Kang Arul Ungkap Perjalanan Menulis dan Pandangannya soal AI dan Media Sosial

- Redaksi

Kamis, 17 Juli 2025 - 18:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, BeritaKita — Program Asmen Tol: Ceritain Aja kedatangan narasumber istimewa, Kang Arul atau Rulli Nasrullah, seorang akademisi sekaligus penulis produktif. Dalam perbincangan santai bersama tim Asmen, Kang Arul mengungkapkan berbagai sisi kehidupannya sebagai dosen, blogger, penulis novel, dan konsultan komunikasi digital.

 

Ia menjelaskan bahwa aktivitas hariannya tak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Saya masih menulis buku, ngisi acara, menjadi konsultan di berbagai instansi, dan main game Mobile Legends untuk hiburan,” ujarnya sambil tersenyum.

 

Menurut Kang Arul, bermain game adalah salah satu cara meredakan ketegangan psikologis, meskipun harus dibatasi agar tidak berdampak negatif. Ia menilai e-sport sebagai bentuk olahraga digital yang tak hanya membutuhkan fisik, tetapi juga strategi dan kerja tim.

 

“Esport itu olah pikir dan strategi. Seperti main catur, tidak selalu butuh fisik yang bergerak, tapi membutuhkan konsentrasi tinggi dan peran yang jelas dalam tim,” jelasnya.

 

Saat ditanya soal produktivitasnya, Kang Arul mengaku telah menulis lebih dari 300 buku, baik akademik maupun fiksi.

 

“Saya menulis novel, kamus, cerita nabi, sampai buku psikologi untuk ibu hamil. Tapi nama asli hanya saya gunakan untuk buku-buku akademik,” katanya.

Baca Juga :  Tiga Pelajar Alami Transformasi Disiplin Usai Ikuti Pendidikan Militer di DODIK Lembang

 

Ia mengungkapkan bahwa motivasi utama menulis berasal dari kebutuhan ekonomi serta hasrat untuk meninggalkan warisan intelektual.

“Menulis buat saya bukan sekadar cari uang. Ini bagian dari proses dan bentuk ibadah. Saya ingin ada warisan ilmu yang terus mengalir pahalanya,” ungkapnya.

 

Kang Arul mengaku telah menulis sejak SMP dan sudah aktif mengirim karya ke media massa sejak SMA. Proses menulis baginya adalah latihan terus-menerus yang tidak pernah berhenti.

 

“Sampai hari ini saya masih membaca KBBI dan belajar kaidah bahasa. Karena untuk bisa menulis dengan baik, harus menguasai dasar-dasar bahasa Indonesia,” katanya.

 

Dalam sesi bincang-bincang itu, Kang Arul juga membagikan pengalamannya menggunakan tokoh-tokoh nyata dalam penulisan novel. Ia mengaku membutuhkan suasana khusus agar bisa menulis fiksi dengan mendalam.

 

“Kalau saya nulis tentang Twin Tower Malaysia, ya saya harus ke sana. Harus mengalami langsung agar bisa menggambarkan suasana secara otentik,” tuturnya.

 

Soal kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI), Kang Arul menilai bahwa AI bisa sangat membantu dalam proses penulisan jika digunakan secara bijak.

 

“AI itu praktis. Saya pernah coba menulis buku pakai AI dan dalam satu jam bisa jadi 200 halaman. Tapi secara moral, saya tidak menerbitkannya,” katanya tegas.

Baca Juga :  Puisi dan Lagu Jadi Medium Pendidikan Karakter di PKBM Al-Zaytun

 

Ia menambahkan bahwa AI hanya mampu mengompilasi data yang sudah ada, bukan menghasilkan pengetahuan orisinal. Oleh karena itu, ia mengajak penulis untuk tetap mengembangkan gagasan sendiri.

 

“AI bisa digunakan untuk membuat outline, tapi isi dan penjiwaannya tetap harus dari penulis,” ujarnya.

 

Tak hanya berbicara soal buku dan teknologi, Kang Arul juga menyinggung perubahan fungsi media sosial.

 

“Dulu medsos dipakai untuk bersilaturahmi. Sekarang jadi etalase bisnis, dan kekuatan influencer lebih besar dibanding iklan di media massa,” jelasnya.

 

Ia juga menyoroti tren pergeseran anggaran iklan dari media konvensional ke para influencer.

 

“Influencer itu sekarang jadi kiblat gaya hidup. Banyak brand lebih memilih mereka daripada media mainstream, karena bisa langsung menyasar target pasar,” katanya.

 

Dengan gaya bicara yang mengalir dan penuh humor, Kang Arul menyampaikan pengalamannya dalam dunia tulis-menulis, pendidikan, hingga fenomena digital masa kini. Ia pun menutup perbincangan dengan harapan agar generasi muda terus membaca dan menulis secara kritis serta bertanggung jawab.  ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Rizki

Berita Terkait

Puisi dan Lagu Jadi Medium Pendidikan Karakter di PKBM Al-Zaytun
Memanusiakan Manusia Melalui Pendidikan: Refleksi dari Al-Zaytun
Akademi TNI-AL Lahirlan Calon Pemimpin Naional Baru, KASAL Pimpin Tupdik Taruna AAL TA 2024/2025
Shaf Berjarak: Membaca Kembali Tradisi Salat Berjamaah di Mahad Al-Zaytun
Mengukir Arah Baru Pendidikan Non Formal: Kontekstualisasi, Revitalisasi, dan Inovasi Menuju Mutu
Membumikan Literasi dan Pemberdayaan Pendidikan Nonformal: Strategi Nasional Menyambut Hari Aksara Internasional 2025
Sekolah Rakyat Diresmikan, Anak-anak Miskin Dapat Kesempatan Emas untuk Ubah Masa Depan
PKBM Al Zaytun Hadiri Workshop Digitalisasi Pendidikan dari Ditjen PNFI Kemendikdasmen RI
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 18:33 WIB

Kang Arul Ungkap Perjalanan Menulis dan Pandangannya soal AI dan Media Sosial

Selasa, 15 Juli 2025 - 14:10 WIB

Puisi dan Lagu Jadi Medium Pendidikan Karakter di PKBM Al-Zaytun

Senin, 14 Juli 2025 - 09:08 WIB

Memanusiakan Manusia Melalui Pendidikan: Refleksi dari Al-Zaytun

Jumat, 11 Juli 2025 - 21:02 WIB

Akademi TNI-AL Lahirlan Calon Pemimpin Naional Baru, KASAL Pimpin Tupdik Taruna AAL TA 2024/2025

Kamis, 10 Juli 2025 - 19:43 WIB

Shaf Berjarak: Membaca Kembali Tradisi Salat Berjamaah di Mahad Al-Zaytun

Berita Terbaru

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes