Jakarta, Berita Kita – Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar menghimbau Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) untuk berkolaborasi dengan Kementerian Agama dalam implementasi trilogi kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Permohonan tersebut disampaikan di hadapan ratusan tokoh dan cendekiawan Muslim yang hadir pada acara Silaturahim Kebangsaan ICMI yang diselenggarakan bersamaan dengan Halal Bi Halal ICMI dan Silaturahim Tokoh Bangsa, Senin (5/5/2025) malam di Jakarta.
“Trilogi kerukunan itu adalah antara sesama umat Islam maupun kepada pemeluk agama lain, juga antara manusia dan alam semesta dan hubungannya kepada Tuhan, itu haruslah selaras agar terwujud kerukunan, dan saya yakin anggota ICMI mampu melakukannya,” kata Menag melalui keterangan di Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Menag Nasaruddin menekankan peran strategis Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang dipandang mampu menjadi pemimpin peradaban Islam global. Beliau mengungkapkan bagaimana dunia internasional menaruh harapan tinggi terhadap toleransi dan moderasi beragama yang dipraktikkan di Indonesia.
“Banyak negara menginginkan, agar Indonesia membangun masjid seperti Istiqlal di negaranya. Mereka melihat Istiqlal sebagai role model masjid yang mampu menghadirkan kebersamaan bukan hanya antara sesama Muslim tapi juga dengan pemeluk agama lainnya,” ujarnya.
Menag juga menyoroti bagaimana Mesir, sebagai salah satu pusat peradaban Islam tertua, mengakui potensi Indonesia untuk memimpin dunia Islam kontemporer. “Mesir bahkan menginginkan agar Indonesia menjadi pemimpin peradaban dunia Islam saat ini karena Indonesia dianggap mampu menghadirkan kesejukan dalam keberagaman bangsa Indonesia,” tegas Nasaruddin.
Prof. Nasaruddin mengajak seluruh peserta untuk mensyukuri kondisi keberagamaan di Indonesia yang relatif harmonis dibandingkan negara-negara lain. “Kita bersyukur, menjadi Muslim di Indonesia meski tidak ada seorang pun Nabi dibangkitkan di Indonesia namun pengamalan Islam cukup baik dan mayoritas penduduknya beragama Islam yang dibimbing cukup dengan ustadz dan ulama,” jelasnya.
Apresiasi tersebut didasari oleh kemampuan Indonesia mengelola keberagaman etnis, budaya, dan bahasa tanpa menimbulkan konflik berkepanjangan yang sering terjadi di wilayah lain. “Karena itu, saya tekankan agar kita bersyukur menjadi Muslim di Indonesia,” kata Menag Nasaruddin Umar.
Merespons himbauan tersebut, Ketua Umum ICMI Prof. Dr. Arif Satria memaparkan berbagai capaian organisasi selama periode kepemimpinannya 2021-2026. Menurutnya, program-program ICMI merupakan implementasi dari konsep ulul albab yang termaktub dalam Al-Quran.
“Kita sudah menyelesaikan pembangunan dan renovasi Gedung ICMI Center, Pembangunan Masjid dan Pondok Pesantren ICMI, Pembenahan database anggota ICMI, Laziz ICMI, Pokja Beasiswa ICMI, Pembentukan Halal Center, Pembentukan Pokja Pangan dan Koperasi, Pembangunan dan Pembinaan Desa Cendekia ICMI, Pembentukan Badan Reaksi Cepat (Baret ICMI), Penerbitan Jurnal Ulumul Quran serta Dialektika ICMI,” jelasnya.
Prof. Arif juga menggarisbawahi tantangan kontemporer yang dihadapi cendekiawan Muslim, terutama terkait perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan perubahan iklim global. “Cendekiawan Muslim juga ditantang untuk mengatasi dampak perkembangan AI dan perubahan iklim dunia yang sangat berpengaruh bagi kehidupan umat manusia,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Arif menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama yang konsisten mendukung berbagai inisiatif ICMI dalam pembangunan masyarakat Muslim Indonesia.
Acara Silaturahim Kebangsaan ICMI dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional terkemuka, termasuk Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Dr. Marwah Daud Ibrahim, jajaran Pengurus Pusat ICMI, serta perwakilan Pengurus Wilayah (Orwil) dan Pengurus Daerah (Orda) ICMI dari berbagai daerah. Hadir pula penyanyi religi Haddad Alwi dan qari internasional Ustaz Syamsuri Firdaus yang turut menyemarakkan acara tersebut.
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi penguatan sinergi antara pemerintah dan organisasi cendekiawan dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang rukun dan toleran sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. ***
(Redaksi)
Editor : Rizki
Sumber Berita: Rilis
