Cilegon, BeritaKita—Akhir-akhir ini, perhatian publik terhadap isu lingkungan dan pengelolaan limbah semakin meningkat. Berbagai pihak dari kalangan akademisi, komunitas, hingga pemerintah berupaya menghadirkan solusi nyata. Salah satu contoh terbaru lahir dari Kelurahan Lebak Denok, Kota Cilegon.
Posyantek Harapan Lebak Denok, sebuah pusat inovasi teknologi tepat guna di tingkat masyarakat, berhasil menarik minat perguruan tinggi untuk berkolaborasi. Dalam kurun waktu hampir satu tahun terakhir, lembaga ini menjadi rujukan kunjungan, penelitian, sekaligus praktik pengabdian masyarakat.
Kegiatan terbaru berlangsung pada Minggu, 14 September 2025. Acara tersebut menggandeng Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), Politeknik, serta mendapat dukungan penuh dari Komunitas Edelweis Cilegon dan ACS UNTIRTA Student Chapter.
Tema yang diusung sangat relevan dengan isu lingkungan. Kegiatan ini bertajuk “Sosialisasi dan Pelatihan Komposit Busa Poliuretan Berpenguat Serbuk Kantong Plastik dan Slang Baja Saluran Air Pra-Cetak Berkelanjutan, Ringan, dan Ramah Lingkungan.”
Pelatihan ini menghadirkan Adhitya Tranggono, M.Sc., dosen Jurusan Teknik Metalurgi UNTIRTA, sebagai narasumber utama. Ia membimbing mahasiswa, masyarakat, dan para peserta untuk memahami proses pembuatan material komposit berbasis limbah plastik.
Dalam penjelasannya, Adhitya memaparkan bahwa poliuretan dapat dirancang dari beragam sumber limbah. Ia menyebutkan limbah sedotan, kantong plastik, hingga baja bekas industri Krakatau Steel dan sampah rumah tangga bisa menjadi bahan utama.
“Produk yang dihasilkan berupa saluran air pra-cetak,” ungkap Adhitya dalam sesi pelatihan. Menurutnya, produk tersebut berpotensi mendukung program pembangunan infrastruktur desa maupun kelurahan.
Ia menambahkan, inovasi ini bukan hanya menghadirkan solusi bagi permasalahan sampah, tetapi juga mendorong terciptanya lingkungan yang lebih ramah dan berkelanjutan. Bagi Adhitya, inilah langkah nyata menuju pembangunan berbasis circular economy.
Lebih jauh, Adhitya menekankan pentingnya memperkuat kemitraan. Ia menilai kerja sama dengan Posyantek Lebak Denok dan Komunitas Edelweis perlu ditunjang dukungan industri kimia, pemerintah, serta regulasi yang jelas.
“Hal tersebut sangat penting agar kegiatan pelatihan, pengabdian masyarakat, maupun proposal hibah dapat memperoleh dukungan anggaran yang memadai,” jelasnya. Ia berharap ke depan bisa terbentuk Sentra IKM Komposit di Kota Cilegon.
Selain akademisi, kegiatan ini juga disambut positif oleh komunitas. Posyantek Lebak Denok menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pemanfaatan teknologi tepat guna di tengah masyarakat.
Ketua Posyantek Harapan Denok, IIM Setiawan atau yang akrab disapa Kang Wawan, menyampaikan pandangannya. Ia menyebut bahwa kolaborasi dengan kampus membawa dampak nyata bagi masyarakat sekitar.
“Kegiatan pemanfaatan limbah plastik menjadi poliuretan yang kami lakukan bersama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) merupakan bukti nyata bahwa kolaborasi antara komunitas dan akademisi dapat melahirkan inovasi yang bermanfaat luas,” ujar Kang Wawan.
Ia menambahkan, persoalan limbah plastik yang selama ini dianggap masalah kini bisa menjadi peluang. Limbah tersebut dapat diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi sekaligus memiliki potensi pasar.
Bagi Posyantek Harapan Denok, kegiatan ini tidak hanya sebatas transfer teknologi. Kang Wawan menegaskan bahwa pelatihan juga menjadi sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
Menurutnya, penting bagi warga untuk memahami konsep circular economy dan inovasi berbasis lingkungan. Dengan kesadaran tersebut, masyarakat bisa lebih mandiri, kreatif, dan berdaya saing.
“Kami berharap hasil kolaborasi ini dapat menjadi inspirasi sekaligus model yang bisa direplikasi di wilayah lain,” tutur Kang Wawan. Ia menilai Posyantek harus terus hadir dalam membangun masyarakat yang inovatif.
Di sisi lain, Adhitya bersama tim akademisi UNTIRTA berupaya memperluas jaringan kerja sama. Mereka menjalin kedekatan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Posyantek lain, serta komunitas bank sampah.
Kolaborasi lintas pihak ini diharapkan mampu menciptakan rantai produksi yang lebih terintegrasi. Jika berjalan baik, produk hasil pelatihan tidak berhenti sebagai riset, tetapi berkembang menjadi produksi komersial.
Inovasi semacam ini menunjukkan bahwa sampah plastik dapat bertransformasi menjadi material berdaya guna tinggi. Selain mendukung infrastruktur berkelanjutan, inovasi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Cilegon sebagai kota industri memiliki tantangan besar dalam pengelolaan limbah. Namun, keberadaan Posyantek Lebak Denok dan dukungan perguruan tinggi menunjukkan arah positif menuju solusi yang lebih terukur.
Kegiatan pelatihan ini menjadi salah satu contoh nyata penerapan konsep teknologi tepat guna. Lebih dari itu, kegiatan juga menjadi titik temu antara dunia akademis, masyarakat, dan komunitas lingkungan.
Dengan adanya inovasi poliuretan berbasis limbah plastik, diharapkan tercipta ekosistem baru yang mengedepankan keberlanjutan. Program ini sekaligus mendukung target pemerintah dalam pengurangan sampah plastik di Indonesia.
Pelatihan yang berlangsung pada pertengahan September ini menjadi catatan penting bagi Kota Cilegon. Ia membuktikan bahwa transformasi lingkungan dapat lahir dari kolaborasi sederhana, tetapi berorientasi jangka panjang.
Ke depan, masyarakat berharap agar kegiatan serupa terus berlanjut dengan dukungan berbagai pihak. Sinergi antara kampus, komunitas, industri, dan pemerintah diyakini mampu memperluas dampak positif. ***
Penulis : Safrizal Atril
Sumber Berita: Liputan