Jakarta, BeritaKita — PT Patra Drilling Contractor (PDC) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih di Indonesia, khususnya di sektor industri minyak dan gas (migas). Terbaru, PDC menggandeng PT Huawei Tech Investment (HTI), anak perusahaan Huawei di Indonesia, untuk menghadirkan teknologi PV (Photovoltaic) Microgrid dan Digital Power.
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Amandemen Nota Kesepahaman (MoU) oleh Direktur Utama PT PDC, Faried Iskandar Dozyn, dan Head of Digital Power Business Unit Huawei, Mr. Jin Song, di PDC Tower, Jakarta, Selasa (22/7).
Menurut Faried, kerja sama ini merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan untuk memfasilitasi para pemangku kepentingan di industri migas agar dapat beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.
> “Penggunaan teknologi PV Microgrid dan Digital Power adalah wujud nyata kontribusi kami bersama Huawei Tech Investment untuk mendorong industri migas yang lebih hijau sekaligus menciptakan masa depan yang berkelanjutan, ujar Faried.
Apa Itu PV Microgrid dan Digital Power?
PV Microgrid adalah sistem pembangkit listrik mandiri yang mengandalkan panel surya (photovoltaic) sebagai sumber utama energi. Sistem ini terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya, baterai penyimpanan energi, dan beban listrik (konsumen), yang seluruhnya terhubung dalam satu jaringan lokal.
Sistem ini dapat beroperasi secara terhubung dengan jaringan listrik utama (grid) maupun secara mandiri (islanded) saat terjadi pemutusan dari jaringan utama.
Sementara itu, Digital Power merupakan solusi berbasis teknologi digital yang mengoptimalkan pengelolaan sistem tenaga, termasuk microgrid, secara efisien dan cerdas.
Potensi Energi Surya di Industri Migas
Faried mengungkapkan bahwa penggunaan PV Microgrid dalam operasi migas di Indonesia masih sangat terbatas. Namun, potensinya sangat besar, terutama untuk menggantikan peran diesel generator di wilayah-wilayah terpencil yang belum terjangkau listrik PLN.
> “Selain mengurangi emisi karbon, teknologi ini juga meningkatkan efisiensi operasional, khususnya di area remote atau off-grid,” jelasnya.
Keunggulan Teknologi Huawei
Lebih lanjut, Faried menyampaikan bahwa PDC memilih Huawei Tech Investment karena keunggulan teknologinya, terutama dari sisi keamanan dan efisiensi perangkat. Huawei merupakan pionir dalam pengembangan Smart String Inverter dan Grid Forming ESS Platform yang telah mendapatkan sertifikasi tertinggi dari TÜV Rheinland, menjadikannya yang pertama di dunia.
Menuju Industri Energi yang Berkelanjutan
Melalui kolaborasi strategis ini, PDC dan Huawei berharap dapat mendorong akselerasi penggunaan energi terbarukan di sektor migas dan mewujudkan industri energi yang lebih tangguh, hijau, dan berkelanjutan di Indonesia.
“Ini bukan sekadar kerja sama teknologi, tetapi langkah konkret dalam mendukung agenda transisi energi nasional,” pungkas Faried. ***
Penulis : Suparmin
Sumber Berita: Liputan