Ditinggal Orang Tua Sejak Kecil, Danang Irawan dari Boyolali Sukses Jadi Prajurit TNI AD: “Saya Masih Rindu Ibu”

- Redaksi

Selasa, 6 Mei 2025 - 08:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semarang, Berita Kita – Siapa sangka, di balik kesuksesan pelantikan prajurit Tamtama TNI Angkatan Darat di Kodam IV/Diponegoro, terselip kisah mengharukan dari seorang pemuda asal Boyolali bernama Danang Irawan. Tanpa kehadiran orang tua sejak kecil, Danang mampu membuktikan bahwa kemauan kuat dan semangat pantang menyerah mampu membawanya meraih impian menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia.

 

 

Danang Irawan adalah pemuda yatim piatu yang baru saja resmi menyandang pangkat Prajurit Dua (Prada) dalam pelantikan di Kodam IV/Diponegoro. Kehadirannya menjadi pusat perhatian karena kisah hidupnya yang penuh perjuangan sejak kecil.

 

 

Danang kehilangan ayahnya pada usia tujuh tahun. Tak lama setelah itu, sang ibu meninggalkannya tanpa jejak. Sejak saat itu, ia harus berpindah-pindah tempat tinggal hingga akhirnya diasuh oleh pengurus panti asuhan.

 

“Awalnya saya ikut ayah dan setelah beliau meninggal, saya ikut dengan ibu saya dan saya dititipkan dengan ibu kos. Setelah itu, ibu kos tidak mampu dan saya dititipkan ke saudaranya yang kebetulan merupakan pengurus panti asuhan. Di situ, saya mulai hidup dari umur 7 tahun sampai sekolah MAN,” jelas Danang.

Baca Juga :  Aldi, Tukang Cukur Garut yang Menebar Inspirasi di Pinggiran Jakarta

 

 

Selama tinggal di panti asuhan, Danang bertemu dengan seorang perwira tinggi dari satuan elite Kopassus yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi kuat baginya untuk meniti karier sebagai tentara.

 

“Setelah itu, saya punya cita-cita untuk menjadi seorang TNI karena saya ingin menjadi seorang yang berwibawa seperti para donatur-donatur kami terutama Bapak Asops Kopassus yang telah memberi motivasi kepada saya untuk menjadi tentara,” ungkapnya.

 

 

Danang berhasil menembus proses seleksi ketat TNI AD yang mengedepankan transparansi dan meritokrasi. Salah satu komandan di Kodam IV/Diponegoro menegaskan bahwa latar belakang tidak menjadi hambatan dalam rekrutmen.

 

“Nah ini lah bapak-bapak, ibu-ibu. Siapa pun, anak bangsa bisa menjadi tentara tanpa kita melihat dia anak siapa. Ini contohnya Danang, ini anak yatim, ibunya sampai sekarang enggak tahu kemana, tapi dia karena bagus seleksi kemarin jadi kita terima menjadi prajurit. Ya tepuk tangan dulu untuk Danang,” ujarnya dengan bangga.

 

 

Dalam sambutannya, Danang mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendidik dan membimbingnya hingga resmi menjadi prajurit.

Baca Juga :  Sekjend DPD AsMEN Kabupaten Bekasi: Jangan Takut untuk Berbeda

 

“Pertama-tama, saya mengucap rasa syukur karena saya dan teman-teman telah dilantik pada hari ini. Terima kasih untuk Bapak Panglima Kodam IV/Dip, Bapak Kasdam, Bapak Komandan Secata yang telah mendidik saya menjadi prajurit tangguh,” ucapnya.

 

Meski telah mencapai impian besarnya, Danang mengaku masih menyimpan satu harapan yang belum terpenuhi: bertemu kembali dengan ibunya yang telah lama menghilang.

 

“Setelah saya dilantik di sini, saya bertekad untuk bertemu dengan ibu saya tapi saya belum tahu keberadaannya. Misal ibu saya menemui saya, saya akan tetap terbuka karena bagaimana pun beliau adalah ibu saya. Saya kangen dengan ibu saya. Dimanapun ibu berada, saya akan tetap terbuka. Danang harap, ibu akan menemui Danang,” katanya dengan suara bergetar.

 

 

Kisah Danang menjadi simbol harapan bagi ribuan anak muda Indonesia yang sedang berjuang melawan keterbatasan. Ia membuktikan bahwa ketekunan dan keyakinan bisa mengubah masa depan, tanpa harus bergantung pada latar belakang atau kondisi keluarga. ***

 

 

 

(Redaksi)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Rizki

Sumber Berita: Rilis

Berita Terkait

Tak Harus Besi! Pilih Pagar Bambu yang Estetik dan Ramah Lingkungan
Mariyem, Penjual Pecel di Sudut Terminal yang Menyulut Ketulusan dan Keteguhan Hidup
Dari Pelosok Patia Menuju Mimbar Keadilan: Perlawanan Terhadap Nepotisme PPPK, Suara Perjuangan Guru Honorer di Pelosok Banten
Perjuangan Wijoyo, Pedagang Asal Tuban yang Tak Menyerah Lawan Sakit Urat Kejepit
Aldi, Tukang Cukur Garut yang Menebar Inspirasi di Pinggiran Jakarta
Sekjend DPD AsMEN Kabupaten Bekasi: Jangan Takut untuk Berbeda
Pendidikan Karakter Sejak PAUD Jadi Kunci Cegah Kenakalan Remaja
Puput Raih Nilai Sempurna UTBK 2021 dan Lolos ke Kedokteran UGM, Terinspirasi Perjuangan Nakes di Tengah Pandemi
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 17:12 WIB

Tak Harus Besi! Pilih Pagar Bambu yang Estetik dan Ramah Lingkungan

Jumat, 10 Oktober 2025 - 11:13 WIB

Mariyem, Penjual Pecel di Sudut Terminal yang Menyulut Ketulusan dan Keteguhan Hidup

Kamis, 9 Oktober 2025 - 10:13 WIB

Dari Pelosok Patia Menuju Mimbar Keadilan: Perlawanan Terhadap Nepotisme PPPK, Suara Perjuangan Guru Honorer di Pelosok Banten

Rabu, 8 Oktober 2025 - 14:37 WIB

Perjuangan Wijoyo, Pedagang Asal Tuban yang Tak Menyerah Lawan Sakit Urat Kejepit

Kamis, 25 September 2025 - 19:49 WIB

Aldi, Tukang Cukur Garut yang Menebar Inspirasi di Pinggiran Jakarta

Berita Terbaru

Ekonomi/Bisnis

Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 01:40 WIB

Peristiwa

Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

Jumat, 17 Okt 2025 - 16:22 WIB

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes