Jakarta, BeritaKita-– Ketua Yayasan Al Amin Fisabilillah Indonesia, Vaturrahman, menyatakan komitmennya untuk menjadikan Dapur MBG (Menu Bergizi Gratis) yang dikelola pihaknya di Marunda Baru 1, Jakarta Utara, sebagai dapur percontohan nasional dalam program pemenuhan gizi masyarakat. Selasa, 14 Oktober 2025.
Peresmian Dapur MBG tersebut turut dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat, di antaranya Dandim 0502 Jakarta Utara Kolonel Infantri Dony Gredinand, S.H., M.Tr (Han), M.I.Pol, Camat Cilincing Devika Romani yang diwakili oleh Nursetiyono, Danramil Cilincing Mayor Akm Hawang, Kapolsek Cilincing AKP Bobi Subasti yang diwakili oleh Ipda Sugeng, serta PLT Lurah Marunda Victor Hotma Parulian. Hadir pula perwakilan PPJI (Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia), Kepala SPPG Marunda Louise David Haganta, Ketua RW 63 Ibu Indah, Ketua RT 12 Ibu Ami, serta para guru dan masyarakat sekitar.
Dalam sambutannya, Vaturrohman menyampaikan bahwa kehadiran Dapur MBG merupakan bentuk dukungan nyata terhadap program pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, melalui Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertujuan memberikan makanan bergizi bagi 82 juta penerima manfaat, mulai dari siswa TK hingga SMA, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Kami ingin ikut berpartisipasi dalam program yang sangat mulia ini. Walaupun besar, kami sadar risikonya juga tidak kecil. Karena itu, kami berkomitmen menjaga kualitas, kebersihan, dan standar tertinggi agar dapur kami bisa menjadi contoh yang baik,” ujar Vaturrahman.
Ia menegaskan bahwa seluruh kegiatan pengolahan makanan di Dapur MBG akan mengikuti standar kesehatan dan kebersihan ketat. Setiap dapur diwajibkan memiliki sertifikasi SLAS dari Dinas Kesehatan, menjalani uji laboratorium bahan pangan, serta memastikan sertifikasi halal dari Kementerian Agama melalui BPJPH.
Selain itu, seluruh 52 karyawan dapur diwajibkan mengikuti pelatihan pengelolaan makanan, termasuk pelatihan berstandar AISO dan chef internasional, guna memastikan setiap hidangan memenuhi kaidah gizi dan keamanan pangan.
Vaturrahman juga menyoroti pentingnya pengelolaan bahan baku dan ketepatan waktu distribusi makanan. Ia menegaskan bahwa pihaknya lebih memilih menanggung kerugian daripada menyajikan bahan makanan yang tidak layak konsumsi.
“Kalau makanan berbau sedikit saja, langsung kami buang. Kami tidak kompromi soal kualitas,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kapasitas produksi Dapur MBG diatur secara bertahap untuk menjaga efisiensi dan mutu. Satu kali proses memasak hanya mencakup sekitar 1.500 porsi yang dikirim dalam tiga tahap pukul 6, 8, dan 10 pagi agar makanan tetap segar ketika sampai ke penerima.
Di akhir sambutannya, Vaturrohman berharap Dapur MBG Marunda dapat menjadi inspirasi bagi dapur-dapur lain di seluruh Indonesia.
“Kami ingin menjadi mitra pemerintah yang andal, mendukung agar anak-anak Indonesia bisa tumbuh sehat dengan makanan bergizi. Semoga Dapur MBG Marunda bisa menjadi dapur percontohan bagi semua,” tutupnya. ***
Penulis : Dadan