JAKARTA, BERITAKITA || Suasana haru menyelimuti halaman RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jumat (7/11) malam. Di antara sirene ambulans yang datang silih berganti, para tenaga medis bergerak cepat memberikan pertolongan kepada puluhan korban ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada siang harinya. Ledakan yang terjadi sekitar pukul 12.09 WIB itu mengguncang lingkungan sekolah dan menyisakan kepanikan di kalangan siswa, guru, dan warga sekitar.
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri, total ada 54 orang yang mengalami luka-luka akibat insiden tersebut. Mereka terdiri dari siswa, guru, dan petugas kebersihan yang berada di sekitar lokasi kejadian. “Data awal yang kami terima kurang lebih 54 korban. Ada yang mengalami luka ringan, luka sedang, dan sebagian sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan,” ujar Asep kepada wartawan.
RS Islam Jakarta Cempaka Putih Bergerak Cepat
Begitu informasi diterima, pihak RS Islam Jakarta Cempaka Putih segera menyiagakan tim tanggap darurat. Ruang gawat darurat dibuka penuh, sementara tenaga medis tambahan dikerahkan dari berbagai unit. Direktur RS Islam Jakarta, dr. H. Fauzi Maulana, menjelaskan bahwa rumah sakit berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para korban.
“Begitu para korban tiba, kami langsung melakukan triase untuk menentukan prioritas penanganan. Beberapa pasien mengalami luka bakar ringan dan lecet akibat serpihan kaca, namun ada juga yang perlu menjalani perawatan intensif,” ungkapnya. Ia menambahkan, pihak rumah sakit juga membuka posko informasi bagi keluarga korban yang datang mencari sanak saudaranya.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Kabar ledakan ini segera mengundang simpati luas. Sejumlah relawan dan organisasi kemanusiaan tampak berdatangan membawa bantuan logistik seperti makanan ringan, air mineral, hingga pakaian ganti. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengirimkan tim psikolog dari Dinas Pendidikan untuk memberikan pendampingan trauma kepada siswa.
Salah satu relawan dari komunitas kemanusiaan, Nur Aini (27), mengatakan bahwa kehadiran mereka bukan hanya untuk membantu kebutuhan fisik, tetapi juga untuk memberikan dukungan moral. “Banyak siswa yang masih shock, mereka menangis saat menceritakan kejadian tadi siang. Kami berusaha menenangkan mereka dan memastikan mereka merasa tidak sendiri,” ujarnya.
Doa dan Harapan untuk Pemulihan
Meski suasana di rumah sakit penuh ketegangan, semangat saling membantu terlihat di setiap sudut. Para orang tua saling menguatkan, sementara tenaga medis terus bekerja tanpa henti. Di luar rumah sakit, warga sekitar turut berdatangan untuk menyumbangkan darah bagi korban yang membutuhkan transfusi.
Kepala Sekolah SMA 72, Suharto, M.Pd, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang bergerak cepat membantu warganya. “Kami sangat berduka atas kejadian ini, tetapi juga bersyukur atas kepedulian semua pihak. Semoga seluruh korban segera pulih dan kegiatan belajar dapat kembali berjalan dengan aman,” katanya.
Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti ledakan tersebut. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak menyebarkan spekulasi atau informasi yang belum terverifikasi. “Mari kita fokus membantu para korban dan keluarga mereka. Empati dan solidaritas adalah hal yang paling dibutuhkan saat ini,” tutup Irjen Asep. ***
Penulis : Dadan