Ketegangan Memuncak di Laut Merah: Rudal Israel Gempur Suriah, Iran Siap Luncurkan Perang Terakhir

- Redaksi

Jumat, 18 Juli 2025 - 20:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, BeritaKita–Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah kembali meningkat tajam. Pada Minggu, 6 Juli 2025, Israel meluncurkan operasi militer besar bertajuk “Black Flag” yang menargetkan sejumlah wilayah strategis di Yaman. Operasi ini menjadi babak baru eskalasi konflik bersenjata antara Israel dan kelompok Houthi yang didukung Iran.

 

Dalam operasi tersebut, sekitar 20 jet tempur dikerahkan untuk menghantam pelabuhan Hodeida, Ras Isa, Alalif, dan fasilitas pembangkit listrik Kraskanatib. Lokasi-lokasi ini dikenal sebagai jalur logistik penting yang dikuasai Houthi. Serangan paling mencolok terjadi di Ras Isa, ketika rudal Israel menghancurkan kapal kargo Galaxy Leader, yang sebelumnya disita oleh kelompok Houthi pada November 2023.

 

Bagi Israel, Galaxy Leader bukan sekadar kapal biasa. Kapal ini dinilai sebagai aset strategis yang digunakan Houthi untuk memantau pergerakan kapal dagang internasional dan mengoordinasikan serangan drone. Penghancuran kapal tersebut dianggap sebagai langkah Israel untuk melemahkan kontrol Houthi di Laut Merah.

 

Namun, Houthi segera memberikan balasan. Dalam pernyataan resmi, mereka menyatakan bahwa seluruh kapal yang berafiliasi dengan Israel adalah target sah. Serangan balasan pun dilancarkan terhadap kapal dagang Magicis berbendera Liberia yang dituduh memiliki koneksi dengan perusahaan Israel. Delapan kapal cepat dan rudal USV dikerahkan, menyebabkan kapal itu rusak parah dan akhirnya tenggelam, meski seluruh awak berhasil diselamatkan.

 

Ketegangan terus meningkat ketika pesawat pengintai Jerman yang tergabung dalam misi Uni Eropa “Aspides” menjadi korban serangan sinar laser di wilayah operasi. Berlin menuduh kapal perang Cina sebagai pelaku penembakan laser yang mengganggu sistem navigasi pesawat, memaksa misi itu dihentikan. Tuduhan ini dibantah keras oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning, yang menyatakan bahwa kapal mereka berada di Teluk Aden, bukan di zona operasi Eropa.

Baca Juga :  Pakistan Tegaskan Sikap Tertahan Hadapi Ketegangan dengan India

 

Tak lama setelah insiden laser tersebut, satu kapal lagi bernama Eternity Sea resmi tenggelam di Laut Merah. Kapal ini diserang selama dua hari berturut-turut dengan rudal jarak pendek dan granat berpeluncur roket. Serangan tersebut menewaskan empat awak dan menyebabkan 14 lainnya hilang. Houthi mengklaim kapal itu tengah menuju pelabuhan Eilat di Israel.

 

Sejak November 2023, kelompok Houthi telah menyerang lebih dari 100 kapal dagang di Laut Merah, menenggelamkan empat di antaranya dan menewaskan delapan orang. Jalur pelayaran strategis itu kini tidak lagi aman, bahkan telah berubah menjadi zona perang terbuka antara kekuatan global.

 

Sementara itu, Israel juga menggempur wilayah Damaskus dan Suida di Suriah, menargetkan Kementerian Pertahanan, kompleks Istana Presiden, gudang senjata, dan konvoi militer Rusia. Pemerintah Suriah menyebutkan bahwa serangan ini menyebabkan kematian warga sipil dan kerusakan infrastruktur penting. Israel berdalih bahwa operasi tersebut dilakukan untuk melindungi komunitas Druze yang terjebak konflik sektarian.

 

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa rezim Suriah merupakan ancaman nyata. Ia menyatakan, “Kami tidak akan membiarkan kekuatan asing memperkuat posisinya di dekat perbatasan kami.”

 

Menteri Pertahanan Israel juga menambahkan bahwa operasi militer akan terus dilanjutkan hingga pasukan pemerintah Suriah menarik diri dari wilayah Suida.

 

Sementara itu, ketegangan dengan Iran terus memuncak meskipun telah diumumkan gencatan senjata oleh Presiden AS Donald Trump. Pemerintah Iran melalui pernyataan resmi menyebutkan bahwa perang berikutnya dengan Israel akan menjadi “perang terakhir”.

 

Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, juru bicara angkatan bersenjata Iran, memperingatkan bahwa negaranya siap meluncurkan ratusan rudal per hari jika Israel melanjutkan agresi. “Kami telah mempelajari titik-titik lemah pertahanan Israel dan siap mengeksekusi respons mematikan,” ujarnya.

Baca Juga :  Trump dan Zelensky Sepakat Produksi Drone Tempur Bersama Hadapi Agresi Rusia

 

Iran juga disebut tengah memulihkan dan memperkuat persenjataan rudalnya, termasuk pengembangan rudal hipersonik seperti Fattah dan Kheibar Shekan, serta kemungkinan pengadaan sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia. Beberapa pengamat bahkan meyakini bahwa Iran diam-diam mempersiapkan kekuatan nuklir sebagai opsi terakhir.

 

Di tengah klaim ini, dukungan terhadap Iran pun mengalir dari sejumlah negara. Pakistan dan Korea Utara disebut-sebut siap turun tangan jika Iran diserang. Rusia dan Cina juga berpotensi memberi dukungan, mengingat eratnya hubungan militer dan strategis dengan Teheran.

 

Kedatangan Jenderal Michael Kurilla, Komandan US Central Command, ke Tel Aviv turut memicu spekulasi bahwa Israel dan Amerika tengah mempersiapkan langkah militer baru. Dugaan ini diperkuat dengan laporan bahwa pesawat kargo militer AS telah mendarat di Bandara Ben Gurion, membawa persenjataan untuk Israel.

 

Di tengah meningkatnya konflik dan saling tuduh antar pihak, Laut Merah kini berubah menjadi panggung utama perebutan pengaruh global antara dua poros kekuatan: Cina, Iran, dan kelompok Houthi di satu sisi, serta Amerika Serikat, Israel, dan negara-negara NATO di sisi lain.

 

Para analis memperingatkan bahwa jika situasi ini terus berlanjut tanpa ada langkah deeskalasi nyata, dunia akan menghadapi potensi pecahnya perang regional besar yang dapat mengguncang keseimbangan politik global.

 

Jika ingin saya pecah menjadi beberapa bagian berita atau fokus pada satu konflik saja (misalnya konflik Israel–Suriah atau insiden laser Cina–Jerman), silakan beri arahan lanjutan.  ***

Editor : Rizki

Berita Terkait

Iran Bersiap Hadapi Israel: Ancaman “Perang Akhir” dan Rudal Hipersonik Picu Ketegangan Global
Bencana Beruntun Landa AS, Ribuan Warga Mengungsi dan Korban Jiwa Terus Bertambah
Trump Incar Tembaga RI, BKPM Dorong Ekspor Produk Hilirisasi
Presiden Brasil dan Prabowo Kompak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB
Citra Satelit Ungkap Kehancuran Parah di Pelabuhan Hodeida Pasca Serangan Udara Israel
Terungkap! Isi Rincian Gencatan Senjata Gaza Selama 60 Hari Saat Netanyahu Bertolak ke Gedung Putih
Prabowo Debut di KTT BRICS 2025, Indonesia Resmi Tampil Sebagai Anggota Tetap
Trump dan Zelensky Sepakat Produksi Drone Tempur Bersama Hadapi Agresi Rusia
Berita ini 49 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 18:36 WIB

Iran Bersiap Hadapi Israel: Ancaman “Perang Akhir” dan Rudal Hipersonik Picu Ketegangan Global

Jumat, 18 Juli 2025 - 14:48 WIB

Bencana Beruntun Landa AS, Ribuan Warga Mengungsi dan Korban Jiwa Terus Bertambah

Rabu, 16 Juli 2025 - 12:20 WIB

Trump Incar Tembaga RI, BKPM Dorong Ekspor Produk Hilirisasi

Kamis, 10 Juli 2025 - 14:08 WIB

Presiden Brasil dan Prabowo Kompak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB

Kamis, 10 Juli 2025 - 13:40 WIB

Citra Satelit Ungkap Kehancuran Parah di Pelabuhan Hodeida Pasca Serangan Udara Israel

Berita Terbaru

Kenali gejala diabetes

Nenavin memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi penderita diabetes