan timnya membuktikan bahwa inovasi tidak harus datang dari laboratorium besar atau modal miliaran, tetapi dari keberanian melihat peluang di balik keterbatasan. Dari tumpukan jerami yang sering terabaikan, lahirlah secercah harapan untuk masa depan energi Indonesia yang mandiri dan berkelanjutan. ***
Penulis : Dadan