“Ekonomi Indonesia Tangguh Hadapi Badai Global: APBN Surplus, Inflasi Terkendali, Lapangan Kerja Bertambah”

- Redaksi

Jumat, 13 Juni 2025 - 14:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Berita Kita – Di tengah tekanan ekonomi global yang masih berlangsung, Indonesia berhasil mempertahankan ketangguhan ekonominya. Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Mei 2025 menjadi bukti bahwa strategi fiskal yang adaptif dan hati-hati mampu menjaga stabilitas serta daya beli masyarakat.

 

Ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 4,87 persen secara tahunan (year-on-year) pada kuartal pertama 2025. Meski lebih rendah dibandingkan capaian kuartal pertama 2024 yang mencapai 5,03 persen, angka ini masih mencerminkan ketahanan ekonomi nasional di tengah tekanan global.

 

Sebagai pembanding, pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada periode yang sama hanya berada di angka 4,5 persen, sementara sejumlah negara Eropa tengah menghadapi risiko resesi akibat inflasi tinggi dan konflik geopolitik yang belum mereda.

 

Kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari konsumsi rumah tangga yang menyumbang sekitar 54,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Daya beli masyarakat tetap terjaga meski harga global dan suku bunga internasional mengalami kenaikan.

 

“Konsumsi rumah tangga menjadi pilar penting yang menopang pertumbuhan di tengah perlambatan ekspor,” ujar seorang pejabat di Kementerian Keuangan.

 

Dari sisi fiskal, hingga akhir kuartal pertama 2025, APBN Indonesia mencatat surplus sebesar Rp4,3 triliun atau 0,02 persen dari PDB. Surplus ini terjadi karena pendapatan negara tumbuh lebih cepat dibandingkan belanja negara. Realisasi pendapatan hampir mencapai 30 persen dari target tahunan, sedangkan belanja baru menyentuh 20–22 persen.

 

APBN 2025 tetap memainkan peran vital sebagai penopang perekonomian nasional. Pemerintah mengarahkan belanja untuk sektor strategis seperti infrastruktur dasar, bantuan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu, stimulus juga diberikan untuk meningkatkan konsumsi dan sektor pariwisata domestik, antara lain melalui program diskon transportasi selama libur sekolah Juni–Juli 2025.

Baca Juga :  Hari Pertama Pelatihan Bahasa Korea di Kampung Progreming Lebak Denok Cilegon

 

Kebijakan belanja yang produktif dan terukur dilakukan seiring upaya menjaga defisit anggaran tetap di bawah 3 persen dari PDB, demi menjaga kredibilitas fiskal di mata investor global dan lembaga pemeringkat internasional.

 

Di tengah ketidakpastian global, pemerintah juga berhasil menjaga inflasi dalam batas sasaran. Pada Mei 2025, inflasi tercatat sebesar 2,9 persen (yoy), masih dalam rentang target Bank Indonesia (2,5 ±1 persen). Ini menunjukkan keberhasilan dalam menjaga stabilitas harga, khususnya bahan kebutuhan pokok.

 

“Kestabilan harga menjadi bukti efektifnya koordinasi pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian pasokan serta distribusi,” ungkap seorang ekonom senior.

 

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 menjadi 2,8 persen, lebih rendah dari estimasi sebelumnya sebesar 3,2 persen. Dalam konteks ini, fleksibilitas kebijakan fiskal dan moneter Indonesia menjadi penopang penting dalam menghadapi tekanan eksternal.

 

Pemerintah tidak hanya berfokus pada pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga mempersiapkan fondasi untuk masa depan. Sejumlah langkah strategis telah disiapkan, termasuk reformasi perpajakan digital guna memperluas basis pajak, peningkatan efisiensi belanja negara, serta investasi pada pendidikan, kesehatan, dan ekonomi hijau.

 

“Digitalisasi sistem perpajakan akan membuka potensi besar dari sektor informal dan ekonomi digital yang selama ini belum tergarap maksimal,” ujar seorang pejabat Direktorat Jenderal Pajak.

Baca Juga :  Layanan Gojek Tetap Beroperasi Normal Meski Ada Aksi Demo Ojol

 

Pemerintah juga mendorong investasi pada sektor energi terbarukan dan teknologi bersih sebagai bagian dari transformasi menuju ekonomi berkelanjutan. Upaya ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menghadapi transisi energi global dan Revolusi Industri 4.0.

 

Namun demikian, tantangan masih membayangi. Ketimpangan permintaan global mulai berdampak pada ekspor Indonesia, khususnya ke negara-negara ASEAN yang mulai melambat. Di sisi lain, peningkatan impor mesin dan peralatan menunjukkan bahwa investasi domestik tetap tumbuh, namun juga menegaskan pentingnya penguatan sektor manufaktur bernilai tambah.

 

Pada kuartal pertama 2025, penciptaan lapangan kerja bertambah 3,6 juta orang. Walaupun angkatan kerja bertambah lebih banyak (3,7 juta), tingkat pengangguran terbuka hanya naik tipis dari 7,2 persen menjadi 7,3 persen. Sementara itu, secara proporsional terhadap total angkatan kerja, pengangguran justru menurun dari 4,82 persen menjadi 4,76 persen.

 

“Kami terus memperkuat program pelatihan tenaga kerja agar pertumbuhan ekonomi bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja baru,” tegas perwakilan Kementerian Ketenagakerjaan.

 

Sektor manufaktur, yang menjadi pilar pertumbuhan di masa lalu, dinilai perlu mendapatkan stimulus lebih lanjut. Pemerintah mempercepat belanja negara untuk mengatasi tekanan di sektor konstruksi dan pertambangan, serta memperkuat pembangunan ekonomi daerah melalui optimalisasi dana transfer ke daerah.

 

Dengan kombinasi kebijakan fiskal yang hati-hati, inflasi yang terkendali, serta pertumbuhan ekonomi yang solid, Indonesia dinilai memiliki fondasi kuat untuk menghadapi triwulan berikutnya. Kinerja positif ini memberikan optimisme bahwa pemulihan ekonomi nasional tidak hanya berlangsung, tetapi juga berkelanjutan. ***

Editor : Rizki

Sumber Berita: Rilis

Berita Terkait

Reuni Akbar Mahaputra 2025: Silaturahmi, Seni, dan Semangat Berkarya di Balai Sarwono
Hari Pertama Pelatihan Bahasa Korea di Kampung Progreming Lebak Denok Cilegon
Grab Peringatkan Risiko Pengangkatan Mitra Jadi Karyawan: UMKM dan Pengemudi Bisa Terdampak
Konflik Iran-Israel Memanas, Menko Airlangga: Belum Berdampak Langsung ke Ekonomi RI, tapi Harga Minyak Perlu Diwaspadai
PDC Raih TOP CSR Awards 2025 Berkat Program Berbasis Keberlanjutan
GoPay Bongkar Modus Penipuan Berkedok Kartu Fisik, Masyarakat Diimbau Waspada
Luhut Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen Lewat Program Unggulan Prabowo
PDC Gandeng Perusahaan Korea Selatan, Gastron, Kembangkan Unit Usaha Baru di Bidang Keamanan Industri
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 17:16 WIB

Reuni Akbar Mahaputra 2025: Silaturahmi, Seni, dan Semangat Berkarya di Balai Sarwono

Sabtu, 14 Juni 2025 - 15:20 WIB

Hari Pertama Pelatihan Bahasa Korea di Kampung Progreming Lebak Denok Cilegon

Sabtu, 14 Juni 2025 - 07:59 WIB

Grab Peringatkan Risiko Pengangkatan Mitra Jadi Karyawan: UMKM dan Pengemudi Bisa Terdampak

Sabtu, 14 Juni 2025 - 07:44 WIB

Konflik Iran-Israel Memanas, Menko Airlangga: Belum Berdampak Langsung ke Ekonomi RI, tapi Harga Minyak Perlu Diwaspadai

Jumat, 13 Juni 2025 - 14:20 WIB

“Ekonomi Indonesia Tangguh Hadapi Badai Global: APBN Surplus, Inflasi Terkendali, Lapangan Kerja Bertambah”

Berita Terbaru

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes