Jakarta, BeritaKita—Film horor terbaru berjudul Kuncen resmi diperkenalkan kepada publik dalam acara pemutaran perdana yang dihadiri oleh jajaran produser, pemain, serta sutradara. Film yang digarap oleh He Production dan Sinevara Pictures ini mengambil latar mistis di kawasan Gunung Merapi, mengangkat sosok kuncen sebagai penjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia gaib. Acara peluncuran berlangsung hangat dengan kehadiran media dan penonton yang antusias menyambut kisah urban legend yang dikemas modern. Kamis, (30/10).
Produser Rahul Bulani menjelaskan bahwa ide awal film ini berangkat dari naskah karya sutradara Jose Purnomo. “Awalnya saya tidak tahu apa arti kuncen,” ungkap Rahul. Ia kemudian mencari tahu dan mendapat penjelasan bahwa kuncen adalah sosok penjaga batas antara dunia gaib dan dunia manusia. “Saat saya dengar kisah tentang Mbah Marijan, baru saya paham betapa menariknya jika kisah seperti ini diangkat ke layar lebar,” tambahnya.
Rahul menegaskan bahwa film ini bukan sekadar horor, tetapi juga sarat dengan nilai persahabatan dan petualangan remaja. Ia menyebut bahwa semua pemain yang terlibat diperoleh melalui proses audisi yang ketat. “Mereka semua datang dengan usaha keras dan energi positif,” ujarnya. Kuncen dihadirkan bukan hanya untuk menakut-nakuti, melainkan juga sebagai sarana memperkenalkan kembali nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda.
Sementara itu, produser Fadi Iskandar menyoroti pentingnya sosok kuncen dalam budaya Indonesia. Menurutnya, peran kuncen sering kali terabaikan padahal mereka memiliki tanggung jawab besar menjaga keseimbangan alam dan spiritual di tempat-tempat sakral. “Kuncen itu ada di mana-mana, tidak hanya di gunung, tetapi juga di laut, bahkan di sekolah,” ujar Fadi. Ia menilai film ini sebagai cara untuk menghargai kembali eksistensi para penjaga tradisi tersebut.
Fadi menambahkan bahwa film Kuncen tidak hanya menampilkan unsur mistik, tetapi juga menyisipkan pesan moral tentang sopan santun dan empati. Ia menilai generasi muda kini cenderung melupakan nilai-nilai kesantunan yang dulu sangat dijunjung tinggi. Melalui film ini, penonton diajak untuk memahami pentingnya menghormati alam dan tradisi setempat, terutama ketika berhadapan dengan kekuatan tak kasat mata.
Sutradara Jose Purnomo menjelaskan bahwa pemilihan Gunung Merapi sebagai lokasi utama didasarkan pada riset mendalam mengenai tempat-tempat yang memiliki aura spiritual kuat. Ia mengaku percaya bahwa energi mistis di pegunungan memang nyata adanya. “Kami memilih Merapi karena auranya terasa kuat dan penuh kisah,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa proses syuting dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar tidak mengganggu keseimbangan alam di lokasi tersebut.
Selama proses produksi, tim menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kondisi cuaca ekstrem hingga medan yang sulit dijangkau. Produser eksekutif Vilani mengungkapkan bahwa hujan deras dan angin kencang kerap menghentikan proses syuting. Namun, seluruh kru tetap berkomitmen menyelesaikan pengambilan gambar di lokasi asli demi menghadirkan nuansa nyata dalam film. “Kami ingin penonton benar-benar merasakan atmosfer Merapi,” katanya.
Eksekutif produser Hira Syahir menambahkan bahwa film ini juga menampilkan keberanian karakter perempuan dalam menghadapi ketakutan. Ia menilai tokoh utama, Awindia, menjadi simbol keberanian anak muda masa kini yang didorong oleh rasa empati dan cinta. “Awindia berani menembus batas rasa takut demi orang yang ia sayangi. Itu bentuk ketulusan sekaligus kenekatan khas generasi muda,” jelasnya.
Sementara itu, Azela Putri yang memerankan karakter Awindia menceritakan pengalamannya selama proses syuting di tengah hutan dan cuaca dingin. Ia mengaku banyak belajar tentang arti keberanian dan ketulusan dari karakter yang diperankannya. “Rasa ingin tahu dan empati yang besar bisa menumbuhkan keberanian luar biasa,” ucap Azela. Proses syuting yang berat justru mempererat hubungan antar pemain karena mereka saling mendukung satu sama lain.
Aktris Davina Karawoy menuturkan bahwa membangun chemistry dengan rekan-rekannya berlangsung alami karena mereka sudah saling cocok secara pribadi. Ia menggambarkan karakternya sebagai sosok yang logis dan tegas di tengah teman-temannya yang emosional. “Mungkin aku juga akan bersikap seperti karakternya, tapi dengan sedikit lebih banyak empati,” kata Davina sambil tersenyum. Bagi Davina, film ini tidak hanya menegangkan, tetapi juga menyenangkan karena penuh keakraban di balik layar.
Film Kuncen dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 6 November 2025. Para produser berharap karya ini dapat membuka kembali kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghormati alam, tradisi, dan nilai spiritual yang diwariskan leluhur. Dengan menggabungkan horor, drama, dan petualangan, Kuncen hadir bukan hanya sebagai tontonan menegangkan, tetapi juga sebagai pengingat tentang keseimbangan antara dunia yang terlihat dan yang tak kasat mata.
Penulis : Rizki