Jakarta, BeritaKita—-Seorang pengemudi ojek online (ojol) mengaku menyerah dengan kondisi sistem Gojek yang berlaku saat ini. Ia menyampaikan keluh kesahnya melalui unggahan akun TikTok @aquaa yang kini ramai diperbincangkan.
Dalam curhatannya, ia menuturkan bahwa sudah tiga bulan terakhir dirinya berusaha tetap konsisten online. Namun, hasil yang diperoleh jauh dari harapan. Jumlah pesanan yang masuk tidak pernah lebih dari sepuluh order setiap hari.
Ia menambahkan, dalam sepekan terakhir situasi bahkan semakin parah. Orderan yang masuk hanya berkisar tiga, empat hingga tujuh kali saja dalam sehari. Menurutnya, kondisi tersebut membuat fisik dan pikiran kian lelah.
Pengemudi ojol itu mengaku sudah melakukan berbagai cara agar akun miliknya kembali normal. Ia sudah mencoba mengatur ulang akun, keluar masuk aplikasi, hingga mencari titik-titik keramaian yang dianggap spot bagus.
Namun, upaya itu tetap tidak membuahkan hasil. “Rapi sudah saya lakukan, main satu layanan sudah di-on, semuanya sudah. Tetap saja orderan tidak sampai sepuluh akhir-akhir ini. Capek, saya bingung harus gimana lagi,” ucapnya.
Situasi ini membuatnya merasa iba kepada keluarga di rumah. Ia menuturkan ada istri yang harus dinafkahi dan anak-anak yang mesti diberi makan. Kondisi orderan yang sepi jelas berdampak pada penghasilan sehari-hari.
Dalam keluh kesahnya, ia mengungkapkan rasa heran terhadap sistem yang berjalan sekarang. Menurutnya, potongan dari perusahaan semakin besar sementara jarak jemput pelanggan kerap tidak masuk akal.
Ia menyebutkan bahwa para pengemudi pun seolah ikut menanggung imbas dari permasalahan yang terjadi di level perusahaan. “Apa karena gara-gara owner-nya lagi ada masalah, sampai driver juga harus kena imbas. Tidak adil sebenarnya,” kata dia.
Meski kecewa, ia mengaku tidak memiliki pilihan lain selain tetap mengikuti aturan yang berlaku. Ia menyebut kondisi ini sebagai realitas yang mau tidak mau harus dijalani oleh para pengemudi di lapangan.
Ia kemudian membandingkan dengan sistem Gojek di masa lalu. Menurutnya, dulu bila akun bermasalah cukup dilakukan terapi dua hingga tiga hari. Setelah itu, akun kembali normal dan lebih mudah mendapat pesanan.
Kini situasinya berbeda. Ia mengatakan orderan semakin sulit diperoleh meski sudah mengikuti langkah-langkah yang dianjurkan. Kondisi tersebut menambah tekanan psikologis bagi dirinya dan banyak pengemudi lain.
Keluhan ini pun menjadi gambaran nyata kehidupan para driver ojol yang menggantungkan hidup pada platform digital. Mereka harus bersaing dengan banyak pengemudi lain, sementara jumlah konsumen tidak sebanding.
Ia mengungkapkan bahwa penghasilannya yang kian berkurang sangat berpengaruh pada kehidupan rumah tangga. Beban untuk membiayai kebutuhan pokok membuat tekanan semakin berat.
Meski begitu, ia tetap berusaha bertahan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ia menegaskan bahwa setiap hari tetap berangkat ke jalan, meskipun hasil yang diperoleh sangat minim.
Dalam curhatannya, ia juga menyinggung istilah “dunia Konoha” sebagai perumpamaan. Baginya, menjadi driver ojol berarti harus tunduk pada sistem yang berlaku meskipun dirasa merugikan.
Perubahan sistem yang diterapkan perusahaan dianggap sebagai faktor utama yang membuat kondisi semakin sulit. Pengemudi merasa tidak memiliki ruang untuk menyampaikan aspirasi agar sistem lebih berpihak.
Ungkapan ini sekaligus menjadi kritik terhadap perusahaan penyedia layanan transportasi online. Driver berharap ada perbaikan agar nasib mereka tidak semakin terpuruk.
Fenomena orderan sepi yang dialami banyak driver juga memperlihatkan realitas persaingan yang ketat. Jumlah mitra semakin padat, sementara pelanggan justru tidak bertambah secara signifikan.
Bagi sebagian besar pengemudi, pekerjaan ini adalah sumber nafkah utama. Karena itu, kondisi sepi orderan berpotensi menimbulkan masalah sosial di tingkat keluarga maupun masyarakat.
Keluh kesah yang dibagikan pengemudi tersebut pun mendapat banyak perhatian warganet. Banyak di antara mereka yang merespons dengan rasa empati sekaligus memberikan saran alternatif.
Situasi ini menjadi cerminan betapa beratnya perjuangan pengemudi ojol di tengah sistem digital yang kerap berubah. Mereka dituntut untuk selalu menyesuaikan diri, meski hasilnya tidak selalu sesuai harapan. ***
Editor : Redaksi
Sumber Berita: https://vt.tiktok.com/ZSDomHQyj/