Jakarta, BeritaKita — Dalam wawancara eksklusif bersama Greg Alba dari kanal The Real Rejects, sutradara ternama James Gunn mengungkapkan pandangannya soal karakter Superman, tekanan sebagai kreator, serta inspirasi di balik tokoh Mr. Terrific dalam film terbarunya.
Wawancara tersebut berlangsung dalam suasana penuh semangat dan kekaguman, saat Greg mendapat kesempatan langka untuk berbincang langsung dengan sosok yang kini memimpin arah kreatif DC Studios. Meski terlihat tenang di kamera, Greg mengaku gugup luar biasa.
“Detak jantung gue kenceng banget. Gue emang punya anxiety, dan sekarang makin parah. Tapi gue siap!” ucap Greg dengan jujur.
Suasana wawancara berlangsung akrab, dipenuhi canda, kekaguman, dan diskusi mendalam mengenai film Superman. Greg mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar terhubung dengan sosok Superman versi Gunn.
“Setengah jalan film ini, gue ngerasa, ‘Ini dia. Ini Superman gue.’ Kind, tapi punk rock gitu. Keren parah,” katanya penuh semangat.
Dalam percakapan itu, James Gunn menjelaskan bahwa karakter Superman yang ia tulis tidak hanya mencerminkan pahlawan super, tetapi juga sosok manusiawi yang sarat empati dan nilai moral. Gunn menegaskan bahwa penting untuk menunjukkan sisi rapuh dan konflik internal dalam diri Superman.
“Dia tuh orang yang super baik, selalu peduli… tapi juga punya kekurangan. Kadang terlalu idealis, kadang gegabah,” kata Gunn.
Gunn juga mengakui bahwa pengalamannya sebagai tokoh publik yang aktif di media sosial turut memberi warna pada narasi film tersebut. Ia merasa relate dengan tekanan sosial yang juga dialami Clark Kent dalam cerita.
“Kadang ada aja orang yang ngomong aneh-aneh, hal random banget… sampe gue mikir, ‘Anjir nih orang.’ Tapi ya sudahlah, gue harus sadar dan balik fokus,” ungkapnya dengan nada reflektif.
Ketika membahas karakter Mr. Terrific, Gunn menyebut seri The Terrifics sebagai sumber utama inspirasinya. Ia menyukai sisi unik, nyeleneh, sekaligus kompleks dari karakter tersebut yang menurutnya “stand out banget” dari karakter DC lainnya.
“Dia nggak sempurna, selalu punya sisi yang kompleks dan berantakan. Itu yang bikin dia menarik,” jelas Gunn.
Dalam bagian paling personal dari wawancara, Gunn membeberkan beban luar biasa yang ia tanggung saat harus menulis dan menyutradarai beberapa proyek besar DC sekaligus. Ia mengaku pernah mengalami kelelahan mental saat harus menyelesaikan Creature Commandos, Superman, dan Peacemaker Season 2.
“Pas nyampe ke Peacemaker, gue udah gak ngerasa fun lagi. Tapi ya udah, gue pikir, ‘Gak apa-apa deh, gue emang harus nulis ini semua,’” ungkapnya.
Gunn menceritakan pengalaman saat liburan Tahun Baru di Hawaii, di mana ia justru menghabiskan waktu menulis di kamar hotel.
“Gue bilang ke istri gue, ‘Hey, gue lagi nulis acara TV lo nih.’ Terus dia jawab, ‘Ya, gue lebih milih lo jadi suami gue sih, bukan showrunner,’” kisahnya dengan nada tertawa getir.
Meski demikian, Gunn tetap menekankan bahwa kunci dari semua proses kreatif adalah belajar melepaskan tekanan dan tidak menghakimi diri sendiri.
“Kerjaan gue sebagai penulis bukan buat ngerasa senang, kerjaan gue ya nulis. Kadang hasilnya jelek, kadang bagus, dan dari semua itu lo bisa dapet sesuatu yang magic,” tambahnya.
Menutup wawancara, Greg menyampaikan kekaguman dan rasa terima kasihnya atas film Superman yang dianggapnya memberi pengalaman emosional mendalam.
“Gue gak sabar nunggu orang-orang ngerasain film ini. Ini beneran sebuah pengalaman,” pungkas Greg.
Film Superman versi James Gunn kini menjadi salah satu karya paling dinanti dari semesta DC baru, yang tak hanya menjanjikan aksi spektakuler, tapi juga kedalaman emosional dan relevansi dengan dunia nyata. ***
Editor : Rizki
Sumber Berita: https://youtu.be/4t-FOhfPltk?si=F-0XcoJFCnd3IhZ2