Keakraban Prabowo dan Megawati Dinilai Cerminan Kenegarawanan Dua Tokoh Bangsa

- Redaksi

Senin, 2 Juni 2025 - 18:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Berita Kita — Momen kebersamaan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri dalam Upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, dinilai sebagai wujud sikap kenegarawanan dari kedua pemimpin nasional itu.

 

Penilaian tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Said Abdullah. Ia menyebut bahwa hubungan antara Prabowo dan Megawati telah terjalin lama, terlebih dalam hal-hal strategis yang menyangkut kepentingan negara.

 

“Hubungan keduanya terajut dengan baik sejak lama, baik dalam konteks politik, apalagi dalam urusan strategis menyangkut ideologi negara Pancasila,” ujar Said dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (2/6).

 

Keakraban itu juga tercermin dalam kunjungan silaturahmi Presiden Prabowo ke kediaman Megawati di kawasan Menteng, Jakarta, yang berlangsung pada Senin malam, 7 April lalu. Menurut Said, pertemuan itu merupakan bentuk penghormatan kepada para tokoh bangsa yang telah berjasa bagi negara.

 

Ia menilai bahwa semangat penghormatan yang ditunjukkan Prabowo akan menjadi aset penting dalam menjaga stabilitas politik dan mendorong agenda pembangunan nasional di masa mendatang.

 

Said juga menyoroti bagaimana dalam pidato resmi saat memimpin Upacara Hari Lahir Pancasila, Presiden Prabowo secara khusus menyebut nama Megawati sebelum menyapa tokoh-tokoh lainnya.

Baca Juga :  67 Personel Polres Serang Naik Pangkat, Wakapolres: Jadikan Momentum Ini Sebagai Motivasi dan Tanggung Jawab Lebih Besar

 

“Sangat terlihat Presiden Prabowo memberi tempat terhormat kepada Ibu Mega, baik selaku Presiden Kelima RI maupun sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP. Saya kira ini melampaui hubungan urusan pragmatis politik,” tuturnya.

 

Dalam pidato tersebut, Prabowo juga menekankan pentingnya persatuan nasional untuk menghadapi berbagai tantangan kebangsaan yang kompleks. Said mengatakan bahwa Megawati menyambut positif gagasan tersebut, karena sejalan dengan komitmen bersama menjaga keutuhan bangsa.

 

Lebih jauh, Said memandang hubungan baik antara Megawati dan Prabowo sebagai kelanjutan dari tradisi para pemimpin bangsa terdahulu, yang tetap menjaga silaturahmi meski memiliki perbedaan pandangan politik.

 

Ia mencontohkan bagaimana para tokoh masa lalu tetap menjalin hubungan yang baik meskipun berseberangan secara ideologis. Salah satunya adalah saat Buya Hamka memimpin salat jenazah Presiden Soekarno, kendati keduanya sempat bersilang pendapat dalam dunia politik.

 

“Kita juga teringat bagaimana Buya Hamka menjadi imam salat jenazah Presiden Soekarno, padahal hubungan mereka berdua cukup keras dalam soal politik,” imbuh Ketua Badan Anggaran DPR RI itu.

Baca Juga :  Pengamat ISSES Dorong Transparansi Promosi Jabatan di Tubuh TNI: “Prestasi Harus Jadi Tolok Ukur Utama”

 

Menurut Said, kesamaan nilai nasionalisme yang dimiliki Prabowo dan Megawati menjadikan keduanya memiliki kedekatan batiniah, terutama menyangkut tanggung jawab sejarah dan masa depan bangsa.

 

“Hal-hal seperti ini hanya bisa dimaknai dan dipahami oleh mereka yang memang sudah zuhud dalam berbangsa dan bernegara sehingga cara pandang kita tidak semata politik lahiriah yang cenderung naik turun dan dinamis,” ucapnya.

 

Dalam pelaksanaan upacara yang berlangsung khidmat tersebut, Megawati hadir dan berdiri bersebelahan dengan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sebelum upacara dimulai. Keakraban mereka juga terlihat dalam interaksi santai di ruang tunggu Gedung Pancasila.

 

Pada salah satu momen, Presiden Prabowo sempat berkelakar kepada Megawati yang duduk di hadapannya. “Ibu agak kurus, Bu. Waduh, luar biasa. Ibu kurus. Diet Ibu berhasil,” ucap Prabowo disambut respons Megawati, “Oh iya, diet kurus itu,” katanya sambil tersenyum.

 

Kehangatan itu menandai hubungan yang bukan hanya bersifat formal, melainkan juga mencerminkan nilai-nilai saling menghormati dan kedekatan personal di antara dua tokoh penting dalam sejarah politik Indonesia. ***

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Rizki

Sumber Berita: Rilis

Berita Terkait

Ketua DPC Jakarta Utara Soroti RAPIMNAS AWPI 2025 Bertema Indonesia Emas
Ketum AWPI, “Saya Masih Punya Hutang Moral
Rapimnas AWPI 2025 Perkuat Sinergi Pers Nasional dan Pemerintah Menuju Indonesia Emas
KJRI Hamburg Selenggarakan Seminar Kesehatan Mental untuk WNI di Jerman
Korupsi di Indonesia Sudah Menjadi Ekosistem yang Menggurita
Ketua Umum Agus Flores Pimpin Sumpah Setia dan Pelantikan Ketua DPW FRN se-Indonesia
Sobat Dukcapil Permudah Warga Tangerang Urus Dokumen Kependudukan
Polda Jateng Gelar Kapolda Cup 2: Ajak Anak Muda Ubah Energi Tawuran Jadi Prestasi di Gelanggang
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 12:28 WIB

Ketua DPC Jakarta Utara Soroti RAPIMNAS AWPI 2025 Bertema Indonesia Emas

Rabu, 15 Oktober 2025 - 03:34 WIB

Ketum AWPI, “Saya Masih Punya Hutang Moral

Senin, 13 Oktober 2025 - 22:13 WIB

Rapimnas AWPI 2025 Perkuat Sinergi Pers Nasional dan Pemerintah Menuju Indonesia Emas

Senin, 13 Oktober 2025 - 11:20 WIB

KJRI Hamburg Selenggarakan Seminar Kesehatan Mental untuk WNI di Jerman

Senin, 13 Oktober 2025 - 07:50 WIB

Korupsi di Indonesia Sudah Menjadi Ekosistem yang Menggurita

Berita Terbaru

Ekonomi/Bisnis

Koperasi Merah Putih, Gerakan Baru Menuju Ekonomi Kerakyatan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 01:40 WIB

Peristiwa

Sempati 89 Berduka Kehilangan Sosok Peduli Sesama

Jumat, 17 Okt 2025 - 16:22 WIB

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes