Indramayu, BeritaKita—Di tengah arus modernisasi yang serba cepat, Al Zaytun membuktikan bahwa inovasi tidak selalu harus meniadakan tradisi. Justru, dengan sentuhan ilmiah, tradisi bisa dihidupkan kembali dalam bentuk yang lebih bermakna. Salah satu buktinya terlihat pada praktik penjemuran padi di lingkungan pendidikan Al Zaytun.
Menurut Haryanto Mardhoni, MP., pembimbing ekstra kurikuler pertanian,
metode penjemuran padi di Alzaytun menggunakan sistem “jejer tegakan”—yakni menyusun batang padi beserta malai dan jeraminya berdiri menyerupai pagar. Model penjemjran ini bukan hanya sekadar aktivitas pasca panen, melainkan sebuah bentuk pelestarian pengetahuan yang diwariskan lintas generasi.
Pendidikan Pertanian Sejak Bangku Sekolah
Keistimewaan Al Zaytun terletak pada keterlibatan para pelajar dalam seluruh proses inovasi pertanian. Lewat ekstrakurikuler pertanian, mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan mulai dari pengolahan lahan, sistem penanaman, hingga pasca panen.
Praktikum ini melibatkan siswa untuk memanen, mengikat, hingga menjemur padi dengan metode ilmiah sederhana. Dengan cara ini, Al Zaytun menanamkan pemahaman bahwa pertanian bukan sekadar pekerjaan fisik, tetapi juga bidang ilmu yang bisa dikembangkan dengan riset, inovasi, dan teknologi.
Sistem Jemur Padi: Ilmu dari Ladang untuk Dunia
“Metode jejer tegakan memiliki banyak keunggulan,” jelas Mardhoni. Ia menghemat lahan jemur, memanfaatkan sinar matahari dan angin dari dua sisi, serta menjaga kualitas bulir padi agar tidak cepat berjamur. Lebih dari itu, jerami yang kering masih dapat digunakan untuk pakan ternak atau pupuk organik.
Namun, menurut Mardhoni, metode ini tidak menutup mata pada kekurangan, seperti lamanya waktu pengeringan dan ketergantungan pada cuaca. Di sinilah peran inovasi hadir: Syaykh membuat terobosan dengan mengemas cara tradisional ini ke dalam pendekatan ilmiah, sehingga tetap relevan di era modern.
Harapannya, lahirlah generasi petani muda yang tidak hanya terampil, tetapi juga berpikir kritis dan berbasis ilmu pengetahuan.
Epilog: Dari Bulir ke Cendekia, Dari Sawah ke Dunia
Al Zaytun senantiasa melakukan inovasi tanpa henti, termasuk di bidang pertanian. Penjemuran padi bukan lagi sekadar kegiatan pasca panen, melainkan bagian dari proses pendidikan dan penciptaan peradaban. Dari jerih payah di sawah, lahir benih-benih pengetahuan yang akan tumbuh menjadi generasi baru petani cendekia.
Karena pada akhirnya, inovasi sejati adalah kemampuan mengawinkan tradisi dengan ilmu, sehingga dari bulir padi yang sederhana, dapat lahir gagasan besar untuk dunia. ***
Penulis : Ali Aminulloh