Subang, BeritaKita—-Langit di atas Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mendadak menjadi perhatian publik setelah munculnya fenomena aneh berupa gumpalan busa hitam yang melayang di udara. Kejadian tersebut sontak menghebohkan warga setempat, terutama karena busa itu menimbulkan bau menyengat yang mirip limbah pabrik.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (29/10/2025) pagi. Warga yang sedang beraktivitas di luar rumah dikejutkan dengan pemandangan tidak biasa, ketika melihat gumpalan berwarna hitam keabu-abuan melayang di langit dan perlahan turun ke area persawahan serta sebagian permukiman penduduk.
Awalnya, banyak warga mengira gumpalan itu hanyalah awan gelap biasa yang terbentuk akibat cuaca. Namun, ketika busa tersebut jatuh ke tanah, mereka mulai menyadari ada hal yang janggal karena muncul aroma menyengat dan tidak sedap.
Beberapa warga bahkan mengaku mencium bau yang menyerupai bau got atau limbah. Mereka panik karena khawatir busa tersebut mengandung zat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan.
Salah seorang warga yang sempat merekam kejadian itu melalui ponsel mengatakan bahwa busa tampak berwarna hitam pekat dan bergerak tidak beraturan di udara. “Awalnya saya kira awan, tapi lama-lama turun ke bawah. Pas nyium, baunya kayak limbah, menyengat banget,” ujarnya.
Video amatir yang menampilkan fenomena tersebut kemudian menyebar dengan cepat di media sosial. Dalam video itu, terdengar suara warga yang panik sambil memperingatkan orang lain agar menjauh dari lokasi. “Busa, bau, awas beracun. Busa ini,” teriak seorang warga dalam rekaman tersebut.
Fenomena itu tidak hanya terjadi di satu titik. Beberapa warga melaporkan bahwa busa serupa juga terlihat di daerah sekitar BMP dan beberapa titik lain di wilayah Subang. Hal ini menambah kepanikan warga yang khawatir akan dampak kesehatan dan lingkungan.
Menanggapi kejadian ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat segera menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan dan pengambilan sampel di lokasi kejadian. Langkah cepat diambil untuk memastikan asal-usul serta kandungan dari busa hitam tersebut.
Kepala DLH Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, membenarkan bahwa tim dari Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup (PPLH) sudah diterjunkan ke Subang. “Masih dicek oleh Tim Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup (PPLH),” ujar Ai saat dikonfirmasi pada Rabu (29/10/2025).
Ai menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan uji laboratorium terhadap sampel busa yang diambil dari lokasi. Hasil analisis tersebut akan menentukan apakah busa itu berasal dari aktivitas industri, bahan kimia tertentu, atau fenomena alam yang jarang terjadi.
Menurutnya, kejadian ini tidak bisa dianggap sepele karena berkaitan dengan kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Pemerintah daerah diminta untuk berkoordinasi dengan pihak pabrik dan perusahaan sekitar guna menelusuri kemungkinan adanya kebocoran limbah.
Beberapa warga yang ditemui di sekitar lokasi mengaku masih mencium aroma tak sedap hingga siang hari. Mereka memilih menutup jendela rumah dan menghindari area persawahan yang tertutup sisa busa.
Selain itu, sebagian warga juga mengeluhkan adanya iritasi ringan di hidung dan tenggorokan setelah menghirup udara di sekitar lokasi kejadian. Kondisi ini membuat mereka semakin cemas dan berharap pihak berwenang segera memberikan penjelasan resmi.
Fenomena ini menjadi bahan pembicaraan hangat di media sosial. Banyak netizen berspekulasi bahwa busa hitam itu merupakan hasil reaksi kimia dari limbah industri yang terbawa angin, meski dugaan tersebut belum dapat dipastikan.
Beberapa pengguna internet juga membandingkan kejadian ini dengan insiden serupa yang pernah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, di mana busa limbah pabrik mencemari sungai hingga terbawa ke permukaan tanah.
Pemerintah Kabupaten Subang turut mengimbau masyarakat agar tidak panik, namun tetap waspada. Warga diminta untuk tidak menyentuh atau bermain-main dengan sisa busa sebelum hasil pemeriksaan laboratorium keluar.
Petugas gabungan dari DLH, BPBD, dan aparat kepolisian kini melakukan pemantauan lanjutan di lapangan. Mereka juga menelusuri arah angin dan kemungkinan sumber pencemaran di sekitar kawasan industri.
Sampel udara dan tanah di lokasi kejadian turut diambil untuk diperiksa. Pemeriksaan ini diharapkan dapat mengungkap penyebab munculnya busa hitam tersebut, sekaligus memastikan tingkat keamanan bagi warga sekitar.
Hingga berita ini diturunkan, pihak DLH Jawa Barat masih menunggu hasil uji laboratorium. Warga setempat berharap pemerintah dapat segera memberikan kepastian mengenai keamanan lingkungan mereka.
Fenomena busa hitam di langit Subang kini menjadi sorotan publik, bukan hanya karena keanehannya, tetapi juga karena potensi bahayanya terhadap lingkungan. Pemerintah diharapkan dapat bergerak cepat agar kejadian serupa tidak kembali terulang. ***
Editor : Redaksi