JAKARTA, BERITAKITA || Film Esok Tanpa Ibu (Mothernet) resmi merilis official trailer dan poster pada Senin (15/12/2025) di Jakarta. Film ini merupakan produksi BASE Entertainment bersama Beacon Film dan Refinery Media, dengan dukungan Singapore Film Commission (SFC) serta Infocomm Media Development Authority (IMDA). Film tersebut dijadwalkan tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 22 Januari 2026.
Trailer Esok Tanpa Ibu menggambarkan kehidupan keluarga kecil Rama atau Cimot, seorang remaja yang sangat dekat dengan sang Ibu. Sosok Ibu menjadi tempat berbagi kegelisahan dan kebahagiaan, sementara hubungan Cimot dengan Ayahnya cenderung canggung dan penuh jarak. Kehangatan itu mendadak runtuh ketika sang Ibu mengalami koma, mengubah dinamika keluarga dan memicu konflik emosional antara Ayah dan anak.
Kondisi tersebut membuat Cimot kehilangan figur yang selama ini memberinya rasa aman. Ketidakmampuannya mengekspresikan duka justru memperlebar jarak dengan sang Ayah. Dalam situasi itu, Cimot menemukan cara bertahan melalui teknologi kecerdasan buatan bernama i-BU, yang memungkinkan sosok Ibunya hadir kembali dalam bentuk digital sebagai mekanisme coping atas rasa rindu dan kehilangan.
Momen emosional dalam trailer diperkuat dengan penggunaan lagu Jernih dari Kunto Aji serta Raih Tanahmu dari hara dan Nosstres. Klimaks cerita ditandai dengan kemunculan sosok Ibu dalam wujud kecerdasan buatan yang dapat berinteraksi dengan keluarga. Kehadiran ini menjadi simbol tarik-menarik antara kasih sayang manusiawi dan imitasi teknologi yang mencoba menggantikannya.
Official poster film menampilkan Dian Sastrowardoyo, Ali Fikry, dan Ringgo Agus Rahman berbaring di taman bunga putih dengan bingkai menyerupai layar gawai. Visual tersebut merepresentasikan tema utama film, yakni persinggungan antara cinta keluarga yang alami dan peran teknologi dalam mengisi kekosongan emosional manusia.
Produser Shanty Harmayn menyampaikan bahwa film ini melalui proses pengembangan yang panjang sejak masa pandemi. Ia menjelaskan bahwa cerita berangkat dari pengalaman personal penulis naskah Gina S. Noer dan Diva Apresya, yang kemudian berkembang menjadi refleksi lebih luas tentang keluarga dan pengaruh teknologi. “Dari banyak diskusi tentang relasi manusia dan teknologi, film ini terus berevolusi hingga akhirnya siap bertemu penonton,” ujar Shanty Harmayn.
Dian Sastrowardoyo, yang berperan sebagai Ibu sekaligus produser, menuturkan bahwa karakter tersebut merepresentasikan banyak sosok ibu dalam kehidupan nyata. Ia menegaskan bahwa peran ibu memiliki kedalaman emosional yang tidak tergantikan. “Ibu selalu memberi rasa aman dan dimengerti. Peran itu tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh siapa pun, bahkan oleh kecerdasan buatan,” kata Dian Sastrowardoyo.
Film yang disutradarai Ho Wi-ding ini juga dibintangi Ali Fikry, Ringgo Agus Rahman, Aisha Nurra Datau, dan Bima Sena. Melalui kisah kehilangan dan proses pemulihan relasi Ayah dan anak, Esok Tanpa Ibu menghadirkan drama keluarga yang relevan dengan realitas masyarakat modern. Film ini akan mulai diputar di seluruh bioskop Indonesia pada 22 Januari 2026. ***
Editor : Beritakita.click
Sumber Berita: Rilis