Yerusalem, Berita Kita — Iran meluncurkan serangan militer berskala besar terhadap Israel pada Sabtu tengah malam, menandai eskalasi paling signifikan dalam konflik kedua negara dalam beberapa dekade terakhir. Serangan tersebut terjadi sekitar pukul 00.30 waktu setempat dan melibatkan gelombang rudal balistik serta drone yang membombardir wilayah Israel dari Yerusalem, Tel Aviv, hingga ke permukiman-permukiman di Tepi Barat yang diduduki.
Sirene peringatan meraung di berbagai penjuru negeri, disusul dengan tembakan bertubi-tubi dari sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel. Saksi mata di Tel Aviv melaporkan terlihatnya kilatan cahaya terang di langit saat proyektil dicegat di udara, namun suara ledakan keras tetap terdengar dan mengguncang sejumlah bangunan.
Beberapa rudal dilaporkan berhasil menembus sistem pertahanan Israel. Akibatnya, sejumlah lokasi strategis mengalami kerusakan parah, termasuk pangkalan militer di wilayah selatan dan sebuah fasilitas infrastruktur vital di dekat Dimona. Sejumlah video dramatis yang beredar di media sosial menunjukkan saat sebuah rudal menghantam langsung ke bangunan bertingkat di jantung Tel Aviv.
Laporan awal menyebutkan puluhan warga sipil mengalami luka-luka, terutama akibat terkena pecahan kaca dan reruntuhan bangunan. Tim medis Israel terus melakukan perawatan darurat terhadap para korban, sementara jumlah korban jiwa masih dalam proses verifikasi.
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengklaim bertanggung jawab penuh atas serangan ini. Dalam pernyataan resmi yang disiarkan televisi pemerintah, juru bicara IRGC, Brigadir Jenderal Abol Fazel Sheekki, menyampaikan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk pembalasan atas pelanggaran kedaulatan Iran oleh Israel.
“Jika tidak mau diserang, jangan menyerang,” ujar Brigjen Sheekki.
“Kami telah memperingatkan rezim Zionis bahwa setiap agresi lebih lanjut akan dibalas dengan kekuatan penuh. Serangan malam ini adalah pelajaran bagi mereka yang berani mengancam keamanan Republik Islam.”
Menanggapi serangan itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, segera menggelar rapat darurat bersama kabinet keamanan nasional. Dalam pidato singkatnya kepada publik, Netanyahu menyatakan bahwa negaranya tidak akan tinggal diam.
“Iran telah melakukan kesalahan besar,” tegas Netanyahu.
“Kami akan membela negara kami dan warga kami dengan segala cara yang diperlukan. Setiap serangan terhadap Israel akan dibalas setimpal.”
Komunitas internasional pun bereaksi cepat atas insiden ini. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyerukan semua pihak untuk segera menahan diri guna menghindari meluasnya konflik.
Sementara itu, analis militer memperingatkan bahwa ketegangan ini bisa menjadi titik awal dari konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah. Dengan meningkatnya retorika dan serangan langsung antara dua kekuatan besar di kawasan tersebut, dunia kini menghadapi kekhawatiran serius akan pecahnya perang terbuka yang melibatkan berbagai negara sekutu di wilayah tersebut. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: https://youtu.be/H7UVwT63d5g?si=etbxZZ58AN5swvyp